Makan malam

Selesai berpakaian Salsa keluar dari kamar, ia menuruni anak tangga mension dengan langkah pelan.

Salsa mengalihkan pandangan nya, saat melihat ke dua netra Zidan, yang duduk di sofa menatap padanya, tapi tidak dengan Raka, posisi pria itu duduk membelakangi Salsa.

'Cantik' gumam Zidan sayup sayup bisa didengar Raka.

Raka menaikan satu alis nya, melihat Zidan yang tanpa berkedip menatap ke arah Salsa, yang berada di belakangnya.

'Kenapa dia, kerasukan kah?' batin Raka bertanya sendiri.

Cukup lama Zidan terpana menatap Salsa yang tepat berada di belakang Raka.

"Bos.... Bos..." panggil Raka dengan melambaikan tangan nya didepan wajah Zidan.

Seketika Zidan tersentak dari lamun nya, ketika telapak tangan Raka menghalangi pandangan nya, lalu ia mengalihkan pandangan nya pada layar ponsel.

Salsa berjalan menunduk mendekati sofa. Ia diam saja saat langkah nya sudah berada di samping sofa, tepatnya ia berdiri di samping Raka.

"Nona sudah siap?" tanya Raka yang baru menyadari keberadaan Salsa yang sudah berdiri di samping nya.

"Su-sudah" balas Salsa yang ekor mata nya melihat sekilas ke arah Zidan yang seperti sibuk dengan ponsel di tangannya.

Zidan bangkit dari duduk nya, lalu melangkah menuju meja makan, di ikuti Raka dan Salsa di belakang.

.

.

.

Di meja makan.

Tidak ada suara, ruangan itu hening, hanya ada suara piring dan sendok yang saling beradu.

Salsa makan begitu pelan, tidak seperti saat ia kelaparan, yang makan begitu lahap dan berantakan.

Canggung, ya mungkin Salsa merasa canggung, karna ini adalah makan malam pertama  nya di kediaman Zidan.

Selesai makan malam, Salsa lansung menuju kamarnya, sedang kan Zidan kembali ke ruang kerja nya diikuti Raka.

Salsa duduk di pinggir ranjang, tampak kepalanya sedang memikirkan sesuatu.

'Rasa nya aneh deh, om itu meminta aku mengganti uang nya sepuluh juta, terus meminta ganti ponsel nya yang rusak, tapi kenapa dia memberikan semua ini? Apa ini semua juga akan dia hitung sebagai hutang juga?" batin Salsa menggelengkan kepalanya hebat.

'Seperti nya aku mulupakan sesuatu,'  Salsa lalu berlari ke luar kamarnya, setelah meraih black card di yang di berikan Zidan tadi siang.

Tok

Tok

Tok

Salsa mengetuk pintu kamar Zidan, namun tak ada jawaban.

'Tadi kata Bi Marni, kamar Om itu yang ini? apa aku salah?' gumam Salsa dalam hati, setelah mengetuk pintu yang tadi siang di tunjuk Marni sebagai kamar Zidan.

'Apa mungkin dia masih di bawah?' Salsa bergumam sendiri.

Salsa mencoba kembali mengetuk pintu kamar sebelah nya.

Tok

Tok

Tok

Tidak lama pintu itu terbuka.

"Ada apa nona?" tanya Raka yang masih memegang gagang pintu.

"Maaf Abang, aku kira ini kamar nya-"

kata kata Salsa terpotong ketika mendengar suara bariton yang sangat ia kenali.

"Siapa Raka?"

Suara itu sangat Salsa kenali, membuat jantung nya kembali berdetak tak karuan. Kepalanya pun lansung tertunduk, jemarinya di bawah sana pun saling memilin.

"Nona Salsa bos" jawab Raka.

"Suruh dia masuk," suara dari dalam ruangan itu kembali terdengar.

Salsa menghela panjang besar terlebih dahulu, sebelum mengayun kan kaki nya, masuk ke dalam ruangan itu.

"Ada apa?" tanya Zidan setelah Salsa berdiri di depannya.

Salsa tidak menjawab, ia hanya menunduk kan kepala nya saja, berdiri di hadapan Zidan dengan black card di tangannya.

Kedua netra Zidan manatap Salsa dengan satu  alis terangkat. "apa yang ingin kamu katakan?" tanya Zidan yang sudah berdiri di depan Salsa.

Tangan Zidan ter ulur menjitak dahinya.

"Aduhhh!" Salsa meringis, sambil mengusap kening nya.

"Sa-saya hanya mau mengambalikan ini," jawab Salsa cepat, seraya mengulurkan black card yang di bawanya.

Salsa masih meringis mengusap-usap bekas tangan Zidan di kening nya.

"Itu buat kau saja," Zidan kembali duduk di kursi kerjanya.

"Saya tidak mau," tolak Salsa meletakkan black card itu di atas meja.

Zidan berdecak kesal, lalu berdiri. menatap dingin gadis yang senantiasa menunduk, lalu melangkah meninggalkan ruangan itu.

'Kenapa dengan dia, aneh?' batin Salsa.

"Sebaiknya nona simpan saja kartu itu. Bos tidak suka Nona mengambilkannya," tutur Raka menjelaskan.

"Tapi-!"

"Ambillah Nona dan kembali lah ke kamar," perintah Raka.

Salsa menurut patuh, mengambil kartu itu, sebelum beranjak pergi kekamar nya.

'Heis, apa maksud dia memberikan ini, sementara dia masih menuntut ku untuk mengganti semua hutang nya?' gerutu Salsa menyeret kaki nya malangkah menuju kamar.

'Sudah lah lebih baik aku tidur saja.'

Salsa tidur di kamar mawah itu dengan kasur besar dan empuk untuk pertama kali nya. berbeda dengan kamar di rumah ibunya, yang hanya ada ranjang kayu dan kasur yang sudah mengeras.

.

.

.

***

Pagi harinya. Salsa sudah rapi dengan seragam, sepatu, tas, serta semua perlengkapan baru. Salsa tidak membawa seragam milik Santi, karna ia belum sempat mencuci nya.

Tok

Tok

Tok

"Nona, tuan sudah menunggu di bawah untuk sarapan" suara dari luar kamar terdengar sayup sayup di telinga Salsa.

Salsa meraih gagang pintu dan membuka nya.

"Nona segera lah ke bawah, tuan sudah mununggu Nona untuk sarapan," ucap Marni dengan wajah tertunduk.

Sungguh, Salsa bagaikan seorang ratu yang tinggal di dalam istana mewah.

"Iya Bi, saya juga mau turun," jawab Salsa, lalu mengikuti langkah Marni yang telah lebih dulu menuruni tangga.

.

.

.

"Duduk, dan cepat habiskan sarapan kau," perintah Zidan ketika Salsa sudah berada di ruang makan.

Lagi, Salsa menurut patuh, setelah menarik satu kursi ia duduk disana, dan lansung menyantap sarapan yang telah terhidang untuk nya.

.

.

Tidak lama bagi Salsa untuk menghabiskan sepiring sarapan di hadapannya itu.

"Saya sudah selesai Om," Salsa lalu berdiri dari duduk nya, melihat jarum jam di ruangan itu, yang hanya menyisakan waktu 15 menit lagi untuk ia harus tiba di sekolah agar tidak terlambat.

Tanpa Salsa sadari, sejak tadi Zidan terus memperhatikan nya yang tergesa gesa memakan sarapan, hingga Salsa meninggalkan meja makan itu, semua tidak lepas dari perhatian Zidan. 

'Dasar gadis ceroboh.'  gumam Zidan dengan sudut bibir naik ke atas.

Salsa bergegas keluar, karna ia tahu jarak tinggal nya saat ini dengan sekolah nya, tidak lah dekat.

"Uuuuh..... Pasti telat nih, mau naik angkot aku nggak ada uang untuk ongkos nya" gerutu Salsa melangkah cepat keluar dari hunian mewah itu.

"Silahkan nona," langkah Salsa terhenti ketika seorang laki laki telah membuka pintu mobil yang terparkir di halaman mension.

Salsa menaikan alis nya, namun ia juga berpikir mungkin ini solusi agar tidak telat sampai di sekolah.

Tanpa berpikir lagi Salsa lansung masuk kedalam mobil mewah itu. Sungguh, ia merasa seperti seorang putri raja saat ini. Biasa nya ia berangkat sekolah berjalan kaki, terkadang harus berlari berpacu dengan waktu, tiba di sekolah baju nya sudah basah oleh keringat. Tapi, sekarang lihat lah, ia duduk di dalam mobil mewah.

.

.

Satu menit sebelum bell masuk sekolah berbunyi, Salsa udah tiba di sekolah. gegas ia turun dari dalam mobil mewah yang berhenti tepat di depan gerbang sekolah nya.

Salsa berlari masuk ke dalam, pekarangan sekolah yang pagar nya akan segera di tutup oleh satpam.

Kedua kaki Salsa mengayun cepat menuju kelas nya.

"Sa....... Salsa......." panggil Santi melambaikan tangan ke arahnya.

Salsa melangkah mendekati sahabat nya itu, begitu pun Santi.

"Sa, kamu itu dari mana saja?" tanya Santi khawatir lansung memeluk erat sahabat nya.

"Kamu tau Sa, aku dan Mama nanti siang akan kekantor polisi untuk membuat laporan kehilangan mu," imbuh Santi. semakin mengeratkan pelukannya.

"Aku nggak apa apa San, ayo kita ke kelas, sebentar lagi pelajaran di mulai," ajak Salsa berusaha melerai pelukan sahabat nya.

"Tapi kamu harus menceritakan semua nya nanti ya,"

"Iya, nanti nanti aku ceritaka, sekarang kita ke kelas dulu, sebentar lagi pelajaran di mulai," turut Salsa.

Mereka lalu masuk ke dalam kelas bersama.

Terpopuler

Comments

Ineke Inex Lasut

Ineke Inex Lasut

lanjut Thor bgs ceritanya

2023-10-12

0

lihat semua
Episodes
1 Awal pertemuan
2 Di Ancam lapor polisi
3 3.Makan di restoran
4 Malu untuk menompang
5 Niken
6 Akan dijual
7 Gugup dan takut
8 Dibawa ke mension
9 Pergi ke Mall
10 Di Mall
11 Makan malam
12 Perkara Pizza
13 Di culik
14 Hasutan Herman
15 Membujuk Santi yang merajuk.
16 Masuk penjara.
17 Rencana menikah.
18 Rencana harus tetap berjalan.
19 Perkara membuka pintu mobil
20 Ingin mencekik nya.
21 Om mau ngapain?
22 Sah....
23 Indah nya pemandangan
24 Perkara nasi goreng
25 Rendi
26 Nomor ponsel asing
27 27. Kejadian di Mall
28 28. Mimpi buruk
29 Menjaga Istri yang Sedang Sakit
30 Tidak Mengizinkan
31 Mengganti Baju
32 Seharian menjaga istri di kamar
33 Merencanakan pindah kamar
34 Dia, Istri ku lah.
35 Kalau Om lagi ngapain?
36 Hidung mu bermasalah
37 Apa dia cemburu?
38 Bilang saja kamu tidak mau menolong saya
39 Perkara boneka.
40 Perkara suapan
41 Pijatan istri
42 Sarapan pagi
43 Solusi sahabat
44 2 Wanita
45 Ke Mall dengan suami
46 Mencari gaun
47 Dua porsi
48 Pindah kamar
49 Miss Rida
50 Marah-Marah
51 Takut di tinggal sendiri.
52 Di tempat Pesta
53 Hamil?
54 Setan.
55 Kedatangan tamu
56 Mak mak bawel
57 Rasa rindu
58 Ganti baju.
59 Pingsan
60 Minta pisah
61 Nasehat Raka
62 Lupa
63 Bahagia diajak Dinner
64 Jangan panggil saya Om
65 Mas sengaja ya?
66 Gagal
67 Pulang
68 Terpaksa mandi dua kali.
69 Berharap tidak di izinkan.
70 Cinderella
71 Emosi tidak stabil lah?
72 Jangan tidur dulu!
73 Tidak fokus.
74 Datang ke kantor
75 Cemas
76 Terbuai
77 Sakit perut
78 Bioskop
79 Khawatir dengan ancaman Rocky
80 Tunggu aku ya pacar.
81 Cemas
82 Apa saya bau?
83 Ngga usah pedulikan aku.
84 Hamil
85 Nasehat Maria
86 Hendro
87 Sayang
88 Mandi Malam
89 Bangun kesiangan
90 Pulang tengah hari.
91 Tugas sekolah
92 Tak rela.
93 Mana istriku
94 Pulang dengan ku sekarang!
95 Merajuk
96 Bakso
97 Demam
98 Minum obat
99 Kepala sakit perut
100 Pura-pura sakit
101 Janji akan cepat pulang
102 Harus kuat demi anak dan menantu
103 Mertua terbaik
104 Perkara makan dalam rantang
105 Tidak mau makan
106 Belum kenyang
107 Rindu tidur memeluk suami
108 Mandi
109 Luluh
110 Adu domba Niken
111 Mas punya selingkuhan, ya?
112 Ulah Niken
113 Berdamai
114 Temani mandi
115 Tidak bisa tidur
116 Penyesalan Rita
117 Boleh tidak?
118 Sekretaris dan secangkir kopi
119 Merajuk
120 Rencana mertua
121 Kabar dari santi
122 Maaf
123 Membujuk
124 Pagi yang menyiksa
125 Di luar dugaan
126 Kado
127 Pencuri
128 Akan mencari Rita
129 Cemburu
130 Aku sangat mencintai suamiku
131 Hukuman
132 Tanggung jawab
133 Janji
134 Minta di suapkan.
135 Ulah Herman
136 Masalah besar
137 Nasehat
138 Apa gara-gara rendang?
139 Masuk angin
140 Kelilipan
141 Dua ronde
142 Bab spesial Santi & Raka
143 Babak-bapak suka ngerumpi
144 Kencan pertama Raka
145 Tidak percaya diri
146 USG
147 Kamu hebat Zi!
148 Diana
149 Curiga
150 Lingerie
151 Tebusan
152 Amarah Zidan
153 Kontraksi
154 Kelahiran Twins
155 Zio dan Zia
156 End
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Awal pertemuan
2
Di Ancam lapor polisi
3
3.Makan di restoran
4
Malu untuk menompang
5
Niken
6
Akan dijual
7
Gugup dan takut
8
Dibawa ke mension
9
Pergi ke Mall
10
Di Mall
11
Makan malam
12
Perkara Pizza
13
Di culik
14
Hasutan Herman
15
Membujuk Santi yang merajuk.
16
Masuk penjara.
17
Rencana menikah.
18
Rencana harus tetap berjalan.
19
Perkara membuka pintu mobil
20
Ingin mencekik nya.
21
Om mau ngapain?
22
Sah....
23
Indah nya pemandangan
24
Perkara nasi goreng
25
Rendi
26
Nomor ponsel asing
27
27. Kejadian di Mall
28
28. Mimpi buruk
29
Menjaga Istri yang Sedang Sakit
30
Tidak Mengizinkan
31
Mengganti Baju
32
Seharian menjaga istri di kamar
33
Merencanakan pindah kamar
34
Dia, Istri ku lah.
35
Kalau Om lagi ngapain?
36
Hidung mu bermasalah
37
Apa dia cemburu?
38
Bilang saja kamu tidak mau menolong saya
39
Perkara boneka.
40
Perkara suapan
41
Pijatan istri
42
Sarapan pagi
43
Solusi sahabat
44
2 Wanita
45
Ke Mall dengan suami
46
Mencari gaun
47
Dua porsi
48
Pindah kamar
49
Miss Rida
50
Marah-Marah
51
Takut di tinggal sendiri.
52
Di tempat Pesta
53
Hamil?
54
Setan.
55
Kedatangan tamu
56
Mak mak bawel
57
Rasa rindu
58
Ganti baju.
59
Pingsan
60
Minta pisah
61
Nasehat Raka
62
Lupa
63
Bahagia diajak Dinner
64
Jangan panggil saya Om
65
Mas sengaja ya?
66
Gagal
67
Pulang
68
Terpaksa mandi dua kali.
69
Berharap tidak di izinkan.
70
Cinderella
71
Emosi tidak stabil lah?
72
Jangan tidur dulu!
73
Tidak fokus.
74
Datang ke kantor
75
Cemas
76
Terbuai
77
Sakit perut
78
Bioskop
79
Khawatir dengan ancaman Rocky
80
Tunggu aku ya pacar.
81
Cemas
82
Apa saya bau?
83
Ngga usah pedulikan aku.
84
Hamil
85
Nasehat Maria
86
Hendro
87
Sayang
88
Mandi Malam
89
Bangun kesiangan
90
Pulang tengah hari.
91
Tugas sekolah
92
Tak rela.
93
Mana istriku
94
Pulang dengan ku sekarang!
95
Merajuk
96
Bakso
97
Demam
98
Minum obat
99
Kepala sakit perut
100
Pura-pura sakit
101
Janji akan cepat pulang
102
Harus kuat demi anak dan menantu
103
Mertua terbaik
104
Perkara makan dalam rantang
105
Tidak mau makan
106
Belum kenyang
107
Rindu tidur memeluk suami
108
Mandi
109
Luluh
110
Adu domba Niken
111
Mas punya selingkuhan, ya?
112
Ulah Niken
113
Berdamai
114
Temani mandi
115
Tidak bisa tidur
116
Penyesalan Rita
117
Boleh tidak?
118
Sekretaris dan secangkir kopi
119
Merajuk
120
Rencana mertua
121
Kabar dari santi
122
Maaf
123
Membujuk
124
Pagi yang menyiksa
125
Di luar dugaan
126
Kado
127
Pencuri
128
Akan mencari Rita
129
Cemburu
130
Aku sangat mencintai suamiku
131
Hukuman
132
Tanggung jawab
133
Janji
134
Minta di suapkan.
135
Ulah Herman
136
Masalah besar
137
Nasehat
138
Apa gara-gara rendang?
139
Masuk angin
140
Kelilipan
141
Dua ronde
142
Bab spesial Santi & Raka
143
Babak-bapak suka ngerumpi
144
Kencan pertama Raka
145
Tidak percaya diri
146
USG
147
Kamu hebat Zi!
148
Diana
149
Curiga
150
Lingerie
151
Tebusan
152
Amarah Zidan
153
Kontraksi
154
Kelahiran Twins
155
Zio dan Zia
156
End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!