3.Makan di restoran

Zidan melangkah masuk ke dalam restoran mewah itu. para pelayan menyapanya dengan senyum ramah.

"Silahkan tuan," sapa salah satu pelayan wanita restoran itu dengan ramah.

Pelayan itu membawa Zidan ke pintu lift. Menekan tombol yang ada di samping lift, tidak lama pintu lift pun terbuka. pelayan mempersilahkan zidan masuk ke dalam lift.

"Silahkan tuan," ucap pelayan itu mempersilahkan zidan masuk ke dalam lift.

Zidan menoleh ke arah Salsa gadis yang sejak tadi bersama nya. Salsa hanya berdiri tidak jauh dari pintu dengan wajah menunduk.

"Hei batu......" teriak Zidan, Salsa mengangkat wajah  nya melihat Zidan.

'Ish, apa? dia bilang aku batu.'  batin Salsa dalam hati.

Zidan melihat pelayan yang berdiri di samping nya.

"Bawa dia kemari," titah Zidan pada pelayan yang berdiri di sampingnya. Pelayan itu pun menuruti perintah zidan, berjalan mendekati Salsa.

"Mari Nona," ucap pelayan sambil mengulurkan tangan nya kedepan.

Salsa mengikuti pelayan itu, ia lansung masuk ke dalam lift yang pintu nya sudah terbuka.

Setelah Salsa masuk, Zidan dan pelayan itu pun ikut masuk. Pelayan itu kemudian menekan salah satu angka di samping pintu. Kotak besi itu pun bergerak ke atas.

Setelah sampai di puncak tertinggi bangunan itu, pintu lift terbuka, mereka pun keluar.

Pelayan membawa mereka ke meja khusus untuk tamu VIP, lalu mempersilahkan Zidan dan Salsa duduk di sana.

Dari tempat duduk nya, Salsa bisa memandang bebas keindahan kota di malam itu,menatap kelap kelip lampu yang menerangi malam.

'Wah, ini sangat Indah sekali,'

sorak Salsa dalam hati, mata nya tak berkedip memandang kelap-kelip lampu dari puncak lantai tertinggi gedung restoran.

"Silahkan nona," ujar pelayan seraya menyerahkan padanya buku menu. Salsa mangambil buku itu, lalu meletakkan nya kembali di meja.

"Nona pesan apa?" tanya pelayan bersiap menulis di kertas catatan nya.

Salsa menoleh ke arah pelayan yang berdiri di sampingnya.

"Saya nggak pesan apa-apa Kak," ucap Salsa tersenyum kikuk.

Pelayan itu menatap Salsa heran. Namun Salsa tidak memperdulikan, ia mengalihkan pandangan nya ke balik kaca, melihat pemandangan kota yang tak pernah ia lihat sebelumnya.

"Eh, batu. Apa kau tidak suka makanan di sini?" tanya Zidan, yang sejak tadi memperhatikan nya.

"Nggak, saya ngggak ada bilang nggak suka," jawab Salsa di sertai gelengan kepala.

"Kalau tidak suka, kenapa kau tidak pesan makanannya?" tanya Zidan dengan kedua alis bertaut.

"Sa-saya kenyang Om," jawab Salsa berbohong.

"Eiz....." Zidan berdecak kesal, tangan nya masih memegang buku menu restoran.

Kemudian Zidan menoleh melihat pelayan. ia menggerakkan satu telunjuk nya, memberi kode pada pelayan itu agar mendekat pada nya.

"Kau bawa semua menu yang ada di restoran ini,"  bisik Zidan di telinga pelayan itu.

Setelah itu Zidan mengeluarkan ponsel nya dari saku celana, dan menelepon seseorang.

"Datang ke restoran xxx sekarang," ucap Zidan lalu mengakhiri panggilan telepon nya.

Salsa tidak menoleh sedikit pun pada Zidan, mata nya tengah asyik melihat pemandangan yang ada di hadapan nya. Pemandangan yang pelum pernah ia lihat sebelum nya.

Tidak berselang lama, dua orang pelayan restoran itu datang, mendorong sebuah meja troli, yang penuh berisi makanan.

Kemudian 2 pelayan itu menata piring-piring yang berisi makanan di atas meja. Meja yang cukup lebar itu terlihat terlalu kecil karna tampak sempit terisi penuh dengan piring-piring yang berisi makanan dibawa pelayan.

"Kalian pergilah," perintah zidan pada kedua pelayan itu.

"Silahkan di nikmati makanan nya Tuan, Nona," ucap pelayan itu kemudian berlalu pergi.

Zidan melihat Salsa yang sejak tadi matanya tidak lepas menatap piring-piring yang berisi makanan yang terhidang di meja. Bibir gadis itu terlihat bergerak seperti sedang mengunyah makanan.

Zidan kemudian memposisikan serbetnya di leher, mengambil pisau dan garpu, dan mulai memotong-motong kecil daging di dalam piring nya. Ia sesekali melihat Salsa yang masih duduk diam, sambil meringis memegang perut nya.

"Apa kau bisa kenyang jika hanya melihat makanan itu," ucap Zidan sinis, seraya menyuap sepotong daging ke mulutnya.

Salsa menggeleng lemah lalu menyilangkan kedua tangannya di dada. Wajah ia palingkan dari tumpukan makanan yang sejak tadi sudah membuat cacing cacing di perutnya meronta ronta.

Zidan tersenyum kecil.

'Is, dasar manusia sombong, serakah, bisa bisa nya dia  makan sendiri, tanpa menawari ku, ufh." gerutu Salsa sambil memegang perutnya yang semakin terasa perih.

Salsa sudah tidak tahan lagi dengan rengekan cacing-cacing didalam perutnya. Setelah menghela nafas panjang, ia memberanikan diri nya bersuara.

"Om......" ucap Salsa pelan.

Zidan menaikan satu alisnya, menatap gadis yang duduk di depannya.

Salsa diam, ia malu untuk melanjutkan kembali kata-kata nya.

"Om, boleh nggak saya minta itu," ucap Salsa menunjuk salah satu piring yang berisi makanan di dekatnya.

"Ambil lah yang mana kau suka, anggaplah semua makanan di sini punya kau, jadi makan lah semua nya," ucap Zidan.

"Be-benaran Om, semua ini buat saya?" tanya Salsa meyakinkan.

"Iya." jawab Zidan.

Tanpa basa-basi lagi Salsa lansung meraih satu piring makanan di depannya, yang sejak tadi sudah membuat air liur nya menetes.

"Pelan saja kau makan nya, tidak ada orang di sini yang akan meminta," ucap Zidan sinis.

"Saya sangat lapar Om," ucap Salsa yang terus saja menyantap makanan di piringnya

***

Flashback siang tadi di rumah Salsa.

Salsa yang baru saja pulang sekolah. Setelah mengganti seragam sekolah, ia pergi ke dapur membuka tudung saji yang ternyata kosong.

Kemudian Salsa mengambil satu mie instan di atas meja dapur. Ia juga mengambil sabiji bawang, serta lima biji cabe rawit. Kini salsa tengah asyik menumis bawang di penggorengan, mengaduk-aduk dengan sendok di tangannya.

Tiba tiba dari arah belakang. sebuah tangan yang melingkar di perut nya. Sontak tubuh Salsa menolak berontak, ia menoleh kan wajahnya kebelakang, Tubuh nya seketika gemetar saat melihat orang yang ada di belakang nya.

"Lepas..!" teriak Salsa berusaha melepaskan tangan yang memeluk tubuh nya itu.

"Ssssssssssst,,,,,,." bisik suara yang memeluk tubuh Salsa.

"Lepaskan..!" Teriak Salsa yang terus memberontak.

"Teriak lah yang keras, jika kau ingin Ibu mu mati," bisik nya di telinga Salsa.

"Kau!!!" bentak Salsa mengetahui siapa orang itu. Ya, dia adalah Herman, Ayah tiri nya.

"Tenang lah sayang," ucap Herman.

"Cuih,,,!" Salsa meludahi wajah Herman, lalu ia menghentak kan satu kaki nya menginjak kaki Herman.

Akhir nya tangan Herman yang melingkar pinggang Salsa terlepas. Salsa lalu meraih pisau yang ia gunakan tadi untuk mengupas dan memotong bawang. Ia mengacungkan pisau itu pada Herman. Tapi, Herman mencoba merebut paksa pisau yang ada di tangan Salsa hingga secara tidak sengaja pisau itu mengenai lengan Herman.

Sreeet.

Pisau itu menggores lengan Herman. Salsa lalu berlari masuk ke kamarnya. Ia menutup pintu kamar dan mengunci nya. Ia juga menahan pintu itu dengan badannya.

Dor

Dor

Dor

"Salsa buka. buka pintunya!" teriak Herman dari luar kamar.

Salsa diam menahan pintu itu dengan tubuh yang sudah gemetar. Ia menangis ketakutan, di rumahnya saat ini tidak ada siapa-siapa.

Kini sudah tidak terdengar lagi suara Herman berteriak dan menggedor pintu dari luar.

Salsa kemudian melangkah pelan ke ranjangnya. Perlahan ia duduk di sudut ranjang, dengan memeluk kedua lutut nya. Rasa takutnya belum hilang, kini rasa lapar datang lagi.

Akhir nya Salsa tertidur di kamar itu, dengan rasa lelah, takut, dan lapar.

Episodes
1 Awal pertemuan
2 Di Ancam lapor polisi
3 3.Makan di restoran
4 Malu untuk menompang
5 Niken
6 Akan dijual
7 Gugup dan takut
8 Dibawa ke mension
9 Pergi ke Mall
10 Di Mall
11 Makan malam
12 Perkara Pizza
13 Di culik
14 Hasutan Herman
15 Membujuk Santi yang merajuk.
16 Masuk penjara.
17 Rencana menikah.
18 Rencana harus tetap berjalan.
19 Perkara membuka pintu mobil
20 Ingin mencekik nya.
21 Om mau ngapain?
22 Sah....
23 Indah nya pemandangan
24 Perkara nasi goreng
25 Rendi
26 Nomor ponsel asing
27 27. Kejadian di Mall
28 28. Mimpi buruk
29 Menjaga Istri yang Sedang Sakit
30 Tidak Mengizinkan
31 Mengganti Baju
32 Seharian menjaga istri di kamar
33 Merencanakan pindah kamar
34 Dia, Istri ku lah.
35 Kalau Om lagi ngapain?
36 Hidung mu bermasalah
37 Apa dia cemburu?
38 Bilang saja kamu tidak mau menolong saya
39 Perkara boneka.
40 Perkara suapan
41 Pijatan istri
42 Sarapan pagi
43 Solusi sahabat
44 2 Wanita
45 Ke Mall dengan suami
46 Mencari gaun
47 Dua porsi
48 Pindah kamar
49 Miss Rida
50 Marah-Marah
51 Takut di tinggal sendiri.
52 Di tempat Pesta
53 Hamil?
54 Setan.
55 Kedatangan tamu
56 Mak mak bawel
57 Rasa rindu
58 Ganti baju.
59 Pingsan
60 Minta pisah
61 Nasehat Raka
62 Lupa
63 Bahagia diajak Dinner
64 Jangan panggil saya Om
65 Mas sengaja ya?
66 Gagal
67 Pulang
68 Terpaksa mandi dua kali.
69 Berharap tidak di izinkan.
70 Cinderella
71 Emosi tidak stabil lah?
72 Jangan tidur dulu!
73 Tidak fokus.
74 Datang ke kantor
75 Cemas
76 Terbuai
77 Sakit perut
78 Bioskop
79 Khawatir dengan ancaman Rocky
80 Tunggu aku ya pacar.
81 Cemas
82 Apa saya bau?
83 Ngga usah pedulikan aku.
84 Hamil
85 Nasehat Maria
86 Hendro
87 Sayang
88 Mandi Malam
89 Bangun kesiangan
90 Pulang tengah hari.
91 Tugas sekolah
92 Tak rela.
93 Mana istriku
94 Pulang dengan ku sekarang!
95 Merajuk
96 Bakso
97 Demam
98 Minum obat
99 Kepala sakit perut
100 Pura-pura sakit
101 Janji akan cepat pulang
102 Harus kuat demi anak dan menantu
103 Mertua terbaik
104 Perkara makan dalam rantang
105 Tidak mau makan
106 Belum kenyang
107 Rindu tidur memeluk suami
108 Mandi
109 Luluh
110 Adu domba Niken
111 Mas punya selingkuhan, ya?
112 Ulah Niken
113 Berdamai
114 Temani mandi
115 Tidak bisa tidur
116 Penyesalan Rita
117 Boleh tidak?
118 Sekretaris dan secangkir kopi
119 Merajuk
120 Rencana mertua
121 Kabar dari santi
122 Maaf
123 Membujuk
124 Pagi yang menyiksa
125 Di luar dugaan
126 Kado
127 Pencuri
128 Akan mencari Rita
129 Cemburu
130 Aku sangat mencintai suamiku
131 Hukuman
132 Tanggung jawab
133 Janji
134 Minta di suapkan.
135 Ulah Herman
136 Masalah besar
137 Nasehat
138 Apa gara-gara rendang?
139 Masuk angin
140 Kelilipan
141 Dua ronde
142 Bab spesial Santi & Raka
143 Babak-bapak suka ngerumpi
144 Kencan pertama Raka
145 Tidak percaya diri
146 USG
147 Kamu hebat Zi!
148 Diana
149 Curiga
150 Lingerie
151 Tebusan
152 Amarah Zidan
153 Kontraksi
154 Kelahiran Twins
155 Zio dan Zia
156 End
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Awal pertemuan
2
Di Ancam lapor polisi
3
3.Makan di restoran
4
Malu untuk menompang
5
Niken
6
Akan dijual
7
Gugup dan takut
8
Dibawa ke mension
9
Pergi ke Mall
10
Di Mall
11
Makan malam
12
Perkara Pizza
13
Di culik
14
Hasutan Herman
15
Membujuk Santi yang merajuk.
16
Masuk penjara.
17
Rencana menikah.
18
Rencana harus tetap berjalan.
19
Perkara membuka pintu mobil
20
Ingin mencekik nya.
21
Om mau ngapain?
22
Sah....
23
Indah nya pemandangan
24
Perkara nasi goreng
25
Rendi
26
Nomor ponsel asing
27
27. Kejadian di Mall
28
28. Mimpi buruk
29
Menjaga Istri yang Sedang Sakit
30
Tidak Mengizinkan
31
Mengganti Baju
32
Seharian menjaga istri di kamar
33
Merencanakan pindah kamar
34
Dia, Istri ku lah.
35
Kalau Om lagi ngapain?
36
Hidung mu bermasalah
37
Apa dia cemburu?
38
Bilang saja kamu tidak mau menolong saya
39
Perkara boneka.
40
Perkara suapan
41
Pijatan istri
42
Sarapan pagi
43
Solusi sahabat
44
2 Wanita
45
Ke Mall dengan suami
46
Mencari gaun
47
Dua porsi
48
Pindah kamar
49
Miss Rida
50
Marah-Marah
51
Takut di tinggal sendiri.
52
Di tempat Pesta
53
Hamil?
54
Setan.
55
Kedatangan tamu
56
Mak mak bawel
57
Rasa rindu
58
Ganti baju.
59
Pingsan
60
Minta pisah
61
Nasehat Raka
62
Lupa
63
Bahagia diajak Dinner
64
Jangan panggil saya Om
65
Mas sengaja ya?
66
Gagal
67
Pulang
68
Terpaksa mandi dua kali.
69
Berharap tidak di izinkan.
70
Cinderella
71
Emosi tidak stabil lah?
72
Jangan tidur dulu!
73
Tidak fokus.
74
Datang ke kantor
75
Cemas
76
Terbuai
77
Sakit perut
78
Bioskop
79
Khawatir dengan ancaman Rocky
80
Tunggu aku ya pacar.
81
Cemas
82
Apa saya bau?
83
Ngga usah pedulikan aku.
84
Hamil
85
Nasehat Maria
86
Hendro
87
Sayang
88
Mandi Malam
89
Bangun kesiangan
90
Pulang tengah hari.
91
Tugas sekolah
92
Tak rela.
93
Mana istriku
94
Pulang dengan ku sekarang!
95
Merajuk
96
Bakso
97
Demam
98
Minum obat
99
Kepala sakit perut
100
Pura-pura sakit
101
Janji akan cepat pulang
102
Harus kuat demi anak dan menantu
103
Mertua terbaik
104
Perkara makan dalam rantang
105
Tidak mau makan
106
Belum kenyang
107
Rindu tidur memeluk suami
108
Mandi
109
Luluh
110
Adu domba Niken
111
Mas punya selingkuhan, ya?
112
Ulah Niken
113
Berdamai
114
Temani mandi
115
Tidak bisa tidur
116
Penyesalan Rita
117
Boleh tidak?
118
Sekretaris dan secangkir kopi
119
Merajuk
120
Rencana mertua
121
Kabar dari santi
122
Maaf
123
Membujuk
124
Pagi yang menyiksa
125
Di luar dugaan
126
Kado
127
Pencuri
128
Akan mencari Rita
129
Cemburu
130
Aku sangat mencintai suamiku
131
Hukuman
132
Tanggung jawab
133
Janji
134
Minta di suapkan.
135
Ulah Herman
136
Masalah besar
137
Nasehat
138
Apa gara-gara rendang?
139
Masuk angin
140
Kelilipan
141
Dua ronde
142
Bab spesial Santi & Raka
143
Babak-bapak suka ngerumpi
144
Kencan pertama Raka
145
Tidak percaya diri
146
USG
147
Kamu hebat Zi!
148
Diana
149
Curiga
150
Lingerie
151
Tebusan
152
Amarah Zidan
153
Kontraksi
154
Kelahiran Twins
155
Zio dan Zia
156
End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!