Perkara membuka pintu mobil

Raka dan Salsa kini dalam perjalanan pulang ke mension. Mereka berada dalam satu mobil sesuai perintah Zidan dan mobil mereka melaju lebih dulu.

Salsa yang baru saja menghirup udara kebebasan, setelah dua hari bermalam di kantor polisi, terlihat tidak bersemangat. Dirinya masih memikirkan ucapan Raka kemarin. Tentang pernikahan nya dengan Zidan.

"Apa nona baik-baik saja?" tanya Raka yang menatap Salsa dari kaca spion nya.

"Entah lah Bang," lirih nya tak bersemangat, menatap pemandangan dari balik kaca mobil.

"Apa sekarang nona senang?" tanya Raka lagi.

"Salsa tak tau lah bang," balas nya tanpa mengalihkan pandangan.

"Kata Bos, kalau nona tidak menikah dengan nya, nona akan kembali di bawa ke kantor polisi," ujar Raka santai, kedua netra nya masih memperhatikan Salsa dari kaca spion.

Salsa tersentak, Jantung nya berdegup sangat cepat.

'Uuuh... Sepertinya aku memang tidak punya pilihan lain. Harus menikah dengan om galak itu. Ya Allah. Semoga saja ini pilihan mu." batin nya.

"Apa nona baik-baik saja?" tanya Raka melihat perubahan wajah gadis remaja itu.

"Abang ini apa tidak punya kata-kata lain?  Selain mengucap kan kata. apa nona baik-baik saja? apa nona baik-baik saja? Berisik tau." gerutunya.

Raka terkekeh melihat wajah gadis yang duduk di kabin belakang itu.

"Jadi apa nona mau menikah dengan Bos?" tanya Raka lagi.

"Ya," jawabnya tak bersemangat.

"Benarkah? Nona mau menikah dengan Bos." tanya Raka tak percaya, mata nya masih memperhatikan kaca spion.

Salsa mengangguk lemah.

"Akhirnya..." celotuk Raka.

"Akhirnya apa?" tanya Salsa.

"Tidak ada nona, tidak ada akhirnya," jawab Raka tersenyum puas.

"Haaaf.... Terpaksa tau! dari pada Salsa tidur di kantor polisi, banyak nyamuk, lihat nih tangan Salsa sampai merah merah dan bengkak-bengkak jadi nya," Salsa memperlihatkan tangan nya yang merah-merah ulah digigit nyamuk nakal.

"Tapi abang juga harus bilang sama Om itu ya. Salsa gak mau tidur satu kamar sama dia, Salsa mau tidur di kamar Salsa sendiri, si Om itu suruh tidur di kamar nya sendiri juga," imbuhnya lagi.

"Maaf nona saya tidak berani, lebih baik nona sendiri yang menyampaikannya," tolak Raka.

"Abang ini lah. hufg!" dengus nya dengan tangan yang mengepal. Sepertinya ia hendak melayang kan pukulan pada lelaki yang turus saja meminta maaf itu.

"Badan saja yang besar tapi penakut,"  gerutunya yang dapat di dengar Raka sayup-sayup.

Raka acuh saja, pikirannya saat ini sudah tenang, karna tugas dari Zidan membujuk Salsa agar mau menikah telah selesai.

"Tapi Salsa sedih lah bang," lirihnya.

"Kenapa nona?" tanya Raka yang memang melihat wajah sedih Salsa dari kaca spion.

"Salsa kangen Ayah Bang, Salsa kangen Ibu, hiks..," lirih nya yang sudah tak kuasa menahan tangis. Menutup wajah dengan kedua telapak tangan.

Raka hanya bisa diam, menatap gadis yang sudah menangis di belakang nya. Dirinya tidak tahu bagai mana cara membujuk nya. Meski hati nya juga terasa perih, saat mendengar suara setiap isak tangis gadis itu.

Raka kemudian menepikan mobil nya di depan sebuah mini market.

"Tunggu sebentar nona," pinta Raka, lalu ia keluar dari mobil, berjalan masuk ke dalam mini market.

Raka membeli 2 batang coklat, dan satu botol air mineral, setelah itu ia kembali masuk ke dalam mobil.

"Ini untuk nona," Raka menyerahkan dua batang coklat dan air mineral yang ia beli tadi pada Salsa.

Dengan cepat Salsa mengambil nya, membuka tutup botol air itu, lalu meneguk setengah air di dalam nya dalam satu tegukan. satu batang coklat yang telah ia buka pun kini sudah berpindah ke dalam perut nya.

"Apa nona lapar? tanya nya, menatap Salsa dari kaca spion.

Salsa mengangguk pelan.

"Apa nona mau saya belikan sesuatu?" tanya Raka lagi yang di jawab anggukan dari Salsa.

Raka kembali masuk kedalam mini market, membeli sepotong roti yang cukup besar untuk nona kecil nya itu.

Mobil Raka kini telah melaju kembali menuju mension, yang tidak jauh lagi jarak nya.

"Kita sebentar lagi sampai nona," ucap Raka memberi tahu.

"Abang, apa Salsa akan menikah sekarang? tanya nya, wajah nya terlihat tegang.

"Benar nona, semua telah di persiapkan, Bos tidak mengadakan resepsi, jika tidak nona yang memintanya. pernikahan nona juga tidak akan ada yang tau termasuk teman-teman nona." terang Raka.

Salsa tidak memberi jawaban, ia hanya diam seperti memikirkan sesuatu.

.

.

.

Tidak lama mobil Raka telah sampai di mension, di susul mobil yang di kemudikan Jefri di belakang nya.

Para pelayan wanita yang menggunkan seragam sama sudah berbaris rapi di depan pintu. Seperti menyambut kepulangan nya. Sedangkan para pengawal pria berbaris di halaman depan mension.

Ini lah kali pertama nya, Diri nya melihat semua pelayan berkumpul di mension. Sehari lalu ia tinggal di mension dirinya hanya melihat Marni dan beberapa orang pelayan saja. Pikirnya salah para pelayan itu lebih banyak dari dugaannya.

"Kita sudah sampai nona," ucap Raka membuat Salsa tersentak kaget.

"Abang, itu semua pelayan di rumah ini ya?" tanya nya yang masih duduk di dalam mobil, menatap ke arah para pelayan yang berbaris.

"Iya nona, jumlah mereka ada sekitar 20 orang," ujar Raka.

"Hah! 20 orang. Banyak sekali Bang," celoteh nya yang tidak di tanggapi Raka.

"Mari kita turun nona," ajak Raka yang sudah tidak ingin melayani kata-kata gadis ABG itu.

Raka lalu turun dan membuka pintu di samping Salsa.

"Mari nona," ucap Raka mempersilahkan Salsa segera turun.

"Abang, Salsa bisa sendiri lah," tolak nya.

Salsa menutup pintu itu kembali, lalu membuka nya lagi.

"Abang gak perlu susah-susah membuka pintu ini, Salsa bisa sendiri," dengus nya, lalu keluar dari mobil.

Zidan yang hendak masuk ke dalam mension, menatap gadis itu dari tempat nya.

"Persiapkan dia sekarang," titah Zidan pada salah seorang pelayan, kemudian berjalan masuk ke dalam mension.

Zidan sudah masuk ke dalam mension, sedang kan Raka dan Salsa masih berdiri di samping mobil. Seperti nya gadis itu belum puas membicarakan masalah membuka pintu mobil.

"Pokok nya Salsa gak mau abang membuka pintu ini lagi," ketus nya, yang tidak di tanggapi Raka.

"Abang, dengar nggak!!" jelas nya.

"Dengar nona," balas Raka.

"Dengar apa?" tanya nya lagi.

"Baiklah nona, saya tidak akan membukan pintu mobil lagi," ucap Raka pelan.

"Salsa nggak dengar, Abang ulang lagi," ucap Salsa pura-pura tidak mendengar.

Sungguh, Raka rasa nya ingin menenggelamkan saja gadis yang berdiri di samping nya saat ini.

"Saya tidak akan membukakan pintu untuk nona lagi," ucap Raka jelas.

Salsa tersenyum senang.

"Dari tadi kek,"

"Mari nona kita masuk," ajak Raka.

.

.

"Selamat datang kembali nona," sapa ramah Marni yang sudah berdiri di belakang Salsa, membungkukan sedikit tubuh nya.

"Bibi," Salsa berlari dan memeluk wanita yang sudah berumur 40 tahun itu. Marni tidak membalas pelukan nya, tubuh nya ia usahakan tetap tegap.

"Bibi apa kabar? Salsa kangen tau," lirih nya dalam pelukan Marni.

"Nona tolong lepaskan lah, saya bisa terkena masalah jika tuan tau," bisik Marni.

Terpaksa Salsa melepaskan pelukannya pada pelayan itu.

"Mari nona, silahkan  masuk," ucap Marni mempersilahkan.

Dengan malas Salsa menuruti perkataan pelayan itu, Salsa berjalan di depan ia hanya menunduk seraya memainkan jemari nya, ketika melewati barisan para pelayan, semua pelayan itu membungkuk kan badannya.

"Selamat datang kembali nona," Ucap para pelayan serentak.

Episodes
1 Awal pertemuan
2 Di Ancam lapor polisi
3 3.Makan di restoran
4 Malu untuk menompang
5 Niken
6 Akan dijual
7 Gugup dan takut
8 Dibawa ke mension
9 Pergi ke Mall
10 Di Mall
11 Makan malam
12 Perkara Pizza
13 Di culik
14 Hasutan Herman
15 Membujuk Santi yang merajuk.
16 Masuk penjara.
17 Rencana menikah.
18 Rencana harus tetap berjalan.
19 Perkara membuka pintu mobil
20 Ingin mencekik nya.
21 Om mau ngapain?
22 Sah....
23 Indah nya pemandangan
24 Perkara nasi goreng
25 Rendi
26 Nomor ponsel asing
27 27. Kejadian di Mall
28 28. Mimpi buruk
29 Menjaga Istri yang Sedang Sakit
30 Tidak Mengizinkan
31 Mengganti Baju
32 Seharian menjaga istri di kamar
33 Merencanakan pindah kamar
34 Dia, Istri ku lah.
35 Kalau Om lagi ngapain?
36 Hidung mu bermasalah
37 Apa dia cemburu?
38 Bilang saja kamu tidak mau menolong saya
39 Perkara boneka.
40 Perkara suapan
41 Pijatan istri
42 Sarapan pagi
43 Solusi sahabat
44 2 Wanita
45 Ke Mall dengan suami
46 Mencari gaun
47 Dua porsi
48 Pindah kamar
49 Miss Rida
50 Marah-Marah
51 Takut di tinggal sendiri.
52 Di tempat Pesta
53 Hamil?
54 Setan.
55 Kedatangan tamu
56 Mak mak bawel
57 Rasa rindu
58 Ganti baju.
59 Pingsan
60 Minta pisah
61 Nasehat Raka
62 Lupa
63 Bahagia diajak Dinner
64 Jangan panggil saya Om
65 Mas sengaja ya?
66 Gagal
67 Pulang
68 Terpaksa mandi dua kali.
69 Berharap tidak di izinkan.
70 Cinderella
71 Emosi tidak stabil lah?
72 Jangan tidur dulu!
73 Tidak fokus.
74 Datang ke kantor
75 Cemas
76 Terbuai
77 Sakit perut
78 Bioskop
79 Khawatir dengan ancaman Rocky
80 Tunggu aku ya pacar.
81 Cemas
82 Apa saya bau?
83 Ngga usah pedulikan aku.
84 Hamil
85 Nasehat Maria
86 Hendro
87 Sayang
88 Mandi Malam
89 Bangun kesiangan
90 Pulang tengah hari.
91 Tugas sekolah
92 Tak rela.
93 Mana istriku
94 Pulang dengan ku sekarang!
95 Merajuk
96 Bakso
97 Demam
98 Minum obat
99 Kepala sakit perut
100 Pura-pura sakit
101 Janji akan cepat pulang
102 Harus kuat demi anak dan menantu
103 Mertua terbaik
104 Perkara makan dalam rantang
105 Tidak mau makan
106 Belum kenyang
107 Rindu tidur memeluk suami
108 Mandi
109 Luluh
110 Adu domba Niken
111 Mas punya selingkuhan, ya?
112 Ulah Niken
113 Berdamai
114 Temani mandi
115 Tidak bisa tidur
116 Penyesalan Rita
117 Boleh tidak?
118 Sekretaris dan secangkir kopi
119 Merajuk
120 Rencana mertua
121 Kabar dari santi
122 Maaf
123 Membujuk
124 Pagi yang menyiksa
125 Di luar dugaan
126 Kado
127 Pencuri
128 Akan mencari Rita
129 Cemburu
130 Aku sangat mencintai suamiku
131 Hukuman
132 Tanggung jawab
133 Janji
134 Minta di suapkan.
135 Ulah Herman
136 Masalah besar
137 Nasehat
138 Apa gara-gara rendang?
139 Masuk angin
140 Kelilipan
141 Dua ronde
142 Bab spesial Santi & Raka
143 Babak-bapak suka ngerumpi
144 Kencan pertama Raka
145 Tidak percaya diri
146 USG
147 Kamu hebat Zi!
148 Diana
149 Curiga
150 Lingerie
151 Tebusan
152 Amarah Zidan
153 Kontraksi
154 Kelahiran Twins
155 Zio dan Zia
156 End
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Awal pertemuan
2
Di Ancam lapor polisi
3
3.Makan di restoran
4
Malu untuk menompang
5
Niken
6
Akan dijual
7
Gugup dan takut
8
Dibawa ke mension
9
Pergi ke Mall
10
Di Mall
11
Makan malam
12
Perkara Pizza
13
Di culik
14
Hasutan Herman
15
Membujuk Santi yang merajuk.
16
Masuk penjara.
17
Rencana menikah.
18
Rencana harus tetap berjalan.
19
Perkara membuka pintu mobil
20
Ingin mencekik nya.
21
Om mau ngapain?
22
Sah....
23
Indah nya pemandangan
24
Perkara nasi goreng
25
Rendi
26
Nomor ponsel asing
27
27. Kejadian di Mall
28
28. Mimpi buruk
29
Menjaga Istri yang Sedang Sakit
30
Tidak Mengizinkan
31
Mengganti Baju
32
Seharian menjaga istri di kamar
33
Merencanakan pindah kamar
34
Dia, Istri ku lah.
35
Kalau Om lagi ngapain?
36
Hidung mu bermasalah
37
Apa dia cemburu?
38
Bilang saja kamu tidak mau menolong saya
39
Perkara boneka.
40
Perkara suapan
41
Pijatan istri
42
Sarapan pagi
43
Solusi sahabat
44
2 Wanita
45
Ke Mall dengan suami
46
Mencari gaun
47
Dua porsi
48
Pindah kamar
49
Miss Rida
50
Marah-Marah
51
Takut di tinggal sendiri.
52
Di tempat Pesta
53
Hamil?
54
Setan.
55
Kedatangan tamu
56
Mak mak bawel
57
Rasa rindu
58
Ganti baju.
59
Pingsan
60
Minta pisah
61
Nasehat Raka
62
Lupa
63
Bahagia diajak Dinner
64
Jangan panggil saya Om
65
Mas sengaja ya?
66
Gagal
67
Pulang
68
Terpaksa mandi dua kali.
69
Berharap tidak di izinkan.
70
Cinderella
71
Emosi tidak stabil lah?
72
Jangan tidur dulu!
73
Tidak fokus.
74
Datang ke kantor
75
Cemas
76
Terbuai
77
Sakit perut
78
Bioskop
79
Khawatir dengan ancaman Rocky
80
Tunggu aku ya pacar.
81
Cemas
82
Apa saya bau?
83
Ngga usah pedulikan aku.
84
Hamil
85
Nasehat Maria
86
Hendro
87
Sayang
88
Mandi Malam
89
Bangun kesiangan
90
Pulang tengah hari.
91
Tugas sekolah
92
Tak rela.
93
Mana istriku
94
Pulang dengan ku sekarang!
95
Merajuk
96
Bakso
97
Demam
98
Minum obat
99
Kepala sakit perut
100
Pura-pura sakit
101
Janji akan cepat pulang
102
Harus kuat demi anak dan menantu
103
Mertua terbaik
104
Perkara makan dalam rantang
105
Tidak mau makan
106
Belum kenyang
107
Rindu tidur memeluk suami
108
Mandi
109
Luluh
110
Adu domba Niken
111
Mas punya selingkuhan, ya?
112
Ulah Niken
113
Berdamai
114
Temani mandi
115
Tidak bisa tidur
116
Penyesalan Rita
117
Boleh tidak?
118
Sekretaris dan secangkir kopi
119
Merajuk
120
Rencana mertua
121
Kabar dari santi
122
Maaf
123
Membujuk
124
Pagi yang menyiksa
125
Di luar dugaan
126
Kado
127
Pencuri
128
Akan mencari Rita
129
Cemburu
130
Aku sangat mencintai suamiku
131
Hukuman
132
Tanggung jawab
133
Janji
134
Minta di suapkan.
135
Ulah Herman
136
Masalah besar
137
Nasehat
138
Apa gara-gara rendang?
139
Masuk angin
140
Kelilipan
141
Dua ronde
142
Bab spesial Santi & Raka
143
Babak-bapak suka ngerumpi
144
Kencan pertama Raka
145
Tidak percaya diri
146
USG
147
Kamu hebat Zi!
148
Diana
149
Curiga
150
Lingerie
151
Tebusan
152
Amarah Zidan
153
Kontraksi
154
Kelahiran Twins
155
Zio dan Zia
156
End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!