20

Beberapa waktu kemudian ...

Desas desus tentang perjodohan Bulan dan Ustad Ihsan pun sedikit mencuat. Pasalnya mereka menjadi buah bibir saat kepulangan mereka secara bersama ke Pondok Pesantren pada malam itu.

"Bulan ... Katanya kamu ada hubungan sama Ustad Ihsan? Gosip itu bener gak sih? Sampai -sampai Ustadzah Hilya mendatangi Ustad Ihsan dan meminta kejelasannya," tanya Sifa kemudian.

Bulan yang sedang menikmati makan malam di ruang makan pun hanya diam dan tetap mengunyah nasi di dalam mulutnya. Beberapa waktu berada di Pesantren ini, Bulan mulai terbiasa dengan yang namanya kesederhanaan. Mulai dari makanan yang tak pernah bisa memilih, jajanan yang hanya bisa di beli di koperasi Pesantren membuat Bulan makin tidak bersemangat berada di Pesantren.

Seperti malam ini, menu makan malam mereka hanya nasi dengan sayur kangkung dan tahu serta tempe.

"Bulan ... Kok diem saja sih. Kita satu kobong, masa iya malah mendengar gosip ini dari orang lain. Jadi gimana? Ustad Abigail atau Ustad Ihsan yang sedang mendekati kamu?" tanya Fatima makin mencari fakta kebenarannya. Gosip itu sudah santer baik di MTs maupun di Pondok Pesantren.

"Yah ... Gosip murahan di denger. Kita itu sekarang mending fokus buat ujian akhir di bandingkan mendengar gosip yang gak ada buktinya," ucap Bulan mengklarifikasi ucapannya.

"Kamu yakin? Semua gosip itu gak ada kebenarannya. Ustadzah Hilya itu makin terlihat tidak suka pada kita lho, Lan," ucap Annisa ikut menyambung obrolan mereka.

Bulan hanya menarik napas dalam dan di hembuskan pelan melalui hidungnya.

"Kalian pernah lihat gak, Ustad Ihsan menghampiri Bulan untuk urusan tertentu? Kan gak pernah. Lgi pula, Ustad Ihsan itu sedang sibuk untuk kepindahannya ke Mesir," jelas Bulan yang terbawa hanyut dalam obrolan bersama teman -temna satu kobongnya dan malah membuka sendiri pembicaraan tentang Ustad Ihsan.

"Apa?" tanya keempat temannya secara serempak.

"Ustad Ihsan yang ganteeng mau pindah? Kamu yakin sama ucapan kamu, Lan? Kok kamu tahu sih? Kita -kita ini kudet sama berita di Pesantren," keluh Aisyah kesal. Perasaan mereka selalu menegikuti rangkaian kegiatan di Pesantren dnegan baik. Tapi kenapa gosip sesederhana ini saja, mereka tak mendengar.

"Wah ... Kalau Ustad Ihsan pergi, hilang satu Ustad jomblo yang ganteng idaman kita," ucap Fatima mulai mendesah sedih.

Bulan menatap satu per satu teman satu kobongnya yang sudah selesai makan malam. Kini giliran Bulan yang keki sendiri. Tentu, berita yang tak di ketahui banyak orang ini makin menyudutkan Bulan bahwa ia ada hubungan khusus denagn Ustad ganteng idaman santriwati di Pesantren Al -Ikhlas.

Bulan bangkit berdiir dan meletakkan piring bekas makannya di wastafel dan langsung di cuci bersih. Lalu berjalan keluar ruang makan meninggalkan semua temannya yang terpana dnegan ucapan Bulan sambil berbisik lirih saat Bulan tidak ada di sana lagi.

"Kalian yakin sama ucapan Bulan? Jangan-jangan berita tentang kedekatannya dengan Ustad Ihsan itu benar adanya," tanya Sifa masih bingung.

Keempat sahabat itu langsung bergegas berlari mengejar Bulan yang sudah siap menuju Masjid besar di tengah Pesantren untuk mengaji bersama di sana. Kegiatan rutin itu sudah mulai biasa Bulan lakukan dengan baik tanpa makruh. Bulan selalu ingat kata -kata Ustad Ihsan yang selalu memotivasinya di awal Bulan masuk ke dala Pesantren, saat itu Bulan memberontak dan menolak tegas.

"Bulan ...." panggil Ustad Ihsan tiba -tiba yang keluar dari sebuah ruangan di area kobong Santriwati. Ustad Ihsan membawa Al -Quran miliknya dan kain sorban yang melingkar di pundaknya.

"Ustad Ihsan ... Ada apa?" jawab Bulan memelankan langkah kakinya dan berhenti tepat di depan Ustad Ihsan. Bulan sudah membawa mukena dan sajadah serta Al -Quran di tangannya.

"Lusa aku berangkat ke Mesir. Keberangkatan di percepat," ucap Ustad Ihsan mentaap Bulan yang terlihat terkejut dnegn ucapan Ustad Ihsan baru saja.

Tatapan Bulan lekat ke arah Ustad Ihsan yang juga menatap Bulan dnegan lekat.

"Secepat itu? Katanya masih satu bulan lagi?" tanya Bulan begitu saja. Hanya pertanyaan itu yang saat ini ada di kepalanya.

Ustad Ihsan mengulum senyum. Ada hal yang membuatnya rindu nanti jika sudah berada di Mesir. Ada hati yang harus di jaga, ada cinta yang harus di pupuk, ada amanah yang harus di tepati janjinya.

Bulan menunduk menunggu jawaban Ustad Ihsan yang tak kunjung menjawab pertanyaanya hingga Bulan mengangkat wajahnya untuk menanyakan kembali pertanyaannya.

"Penasaran ya?" tanay ustad Ihsan yang melihat Bulan kembali mengangkat wajahnya.

"Gak ... Pede banget. Bulan kan cuma nanya, kok secepat ini. Mau berangkat besok juga, apa peduli Bulan?" tanya Bulan ketus.

Ustad Ihsan menggigit bibirnya. Gadis yang di jodohkannya memang sering asal bicara tapi antara kalam dan hatinya suka tidak sinkron. Lidah menolak tapi hati menerima. Sesuatu yang bertyolak belakang.

"Oke. Permisi," ucap Ustad Ihsan yang berlalu begitu saja dari hadapan Bulan. Bulan cukup tersentak, ia tahu, perlakuannya tadi terlalu berlebihan. Mungkin Ustad Ihsan hanya ingin memberitahukan Bulan tentang keberangkatannya, agar Bulan tidak kaget bila sewaktu -waktu ia tidak lagi melihat sosok Ustad Ihsan.

Keempat temannya yang smepat mengejar Bulan pun menghentikan langkahnya saat mereka tahu, Bulandan Ustad Ihsan sedang bicara di koridor menuju Masjid Besar. Mereka berempat saling berpandangan dan saling saling mengendikkan bahunya. Mereka penasaran tentang apa yang terjadi sebenarnya antara Bulan dan Ustad Ihsan.

Bulan kembali berjalan menuju Masjid Besar. Hatinya mulai tertata dnegan baik. Bulan berusaha menyikapi dnegan satu tarikan napas, agar ia tak merasakan getaran aneh yang saat ini membuatnya resah sendiri. Degub jantungnya pun mulai berdetak keras. Ada rasa takut berlebihan.

Episodes
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 Pesona Guru Killer 1
66 PGK.2
67 PGK.3
68 PGK.4
69 PGK.5
70 PGK.6
71 PGK.7
72 PGK.8
73 PGK.9
74 PGK.10
75 PGK.11
76 PGK.12
77 PGK.13
78 PGK.14
79 PGK.15
80 PGK.16
81 PGK.17
82 PGK.18
83 PGK.19
84 PGK.20
85 PGK.21
86 PGK.22
87 PGK.23
88 PGK.24
89 PGK.25
90 PGK.26
91 PGK.27
92 PGK.28
93 PGK.29
94 PGK.30
95 CINTA BEDA AGAMA.1
96 CBA.2
97 CBA.3
98 CBA.4
99 CBA.5
100 CBA.6
101 CBA.7
102 CBA.8
103 65
104 66
105 67
106 68
107 69
108 70
109 71
110 72
111 73
112 74
113 75
114 76
115 77
116 78
117 79
118 80
119 81
120 82
121 83
122 84.Genk1
123 85.Genk2
124 86.Genk3
125 87.Genk4
126 88.Genk5
127 Genk6
128 Genk7
129 Genk8
130 Genk9
131 Genk10
132 Genk11
133 Genk12
134 Genk13
135 Genk14
136 Genk15
137 Genk16
138 Genk17
139 Genk18
140 Genk19
141 Genk20
142 Genk21
143 Genk22
144 Genk23
145 Genk24
146 Genk25
147 Genk.26
148 Genk27
149 Genk28
150 Genk29
151 Genk30
152 Genk31
153 Genk32
154 Genk33
155 Genk34
156 Genk35
157 Genk36
158 Genk37
159 Genk38
160 Genk38
161 Genk39
162 Genk40
Episodes

Updated 162 Episodes

1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
Pesona Guru Killer 1
66
PGK.2
67
PGK.3
68
PGK.4
69
PGK.5
70
PGK.6
71
PGK.7
72
PGK.8
73
PGK.9
74
PGK.10
75
PGK.11
76
PGK.12
77
PGK.13
78
PGK.14
79
PGK.15
80
PGK.16
81
PGK.17
82
PGK.18
83
PGK.19
84
PGK.20
85
PGK.21
86
PGK.22
87
PGK.23
88
PGK.24
89
PGK.25
90
PGK.26
91
PGK.27
92
PGK.28
93
PGK.29
94
PGK.30
95
CINTA BEDA AGAMA.1
96
CBA.2
97
CBA.3
98
CBA.4
99
CBA.5
100
CBA.6
101
CBA.7
102
CBA.8
103
65
104
66
105
67
106
68
107
69
108
70
109
71
110
72
111
73
112
74
113
75
114
76
115
77
116
78
117
79
118
80
119
81
120
82
121
83
122
84.Genk1
123
85.Genk2
124
86.Genk3
125
87.Genk4
126
88.Genk5
127
Genk6
128
Genk7
129
Genk8
130
Genk9
131
Genk10
132
Genk11
133
Genk12
134
Genk13
135
Genk14
136
Genk15
137
Genk16
138
Genk17
139
Genk18
140
Genk19
141
Genk20
142
Genk21
143
Genk22
144
Genk23
145
Genk24
146
Genk25
147
Genk.26
148
Genk27
149
Genk28
150
Genk29
151
Genk30
152
Genk31
153
Genk32
154
Genk33
155
Genk34
156
Genk35
157
Genk36
158
Genk37
159
Genk38
160
Genk38
161
Genk39
162
Genk40

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!