Sementara di dalam kamar Anya
terlihat Anya menyelimuti tubuhnya yang menggigil ketakutan.
"itu bukan aku, bukan aku pelakunya" ucap Anya terus menggumam sambil menggigiti kukunya.
ia memiliki kebiasaan akan mengigit kuku saat khawatir seperti saat ini.
Terdengar suara langkah kaki menaiki tangga.
Anya menutup matanya.
ia menduga suaminya sudah kembali.
Anya memilih pura-pura tertidur
"Anyaaaaa
bangun, kau sungguh keterlaluan" teriak Fadly murka
"Aduh... apa sih sayang kau teriak???
kepalaku sakit sekali" ucap Anya dengan kening berkerut
"Mama terjatuh dan koma, sementara kau menantunya malah masih asik tidur di kasur"
"Aku habis meminum obat tidur mas, semalam aku susah tidur.
dan pagi ini vertigo ku kambuh, aku Habis minum obat dan tidur.
aku tak mendengar apapun" ucap Anya merangkai alibi
"Mama ku jatuh Anya dana sekarang koma" ucap Fadly gemas
"Lalu apa itu salahku?? bukankah???
kenapa kau jadi marah padaku???" ucap Anya kesal.
Fadly melotot, bukanya ucapan prihatin yang keluar dari bibir istrinya, malah wanita itu balik menyentak nya.
Apa ia sudah salah memilih istri???
"Kau tidak ada empatinya.
dimana rasa kemanusiaannya hah???
dia aman mertuamu Anya"
"Tapi dia tak pernah mengapa aku anak menantu.
mamamu tak pernah menyukai aku"
"Jika itu orang tuamu Apa kau masih akan bersikap sama seperti itu.
Aku menghormati dan menyayangi orang tuamu seperti orang tuaku sendiri.
tidak bisakah kau menyayangi mamaku seperti orang tuamu juga????"tanya Fadli menatap tajam.
hanya terdiam ia sadar sudah membentak suaminya.
dia langsung memasang wajah melas alih-alih meminta maaf pada Fadli
"mas kepalaku ini sangat sakit.
biarkan Aku istirahat barang 1 jam.
setelah itu kita menengok mamamu di rumah sakit.
aku juga khawatir dengan beliau walaupun beliau tidak pernah baik padaku tapi aku tetap khawatir padanya"ucapkannya berusaha mengambil hati suaminya kembali.
hanya sadar kini bukan saatnya ia bersikap keras pada Fadli. saatnya belum tepat.
hanya harus masih bersabar sampai nenek tua itu meninggal. dengan begitu Fadli bisa iya kendalikan sepenuhnya.
"baiklah. maafkan Aku.
Aku juga salah karena membentak mu yang sedang sakit.
Istirahatlah setelah kau membaik kita jenguk Mama di rumah sakit" ucap Fadly tersenyum lembut sambil mengelus puncak kepalanya.
hanya tersenyum tipis sangat tipis hingga Fadli tidak bisa melihat senyum licik Anya
setelah menyelimuti tubuhnya Fadli langsung menuju kamar putrinya.
Fadli mengetuk pintu kamar Sarah beberapa kali sampai putrinya itu membuka pintu kamarnya.
"sayang nenekmu masuk rumah sakit.
dia terjatuh dari tangga"
"Bagaimana mungkin nenek bisa jatuh ke mana pengasuh nenek????"tanya Sarah pada Papanya
"astaga saking paniknya Aku sampai lupa ke mana pengasuh itu"ucap Fadli yang sadar bahwa pengasuh mamanya tidak terlihat sejak kejadian.
iya langsung menuju kamar pengasuh mamanya dan melihat bahwa lemarinya sudah kosong tanda wanita tua itu sudah pergi meninggalkan rumah itu
"Bagaimana pah apa wanita pengasuh itu sudah tidak ada????"tanya salah menyusul Papanya
"sial dia tidak ada apa dia melarikan diri????"
"menurut Sarah Jika dia melarikan diri bisa jadi dia adalah tersangkanya pa"ucap Sarah menerka
"kau benar nak.
papa akan periksa CCTV di rumah ini"ucap Fadli langsung menuju ke ruang kerjanya.
iya langsung membuka t CCTV dan memeriksa keadaan beberapa waktu lalu.
namun alisnya emang berkerut pasalnya kamera yang tepat mengarah ke arah tangga rusak.
Fadli mengumpat kecil.
iya ingat jika kamera CCTV itu baru beberapa bulan lalu diganti.
bagaimana CCTV itu bisa rusak????
"Kenapa pah kok sepertinya muka papa tidak senang begitu???"
"CCTV yang mengarah ke tangga tidak berfungsi.
rusak" ucap Fadly kesal sendiri
"loh bukannya papa baru ganti????
jangan-jangan Papa beli kualitas yang buruk"
"ah sudahlah persiapkan dirimu satu jam lagi kita akan mengunjungi nenek di rumah sakit bersama mamamu"
"baik pa"ucap Sarah menurut
siang itu Fadli bersama anak dan istrinya menjenguk nenek Ajeng yang masih dalam kondisi koma
keduanya terlihat menangis namun entah mengapa Sandra tidak melihat ketulusan dari tangisan mereka begitu juga Bu.
keduanya tidak melihat raut kesedihan yang natural pada keduanya.
terlihat berpura-pura sedih padahal mungkin dalam hati mereka bersorak senang.
bukan jadi rahasia lagi jika hanya dan Sarah tidak pernah menyukai nenek Ajeng.
nenek Ajeng dinilai mereka lebih menyayangi Sandra ketimbang Sarah.
padahal enak Ajeng sangat menyayangi keduanya hanya saja Sarah selalu dimanja dan selalu dibenarkan tindak-tanduknya sehingga ia tumbuh menjadi gadis yang angkuh sombong dan semena-mena.
nenek aja hanya ingin membuat Sarah menjadi anak yang baik namun Sarah tidak terima di setiap ucapan nenek Ajeng yang dinilainya selalu menyudutkannya dan tidak pernah suka padanya.
padahal enak aja ingin meluruskan didikannya yang salah Ia juga pernah meminta Fadli untuk bersikap tegas pada saat yang diperlukan dan bersikap lembut di saat lainnya sehingga Sarah bisa memperbaiki sifatnya.
"melelahkan harus bersandiwara seperti ini.
Kenapa nggak mati saja sih nih nenek tua menyusahkan" gumam Anya
"Ya Tuhan wajahku kaku.
nenek tua ini masih hidup nyusahin sekarang sudah sekarat masih saja nyusahin" gumam Sarah
kedua ibu dan anak itu sedang mengumpat di dalam hatinya.
walaupun Sandra tidak tahu tapi iya yakin kedua Ibu dan Anak itu tidak suka menjenguk neneknya.
mereka hanya bertahan selama setengah jam lalu kemudian mereka pergi dan alasan sudah memiliki janji.
Fadly hanya bisa menghela nafas melihat kelakuan anak dan istrinya namun ia tak bisa berkata apa-apa.
Fadly menatap keponakannya lalu meninggalkan ruangan tersebut
Kini tinggal Sandra dan Bu Mery yang masih setia menanti di ruangan tersebut
"Ibu kembali saja biar Sandra yang menjaga nenek"
"Apa kau yakin nak???"
"iya Bu Ibu pasti lelah.
Sandra bisa menjaga nenek sendiri di sini Jika Sandra lelah Sandra pasti akan menelpon ibu untuk datang menggantikan Sandra"
"baiklah ibu akan pulang dulu ya nanti sore Ibu akan kembali dengan membawa pakaian gantimu sekalian juga tentunya pakaian nyonya tua"
"Baik bu hati-hati di jalan"
Kini tinggal Sandra sendirian di dalam ruangan tersebut.
Ia terus menatap ke arah neneknya yang masih betah memejamkan mata tanpa terasa air matanya menetes.
seperti janjinya Bu Meri datang sore harinya.
wanita paruh baya itu membawa dua tas berisi pakaian ganti untuk Sandra dan juga nyonya tua serta satu buah paper bag yang berisi makan malam untuk majikan mudahnya
"makanlah dulu sayang Ibu tahu Kau pasti belum makan Maaf ya Ibu kesorean datangnya"ucap Bu Mery merasa bersalah
"nggak apa-apa Bu Sandra tadi sudah makan roti"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 332 Episodes
Comments
Eko Eko
lanjuuuuuut
2023-03-26
0
Nor Azlin
Fadly sangat bodoh jadi suami juga anak...isteri mu yang udah berbuat jahat sama mama mu begitu mudah sekali ditipu sama anak & juga isterinya...satu saat nanti kamu pasti tau sifat asli anak & juga isteri mu seperti yang ibu mu katakan pada mu...cepat atau lambat karma akan datang buat Anya sama Sarah juga buat Fadly
2023-03-26
1
Hera Imoet
telpon Aiden.. selesaikan semuanya... sebelum terlambat.. lanjutttt thoorrr cemungutzz
2023-03-26
1