Hari yang di tunggu akhirnya Tiba, Sandra menikah dengan Aidan di KUA dengan saksi Bu Mery.
Sandra tak pernah menduga akan menikahi seorang pria yang baru ia kenal dan dengan acara yang sangat-sangat sederhana.
Bahkan tidak ada keluarga yang hadir, yang paling membuatnya sedih adalah ia menikah tanpa di saksikan oleh nenek nya tercinta.
Setelah acara ijab qobul selesai, kini Sandra sah menjadi istri Aidan Lawrence.
Aidan menyematkan cincin bermata ungu.
Tidak seperti pengantin lain pada umumnya, Aidan tidak mengecup keningnya, namun ia melihat wajah pria itu tersenyum tulus.
Aidan tak berkedip menatap Sandra yang terlihat sangat cantik dan elegan walau dengan kebaya sederhana dan juga riasan tipis
wanita itu terlihat seperti seorang princess.
Walau menikah tanpa cinta, namun pernikahan mereka sakral.
Sandra berjanji akan menjadi istri yang baik selama perjanjian mereka.
Sandra mengecup punggung tangan Aidan dengan takzim.
Sementara Aidan telrijats Edang berpelukan Reihan, sahabat nya
"Selamat tuan muda"
"Thanks Sam"
"Selamat bro, akhirnya loe enggak harus pakai sabun lagi" ledek Reihan
"Dasar sahabat Laknut, itu loe kali.
gue masih polos" ucap Aidan memukul bahu sahabatnya
"Selamat ya bro.
jaga dia dan bahagiakan dia" ucap Reihan langsung berwajah serius
"Tentu saja"
Sementara di sudut lain terlihat Sandra menangis tersedu-sedu dalam pelukan Bu Mery karena ia akhirnya menikah, namun nenek Ajeng tak bisa melihatnya.
Ia teringat perkataan neneknya bahwa ingin melihatnya menikah.
"Sayang, ini hari bahagiamu, hapus air matamu
Kau menikah seperti karena kecelakaan saja" goda Bu Mery membuat Sandra tertawa kecil
Aidan hanya bisa melihat istrinya yang masih menangis dalam pelukan Bu Mery
"Lihat suamimu.
Apa kau tak malu sudah menikah tapi masih cengeng" goda Bu Mery lagi membuat Sandra menatap Aidan yang tersenyum lebar ke arahnya
"Ibu...." rengek Sandra manja.
"Nak Aidan, ibu titip Sandra.
bahagiakan dan lindungi dia
ibu memang bukan ornagtua kandung Sandra, tapi ibu menyayangi Sandra lebih dari anak ibu sendiri"
"Ibu tidak usah khawatir.
aku akan menjaga Sandra dan menyayanginya"
"Ibu sekarang bisa tenang Sandra sudah ada yang menjaganya" ucap Mery menitikkan air mata.
"Sandra selamat ya, semoga langgeng, dan samawa.
Buatkan aku keponakan yang banyak" goda Reihan
"Uhuk uhuk"Sandra dan Aidan terbatuk mendengar perkataan Reihan
"Cie kompak nih ye malu-malu nya.
Jangan lupa buatin gue ponakan" goda Reihan membuat wajah Sandra merona merah
"Tenang bro, gue bikinin loe keponakan dua belas orang"
"Bro kenapa dua belas???" tanya Reihan
"Biar bisa main bola, yang satunya kan cadangan"seloroh Aidan membuat tawa semua orang kembali pecah, Sandra makin bersemu merah karena ucapan Aidan yang terdengar konyol
Ia melotot dan memukul bahu suaminya kesal
"siapa yang mau melahirkan dua belas anak, kau pikir aku mesin pencetak anak apa???" protes Sandra membuat semua kembali tertawa.
Mereka melanjutkan acara makan bersama.
Aidan sengaja memboking restoran italy milik Fred
mereka bahkan mendekor restoran itu bernuansa romantis.
Fred sangat senang mengetahui Sandra akhinya menikah, Fred sangat yakin Aidan adalah pria yang tepat untuk Sandra.
"Setelah mengantar Bu Mery pulang, Sandra dan Aidan segera meninggalkan kediaman tersebut
muli hari ini Sandra akan tinggal di apartemen Aidan.
ia membawa dua koper pakaian.
Sangat sedikit untuk seorang wanita dewasa.
Namun Aidan tidak mempermasalahkan, ia akan membelikan beberapa pakaian untuk Sandra saat ia luang nanti.
Akhirnya mereka tiba di apartemen Aidan
Aidan membuka pintu Apartemennya.
Sandra terlihat gugup, walaupun ia pernah menginap di apartemen Aidan, namun saat itu situasinya berbeda.
Kini ia masuk ke dalam apartemen itu sebagai nyonya Aidan Lawrence
"Selamat datang nyonya Lawrence,
selamat datang di kediaman mungil kita.
tenang saja, kita akan pindah saat kita memiliki dua belas anak"ucap Aidan membuat wajah Sandra yang tegang kembali merona
"Dasar error'"
"Apa kau tak mau melahirkan anak-anak ku nyonya Lawrence???"
"Aidan dimana kamar kecil, aku ingin buang air kecil" ucap Sandra mengalihkan pembicaraan
"Hanya ada satu kamar tidur dan kamar mandi nyonya Lawrence" Sandra tiba-tiba teringat.
jika hanya ada satu kamar tidur, lalu apakah dia dan Aidan akan tidur di satu tempat yang sama????
"Itu...
Bagaimana aku tidur!??!" tanya Sandra canggung
"Kau bisa memakai kamarku, atau bisakah kita berbagi kasur yang sama????" goda Aidan membuat wajah Sandra kembali merona
"Aku, aku ..."
"Aku hanya bercanda" ucap Aidan menyentil kening Sandra
"Aduh, sakit" ucap Sandra menggosok keningnya yang disetil Aidan
"Istirahatlah, aku akan mandi dulu" ucap Aidan lalu masuk ke dalam kamar.
Sandra terpaku diam di depan kamar.
ia ragu untuk masuk
"Apa kau tidak memperkenalkan aku..." tanya Aidan berbalik badan, menatap Sandra yang masih terdiam di depan pintu kamar
"Tidak, tidak
Aku datang" ucap Sandra langsung masuk dan menubruk tubuh Aidan sangking paniknya
"Aku lihat nyonya Lawrence ingin minta di peluk
apa kau tak sabar untuk memelukku????"
"Maaf aku tak sengaja" ucap Sandra. mundur dua langkah.
Aidan tersenyum.
ia menarik tangan Sandra dan memeluknya.
"Selamat datang di kehidupanku nyonya Lawrence.
aku berjanji akan memperlakukan mu dengan baik.
aku harap kau tak keberatan tinggal di apartemen yang sederhana ini"
"Tidak keberatan.
Selamat datang juga di kehidupanku yang complicated" ucap Sandra canggung.
"Mari kita hidup berdampingan dan harmonis walau kita memulainya tanpa cinta, tapi kita sepasang suami istri secara hukum dan agama"
"Ya mari hidup rukun bersama" ucap Sandra lirih
perkataan Aidan menampar kenyataan bahwa pernikahan mereka karena Sandra menginginkannya.
Sandra hanya membayangkan suatu saat menikah dan hidup dengan pria yang ia cintai walau hidup sederhana, ia tak pernah keberatan
"Kau ingin buang air kecil atau perlu ku temani???" tanya Aidan membuyarkan lamunannya
"Tidak, tidak perlu" ucap Sandra langsung berjalan cepat masuk ke dalam kamar mandi.
Aidan tertawa kecil.
setidaknya ia kini ada teman dan ada tujuan untuk pulang.
Tak lama kemudian Sandra keluar, Aidan lalu bergegas masuk, terdengar suara gemericik air shower, tanda Aidan sedang mandi.
Sandra menatap kamar itu, aroma maskulin tercium.
kamar ini di dekorasi sederhana namun tak meninggalkan kesan elegan.
nuansa abu, putih dan hitam mendominasi ruangan.
Benar-benar ruangan khas pria lajang yang mencerminkan Aidan.
Tegas, rapih dan berkarisma.
Walau Sandra pernah tidur di kamar ini, namun ini pertama kalinya ia memperhatikan dengan detail.
Sandra berjalan mengelilingi kamar Aidan, ia tak melihat satupun foto terdapat di kamar itu maupun ruang tamu.
Sandra berjalan ke arah balkon, ia mengedarkan pandangan ke arah luar apartemen.
walau apartemen ini tergolong bukan kelas high class, namun letak apartemen aidan termasuk yang terbaik dengan view langsung menghadap ke arah taman kota.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 332 Episodes
Comments
A R
hrsnya ajak bu mery tinggal bareng. kasian mesti tinggal di rumah bersama org jahat.
2023-04-04
2
y_res
alhamdulillah akhirx sah😍
2023-04-04
1