16

Bulan membawa paper bag itu ke dalam kamarnya dan diletakkan di atas kasur. Awalnya Bulan tidak tertarik sama sekali dengan isi di dalam paper bag itu. Bulan malah membaringkan tubuhnya di atas kasur yang empuk dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut tebal.

Matanya terus dipaksa untuk dipejamkan namun, kedua matanya belum juga terpejam. Hingga terdengar suara detak jarum jam yang sangat khas. Kedua matanya membuka dan melihat ke arah paper bag itu.

Bulan bangkit duduk dan menarik paper bag tersebut dari ujung kasur hingga mendekati dirinya dan bersandar di tempat tidur.

Paper bag itu sudah diletakkan didepannya, Bulan mengintip isi di dalamnya. Lalu perlahan membuka paper bag itu. Didalamnya ada beberapa bungkus kado berwarna warni, ada yang berwarna pink, hijau, putih dan biru. Masing-masing Kado itu berbeda-beda ukurannya, ada yang besar, kecil dan sedang.

Bulan mengambil kotak yang paling besar berwarna putih, dibukanya bungkus kotak itu dengan asal dan dibuang ke sembarang tempat. Ternyata isinya adalah sebuah gamis cantik dan sederhana namun tetap terlihat indah. Gaun berwarna merah maroon yang sangat kontras dengan kulit Bulan yang putih bersih.

Kotak kedua, berukuran sedang. Isi kotak tersebut adalah tumpukan dari beberapa batang coklat yang disatukan. Coklat dengan merk kesukaan Bulan.

Bulan menatap coklat itu dengan mata berbinar-binar, dan mengambil surat yang terselip di bagian tumpukan coklat.

Untuk : Bulan Cahayaku ....

Assalamualaikum wr. wb.

Maaf aku lancang memberikan ini semua untuk kamu. Semua ini ada maknanya bukan semata-mata aku memberikan kepada kamu. Banyak arti dibalik barang-barang ini. Gamis dan kerudung itu adalah sebuah pakaian yang tertutup dan menutup auratmu. Aku ingin kamu tetap menjaga diri kamu dengan menutup aurat hingga akhir hidupmu nanti.

Aku tahu awalnya berat, tapi lama kelamaan pasti kamu akan terbiasa. Kalau boleh jujur, kamu itu lebih cantik menggunakan hijab, dari pada rambut kamu digerai dan diperlihatkan mahkotamu itu ke semua orang.

Coklat, ini bukti bahwa aku, akan memberikan kamu hal-hal positif seperti rasa coklat yang manis ini. Rasa manis pada coklat akan memberikan mood tersendiri bagi kamu. Begitu juga hal-hal yang akan aku ajarkan, insya Allah semuanya itu akan berguna bagi kehidupan kamu kelak.

Jam Tangan, itu adalah penunjuk waktu. Aku hanya ingin mengingatkan bahwa waktu tiga tahun bukanlah waktu yang lama, tapi waktu sangat singkat untuk kita memperbaiki diri dan belajar kebaikan. Pergunakan waktumu untuk hal-hal yang baik dan positif.

Dan yang terakhir adalah Sajadah dan Mukena, tetap Istiqomah dalam beribadah Bulan. Allah itu maha melihat dan maha kuasa. Ingat jangan sekali-kali kamu meninggalkan sholat fardhu mu.

Semoga Kamu Suka.

Selamat Tidur Aisyahku Bulan Az-Zahra ....

Bulan hanya membaca dan tersenyum kecut lalu menutup kembali surat itu dan dimasukkan ke dalam paper bag kembali. Lalu membuka kembali dua kotak yang belum di buka.

'Kamu kira aku akan luluh dengan pemberian kamu ini? Kamu salah Pak Ustad.' batin Bulan dalam hati.

Dua kotak itu sudah terbuka dengan cantiknya, yang satu berisi jam tangan yang cantik dan unik. Terlihat agak besar bentuknya saat dicoba di pergelangan tangan mungil Bulan.

Dan yang satu lagi memang berisikan sajadah dan mukena berwarna putih bersih dengan mutiara di sekitar mukena itu. Sajadah berbulu berwarna putih dengan inisial huruf dibawahnya.

Bulan merebahkan kembali tubuhnya di atas kasur empuk itu dan menatap jam tangan yang sudah terpasang di pergelangan tangannya hingga Bulan pun tertidur pulas.

DI KAMAR LAIN

"Belum tidur Bintang?" tanya Ustad Ihsan pelan kepada Bintang yang masih saja membaca buku religi.

"Belum Pak Ustad." jawab Bintang pelan.

"Jangan panggil Pak Ustad, kok kayaknya jadi kelihatan tua." ucap Ustad Ihsan pelan.

"Lalu saya harus panggil Pak Ustad itu dengan sebutan apa Pak Ustad?" tanya Bintang pelan sambil menutup bukunya.

"Panggil saja dengan sebutan Kakak atau Abang juga boleh. Kamu kan mau jadi adikku juga." jawab Ustad Ihsan sambil terkekeh.

"Siap Pak Ustad. Eh Kakak Ustad. Hadeuh Kakak Ihsan." ucap Bintang lantang sambil memberikan sikap hormat.

Mereka pun tertawa bersama, melihat kelakuan Bintang yang sedikit nyeleneh namun terlihat kaku dan aneh.

"Bintang ... Boleh Kakak tanya sesuatu?" tanya Ustad Ihsan pelan.

"Silahkan Kak. Mau tanya apa? Tentang Bulan?" tanya Bintang pelan.

"Tepat sekali. Apa yang tidak disukai Bulan?" tanya Ustad Ihsan lembut sambil menatap ke arah Bintang.

Bintang hanya tersenyum tipis dan mulai menjawab.

"Sebenarnya ada banyak hal Kak Ihsan. Bulan itu seorang perempuan yang penakut namun ia berhasil menutupinya dengan keberanian dan gaya premannya. Bulan itu udah sekali menangis dan satu hal lagi Bulan itu tidak suka di atur oleh orang kecuali dengan Aby dan Umi." jawab Bintang dengan singkat dan padat menjelaskan kepada Ustad Ihsan.

"Lalu, makanan yang tidak disukainya apa?" tanya Ustad Ihsan kembali.

Sejenak Bintang berpikir dan menjawab.

"Bulan itu tidak suka pedas dan tidak suka sayur. Tapi dia hobby banget sama masak, karena sering membantu Umi memasak." ucap Bintang pelan.

"Ohh Bulan itu pintar memasak?" tanya Ustad Ihsan kembali.

"Benar, dia memang manja dan gak bisa bersih-bersih tapi urusan masak memasak dia bisa diandalkan." ucap Bintang sambil tertawa.

"Hemmm Oke." ucap Ustad Ihsan singkat.

"Kak Ihsan benar sudah dijodohkan dengan Bulan? Bulan itu anaknya keras kepala dan sulit diatur. Mau masuk ke Pondok sudah mau saja, Aby dan Umi sangat bersyukur." ucap Bintang menjelaskan.

"Ya memang kita berdua sudah dijodohkan oleh Aby Rendy dan Umi Sofi." ucap Ustad Ihsan singkat.

"Pantas saja, dia tadi begitu marah dan tidak terima." ucap Bintang polos.

"Lalu bagaimana caranya agar Bulan itu tidak marah-marah lagi. Maksudnya agar mudah memaafkan gitu?" tanya Ustad Ihsan menelisik.

Bintang terdiam dan menatap ke arah Ustad Ihsan.

Bintang terdiam dan menatap ke arah Ustad Ihsan.

Ustad Ihsan menunggu jawaban Bintang dan menatap ke arah Bintang.

"Biasanya Bulan paling senang saya peluk, itu bisa meredam kekesalannya." ucap Bintang pelan.

"Hanya seperti itu?" tanya Ustad Ihsan pelan.

"Iya hanya seperti itu saja. Paling sogok pake coklat kesukaannya." ucap Bintang pelan sambil tertawa lepas.

"Hemmm ..." Ustad Ihsan hanya berdehem keras.

"Kak Ihsan ... Kenapa mau menerima perjodohan ini?" tanya Bintang pelan berharap jawaban Ihsan secepatnya.

"Sudah takdir." ucap Ihsan singkat.

"Ya, kalau sudah garis hidupnya begitu pasti sulit." ucap Bintang pelan sambil menatap langit-langit kamar.

"Sudah ayo tidur. Besok kita akan ke Pondok Hafiz Qur'an kan?" tanya Ustad Ihsan pelan.

"Iya Kak Ihsan. Tapi, menurut Kak Ihsan, Bulan itu cantik kan?" tanya Bintang pelan sambil menarik selimutnya dari bawah hingga menutupi seluruh tubuhnya.

Ustad Ihsan menoleh ke arah Bintang. 'Pertanyaan seperti itu tentu tidak perlu dipertanyakan. Sudah tentu cantik, makanya aku mau dengan gadis kecil itu', batin Ustad Ihsan di dalam hati.

"Lebih cantik bila Istiqomah menutup auratnya." ucap Ustad Ihsan singkat, padat dan jelas, lalu mematikan lampu kamar agar Bintang bisa beristirahat.

Pagi ini suasana semakin hangat dan akrab. Dua keluarga besar berkumpul dan bertemu tanpa disengaja yang berakhir pada perjodohan kedua putra putri mereka.

Aby Rendy dan Umi Sofi yang sudah lebih dulu berada di meja taman sambil berolahraga ringan. Dari kejauhan Pak Araby juga menghampiri calon besannya itu.

Mereka duduk satu meja dan berbincang masalah apapun, dari ilmu agama, politik, kuliner hingga bisnis yang sedang mereka jalani masing-masing.

Kedua keluarga ini sudah sepakat dengan apa yang sudah dirundingkan saat makan malam kemarin. Perjodohan ini akan tetap berlangsung walaupun usia Bulan masih sangat belia. Maksud dan tujuannya Aby Rendy dan Umi Sofi agar Bulan tidak salah pergaulan.

Selain itu, agar Bulan memiliki tanggung jawab besar sebagai perempuan yang sudah memiliki jodoh. Bisa lebih mandiri dan bersikap dewasa.

"Assalamualaikum .... " sapa Ustad Ihsan dan Bintang secara bersamaan dan mengambil kursinya masing-masing.

"Waalaikumsalam ... Nak Ihsan." sapa Umi Sofi kembali.

"Iya Umi." jawab Ihsan pelan. Kedua matanya melirik ke arah kanan dan kiri mencari sosok yang ingin ditemuinya namun tak kunjung muncul juga.

"Kenapa kok kayaknya gelisah gitu?" tanya Umi Sofi pelan.

Ustad Ihsan yang ditembak seperti itu langsung memerah wajahnya dan menjawab agak gugup.

"Bukan begitu Umi. Bulan belum turun ya?" tanya Ustad Ihsan pelan namun tetap saja terlihat gugup.

"Bisa dilihat kan. Anaknya belum duduk disini. Apa mau disamper ke kamarnya?" tanya Umi Sofi dengan lembut.

"Biar Bintang aja yang panggil Bulan ke kamarnya." ucap Bintang pelan.

"Bintang ... Biar Nak Ihsan." ucap Umi Sofi dengan tegas.

Ustad Ihsan hanya menundukkan kepalanya karena malu.

"Gak perlu di samperin juga. Bulan sudah turun." ucap Bulan singkat.

Bulan berjalan mendekati Umi Sofi dan merengek untuk duduk disebelah Umi.

"Bulan, duduk disana. Jangan seperti anak kecil, malu." ucap Umi Sofi pelan.

Episodes
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 Pesona Guru Killer 1
66 PGK.2
67 PGK.3
68 PGK.4
69 PGK.5
70 PGK.6
71 PGK.7
72 PGK.8
73 PGK.9
74 PGK.10
75 PGK.11
76 PGK.12
77 PGK.13
78 PGK.14
79 PGK.15
80 PGK.16
81 PGK.17
82 PGK.18
83 PGK.19
84 PGK.20
85 PGK.21
86 PGK.22
87 PGK.23
88 PGK.24
89 PGK.25
90 PGK.26
91 PGK.27
92 PGK.28
93 PGK.29
94 PGK.30
95 CINTA BEDA AGAMA.1
96 CBA.2
97 CBA.3
98 CBA.4
99 CBA.5
100 CBA.6
101 CBA.7
102 CBA.8
103 65
104 66
105 67
106 68
107 69
108 70
109 71
110 72
111 73
112 74
113 75
114 76
115 77
116 78
117 79
118 80
119 81
120 82
121 83
122 84.Genk1
123 85.Genk2
124 86.Genk3
125 87.Genk4
126 88.Genk5
127 Genk6
128 Genk7
129 Genk8
130 Genk9
131 Genk10
132 Genk11
133 Genk12
134 Genk13
135 Genk14
136 Genk15
137 Genk16
138 Genk17
139 Genk18
140 Genk19
141 Genk20
142 Genk21
143 Genk22
144 Genk23
145 Genk24
146 Genk25
147 Genk.26
148 Genk27
149 Genk28
150 Genk29
151 Genk30
152 Genk31
153 Genk32
154 Genk33
155 Genk34
156 Genk35
157 Genk36
158 Genk37
159 Genk38
160 Genk38
161 Genk39
162 Genk40
Episodes

Updated 162 Episodes

1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
Pesona Guru Killer 1
66
PGK.2
67
PGK.3
68
PGK.4
69
PGK.5
70
PGK.6
71
PGK.7
72
PGK.8
73
PGK.9
74
PGK.10
75
PGK.11
76
PGK.12
77
PGK.13
78
PGK.14
79
PGK.15
80
PGK.16
81
PGK.17
82
PGK.18
83
PGK.19
84
PGK.20
85
PGK.21
86
PGK.22
87
PGK.23
88
PGK.24
89
PGK.25
90
PGK.26
91
PGK.27
92
PGK.28
93
PGK.29
94
PGK.30
95
CINTA BEDA AGAMA.1
96
CBA.2
97
CBA.3
98
CBA.4
99
CBA.5
100
CBA.6
101
CBA.7
102
CBA.8
103
65
104
66
105
67
106
68
107
69
108
70
109
71
110
72
111
73
112
74
113
75
114
76
115
77
116
78
117
79
118
80
119
81
120
82
121
83
122
84.Genk1
123
85.Genk2
124
86.Genk3
125
87.Genk4
126
88.Genk5
127
Genk6
128
Genk7
129
Genk8
130
Genk9
131
Genk10
132
Genk11
133
Genk12
134
Genk13
135
Genk14
136
Genk15
137
Genk16
138
Genk17
139
Genk18
140
Genk19
141
Genk20
142
Genk21
143
Genk22
144
Genk23
145
Genk24
146
Genk25
147
Genk.26
148
Genk27
149
Genk28
150
Genk29
151
Genk30
152
Genk31
153
Genk32
154
Genk33
155
Genk34
156
Genk35
157
Genk36
158
Genk37
159
Genk38
160
Genk38
161
Genk39
162
Genk40

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!