"Nenek cepat sembuh, kami mengkhawatirkan mu" ucap Sarah sedih.
Ajeng melotot, ia kembali terlihat marah, entah dosa apa yang ibu dan anak itu lakukan pada Ajeng sehingga nenek tua itu sangat membenci keduanya.
Karena luapan emosi yang tinggi, Ajeng merasa dadanya sesak lalu tak sadarkan diri.
semua orang terkejut, Sandra langsung histeris mencoba membangunkan neneknya
Sementara Fadly langsung memanggil dokter, setelah dokter memeriksa, wajah dokter itu terlihat muram.
Alat EKG kembali di pasang.
Sandra menangis menatap neneknya yang kembali dalam kondisi buruk.
Nenek Ajeng kembali dalam kondisi koma.
Dokter sangat shock, sebab ia sudah melihat kondisi Ajeng sudah stabil beberapa waktu lalu, namun kini.....
Dokter memerintahkan sementara waktu tak mengizinkan seorangpun masuk ke dalam ruangan steril itu sampai kondisi Ajeng di nyatakan kembali stabil.
Sandra terus menangis dalam pelukan Mery.
ia baru saja bisa bernafas lega neneknya sudah siuman, kini kondisi neneknya kembali memburuk.
ia menyesali tindakannya menghubungi om nya
kalau saja ia tak mengabari Fadly, mungkin nenek tidak akan seperti ini lagi
" Sandra istirahatlah, biar om yang jaga"ucap Fadly merasa kasihan pada keponakannya
"Tidak om, om saja yang pulang, bawa anak istri om pulang" ucap Sandra dingin.
Fadly mengepalkan tangannya.
ia juga menyadari jika keadaan mamanya karena emosi melihat dua orang yang di bawanya.
Fadly ingin mengatakan sesuatu, namun melihat keponakanya sangat terpukul, ia urung dan pamit pulang.
Malam harinya melihat kondisi Ajeng yang stabil dokter memperkenankan hanya satu orang yang bisa masuk ke dalam ruangan itu.
Semalaman Sandra terus berada di samping neneknya, ia sholat dan bersujud memohon agar neneknya bisa sembuh hingga setelah sholat subuh, Sandra mendengar suara erangan nenek Ajeng
"Ehmmmmmmehh"
"Nenek huhuhu.
kau membuatku takut nek.
jangan pergi nek aku hanya punya kau" ucap Sandra memeluk Ajeng
kali ini Ajeng tersenyum dan mengangguk, ia merasa umurnya tidak lama lagi
Sandra memanggil Mery untuk menjaga neneknya, sementara ia memanggil dokter
"Jangan pergi cucuku.
aku sudah tak kuat lagi, jangan pergi!!!!!!" nenek Ajeng berusaha menyampaikan keinginannya agar Sandra tak pergi,
namun Sandra malah berlari memanggil dokter kini tinggal Bu Meri yang berdiri di samping nenek
"Nyonya besar, anda harus sembuh.
Sandra membutuhkan anda" ucap Merry menitikkan Ir mata senang
"Mer....Merryyyyyy
Di...dia....
sa.....ss.saaaaaaa.........."
"Nyonya, sebaiknya anda tenang dulu.
jangan memaksakan diri.
dokter akan segera tiba" ucap Merry mencoba menenangkan Ajeng .
Ajeng menggeleng lemah.
Mery berlari mengambil tas nya, mengeluarkan pena dan memberikan pada Ajeng.
Ajeng menulis sesuatu pada tangan Mery...
Nenek Ajeng menggunakan seluruh kekuatan yang tersisa untuk mengatakan sesuatu.
namun ajal keburu menjemputnya
TUTTTTTTTTTTTT
"Nyonya, nyoya tuaaaaa...
innalilahi wa Inna ilaihi rojiun." ucap Mery terisak
Mery mengerutkan alisnya, ia menatap pesan terakhir majikanya itu
"Sar?????
apa maksudnya ini???
apa maksudnya???"
"Bu Mery bagaimana nenek???"
Mery hanya menangis sambil menggelengkan kepala pelan, ia tak sanggup mengatakan apapun
dokter datang bersama Sandra.
Sandra terkejut melihat bu Mery menangis,
"Dok tolong periksa nenek saya dok" ucapan Sandra panik
"Sebaiknya ibu tunggu di luar, biar dokter yang menangani" ucapan seorang perawat
Sandra dan Bu Merry di giring keluar kamar .
dokter melakukan tindakan pertolongan.
namun sia-sia.
nenek Ajeng sudah di nyatakan meninggal.
"Ba..bagaimana nenek saya dok???"
"Maafkan kami.
Kami tidak bisa menolong nenek anda.
yang ikhlas ya"ucap dokter muda dan itu menepuk bahu sandra
"Ne..ne......" Sandra jatuh tidak sadarkan diri.
ia sangat terpukul dengan kepergian nenek Ajeng.
Merry berusaha kuat walau jujur ia juga terpukul.
Merry menghubungi Fadly untuk memberitahu berita duka itu.
tak lama kemudian Fadly beserta anak dan istrinya datang, matanya bengkak tanda ia menangis.
Mereka membawa jasad Ajeng dan di semayamkan di sebelah almarhum Haris , suaminya.
semua orang sangat-terpukul , tak terkecuali Sandra.
ia sampai pingsan beberapa kali karena tak kuat menerima kenyataan bahwa nenek yang sangatlah ia cintai sudah pergi untuk selamanya.
Prosesi pemakaman berjalan sederhana, namun banyak para petinggi negara dan orang terpandang yang datang dalam pemakaman tersebut mengingat mending suami Ajeng, Haris Adnan
seorang pengusaha sukses yang baik hati dan suka menolong. namun sayangnya ia meninggal dalam usia yang terbilang muda setelah mengetahui putri semata wayangnya meninggal dalam badai dan jasadnya tidak di temukan. Dia adalah mama kandung Sandra.
Sandra terus menangis selama prosesi pemakaman, kehilangan orang yang paling ia sayangi membuatnya shock.
Sandra mengurung diri di kamarnya, ia merasa sangat terpukul dengan kepergian Ajeng.
Selama satu minggu ia mengurung diri dan hanya keluar beberapa jam dan kembali lagi ke kamar.
Berbeda dengan penghuni rumah lainnya, mereka sudah sibuk dengan rutinitas mereka masing-masing.
Pagi ini Sandra sudah bersiap pergi kerja, ia memang bekerja di perusahaan milik keluarganya,
Sandra menjabat sebagai manager perencanaan
Berbeda dengan Sarah, adik sepupunya itu langsung menjabat sebagai kepala personalia tanpa pengalaman apapun
Sarah kerap kali menggunakan kekuasaannya dengan semena-mena, sehingga terkadang Sandra geram melihatnya,
Sandra sampai di tempat kerja, beberapa karyawan melihatnya dengan pandangan yang aneh, hingga sampailah ia di ruanganya, Sandra terkejut.
Ruangan itu sangat berbeda, seperti bukan ruanganya
"Nona Sandra" sapa sekertaris Sandra
"Sera, mengapa ruanganku berubah????"
"Anu, itu....."
"Karena ruangan ini bukan milikmu lagi" ucap Sarah bertolak pinggang di depan pintu
"Kau....
apa ini ulah mu???"
"Hahaha, bagaimana ini ulah ku???
dewan direksi menunjuk ku sebagai manager perencanaan yang baru mengingat kau tidak kompeten di departemen ini" ucap Sarah santai lalu duduk diatas bangku kebesarannya, menaikan kedua kakinya diatas meja
Tingkahnya sangat arogan
"Aku akan menemui om Fadly dan menanyakan sendiri" ucap Sandra lalu bergegas menuju ruangan direktur utama di lantai paling atas gedung tersebut
Sandra mencengkram tas nya kuat, bisa-bisanya dalam satu Minggu semua sudah berubah.
Tidak kompeten????
bagaimana bisa?? dia mendapatkan kursi jabatan itu karena ia memiliki keahlian dan pengalaman.
"Nona...
nonaaaa" Sera menyusul Sandra.
Sandra menoleh dan melihat Sera berlari ke arahnya
"Nona dengarkan dulu apa yang akan saya sampaikan, baru anda bisa menemui tuan Fadly"
Sandra mengangguk.
ia menuju sebuah bangku dan mereka duduk
"Lima hari lalu tuan Rizky datang, dia datang bersama kedua orangtuanya mewakili Wins corporation.
mereka yang menunjuk sendiri nona Sarah sebagai penanggung jawab.
usut punya usut katanya nyonya Sarah yang akan menjadi nyonya muda keluarga Winata" ucap Sera hati-hati
"Jadi ini semua karena ulah keluarga Winata???
hmm"
"Nona, bukankah anda....."
"Tidak lagi, mereka benar.
Sarah adalah nyonya muda Winata yang akan datang.
sebab ....." Sandra merasa mendidih mengingat kelakuan dua sejoli menjijikkan itu.
Tapi mengapa Rizky juga bersikap sama dengan kedua orangtuanya???okelah kalau kedua ornagtua Rizky tidak pernah menyukainya, tapi pria itu...
ternyata cinta Rizky selama ini palsu.
"Maafkan saya nona"
"Tidak apa-apa Sera, aku yang berterima kasih padamu"ucap Sandra tersenyum.
Sera adalah sekretarisnya yang sangat loyal, ia sangat beruntung bisa bekerjasama dengan Sela.
"Nona Semangat dan cepatlah kembali ke departemen perencanaan" ucap Sera penuh harap
"Semoga saja, kalau begitu aku harus menghadap om ku dulu"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 332 Episodes
Comments
y_res
knp gk hubungi aidan,,,bukanx sandra sdh thu gk ad yg berpihak sm dia🤔🤔🤔
2023-03-27
4
Elly
lanjut
2023-03-27
1