Perkara Pizza

Pagi itu di rumah Ibu Salsa.

Herman yang baru pulang dari tempatnya berjudi, dengan wajah kusut dan mata yang merah masuk ke dalam rumah, perut nya pun sudah keroncongan. Herman pulang, karna tidak ada lagi modal untuk ia berjudi apalagi buat membeli makanan di luar, berharap di rumah ada makanan terhidang.

"Rita.......Ritaa......." Herman berteriak memanggil manggil sang istri, tapi tak ada jawaban, dengan langkah gontai ia terus melangkah menuju dapur. membuka tudung saji yang di dalam nya hanya ada sepiring nasi goreng dingin.

'Lumayan lah, dari pada aku kelaparan'  batinnya lansung memakan nasi goreng itu.

'Hari ini kemana aku harus cari modal ya.' pikirnya sambil terus menyuap nasi goreng. Ya, Herman tengah memikirkan modal buat ia berjudi lagi nanti malam, karna uang 300 ribu yang ia ambil dari dompet istri nya tadi malam, sudah habis ia gunakan untuk berjudi.

Ceklek

Pintu terbuka, Rita melangkah masuk ke dalam rumah, berjalan ke dapur dengan menenteng satu kantong kresek. didapur Rita melihat suami nya sedang memakan nasi goreng yang di buatnya tadi.

"Aku kira kamu sudah berangkat kerja," ujar Herman, matanya fokus pada kantong kresek yang di bawa Rita.

"Aku sudah tidak bekerja lagi Man," balas Rita dingin, meletakkan kantong kresek itu di atas meja.

"Lho, kenapa?" tanya Herman heran.

"Pengurangan karyawan, jadi kontrak kerja tidak di sambung," balas Rita acuh, sambil membuka kantong Kresek yang di bawanya tadi, berisi persedian bahan-bahan makanan.

"Tapi mereka memberi mu pesangon kan?" kembali Herman bertanya seraya menuang kan air galon ke dalam gelas.

"Tidak banyak, mungkin hanya cukup untuk persedian makan kita satu bulan," balas Rita lalu menyusun bahan-bahan makanan ke dalam kulkas.

Seringai licik terbit di wajah Herman.

.

.

.

.

***

Di sekolah Salsa.

Bell istirahat berbunyi, para siswa-siswi putih abu-abu berhamburan keluar kelas. Tapi tidak dengan Salsa yang masih mengemasi alat tulis dan buku nya.

"Sa, yuk ke kantin, kamu kan harus menceritakan sesuatu padaku," Santi yang sudah berada di dekatnya lansung menarik satu tangan Salsa.

"Iya, tunggu sebentar aku mau memasukkan buku-buku ini kedalam tas dulu," Salsa menahan tangannya, sambil memasukkan alat tulis dan buku ke dalam tas.

Santi yang tidak sabaran melepaskan pegangan tangannya, berdiri di samping Salsa.

Saat Salsa sudah berdiri, Santi lansung manarik tangan sahabat nya, berjalan cepat menuju kantin.

Sesampai di kantin Santi memesan makanan beserta minum nya, sedang kan Salsa tidak memesan apa pun. karna ia memang tidak mempunyai uang.

"Sekarang ceritakan semuanya," ujar Santi yang baru saja duduk. Salsa hanya tersenyum melihat sahabat nya itu.

"Sa, kamu dengar nggak. Malah senyum senyum sendiri, nggak jelas banget" gerutu Santi sedikit menepuk meja di depannya.

"Iya, bawel. Kamu mau aku mulai cerita dari mana?" jawab Salsa masih tersenyum pada sahabatnya.

"Dari awal, dari mulai kamu menunggu di swalayan, kamu menunggu di mana? pergi kemana? kamu tau Sa, seperti apa panik nya aku mencari mu," cercah Santi dengan banyak pertanyaan.

Salsa menghela nafas panjang sebelum menjawab pertanyaan sahabat nya itu.

"Aku di bawa Om Herman, dia memaksa aku ikut dengan nya," jawab Salsa dari banyak nya pertanyaan yang diajukan Santi.

"Herman?! ayah tiri mu itu?" tanya Santi yang di balas anggukan kepala Salsa.

"Dia membawa mu kemana?" tanya Santi lagi, bersamaan pelayan kantin datang mengantarkan pesanan nya.

"Kamu nggak makan Sa?" tanya Santi lalu tangannya meraih orenge jus lalu menyeruput nya.

"Nggak aku masih kenyang," balas Salsa berbohong. Tidak mungkin ia akan berkata jujur, tidak memiliki uang.

Santi menatap lekat sahabat nya itu, seperti sedang membaca apa yang di pikirkan Salsa.

Kemudian Santi bangkit dari duduknya, berjalan memesan makanan yang sama untuk Salsa. Santi tau sahabat nya itu pasti tidak mempunyai uang.

Santi kembali duduk di tempat semula, setelah memesan makanan untuk Salsa.

"Terus kamu di bawa ke mana sama si Herman brengsek itu?" tanya Santi lagi, sungguh hari ini dia seperti seorang wartawan pemburu berita.

"Kerumah tuan Albert" jawab Salsa apa adanya.

"Tuan Albert!?" ulang Santi meyakinkan seperti tidak percaya.

Menurutnya Tuan Albert adalah seorang lintah darat yang mempunyai tempat hiburan malam, biasa menjajakan para wanita di sana.

Santi menutup mulut nya, menoleh kiri-kanan takut ucapannya tadi di dengar teman-temannya yang lain. pasti lah tidak baik untuk sahabat nya.

"Ini nggak bisa di biarkan Sa, mau sampai kapan kamu di perlakukan seperti ini terus? Kamu harus lawan dia Sa." ucap Santi menggebu.

"Nggak usah San, aku ngga mau Ibu marah lagi," jawab Salsa dengan senyum terpaksa.

Makanan yang di pesan Santi untuk Salsa pun datang, Salsa tidak tahu, kalau sahabat nya itu memesankan makanan untuknya.

"Makan lah ini untuk mu," Santi menyodorkan piring makanan ke depan Salsa.

"Tapi San--"

"Aku yang traktir," potong Santi cepat.

"Terimakasih San, aku jadi enak,"

Salsa yang memang lapar, tidak bisa berkata-kata lagi, tanpa basa basi ia pun menyantap makanan di depan nya itu.

.

.

.

.

.

Sebelum nya di perusahaan Ziro Company.

Zidan tidak bisa fokus bekerja, sejak tadi hanya berdiri menatap pemandangan kota, dari balik kaca ruangan nya.

'Heis, kenapa aku selalu memikirkan gadis itu?" gumamnya.

Zidan lalu mengambil ponsel, menghubungi Raka.

"Pergi ke sekolah gadis itu sekarang, belikan makanan untuk nya, dan berikan juga dia uang." Tanpa menunggu Raka menyahut, sambungan telepon Zidan putuskan.

Raka pun bergegas melakukan perintah mutlak dari Bos nya itu.

Setalah membeli pizza di sebuah restoran, Raka memacu kendaraannya menuju sekolah Salsa.

'Dasar bos payah, dia yang  mau mendekati gadis A-B-G itu, malah aku yang harus repot" gerutu nya sendiri.

Raka memasukan marcedes-benz nya ke perkarangan sekolah, tentunya melihat mobil mewah itu satpam yang berjaga memberi hormat padanya.

Raka turun dari kendaraan nya, di iringi tatapan para siswa-siswi, yang sejak tadi ingin melihat sosok orang yang ada di dalam mobil mewah itu.

Raka berjalan mendekati salah satu siswi sekolah yang sejak tadi melihat nya tanpa berkedip.

"Halo, Apa kamu mengenal Salsa?" tanya Raka pada siswi itu.

"Apa yang anda maksud salsabila anak IPA 1 kelas 12," timpal teman siswi tadi.

Raka tidak tau nama lengkap Salsa, apa lagi kelas nya, tapi dia benarkan saja jawaban siswi di depan nya itu.

"Iya, apa kamu bisa mengantarkan saya?" tanya Raka pada siswi itu.

"Tadi dia ada di kantin, mari aku antarkan,"

Raka berjalan mengikuti langkah kaki gadis berseragam putih abu abu didepannya.

"Itu dia," tunjuk siswi yang mengantarkan Raka tadi.

"Ok. Terimakasih ya,"

Raka kemudian berjalan mendekati Salsa.

"Nona, saya di suruh Bos mengantarkan makanan ini, " Raka meletakkan kan pizza itu di atas meja.

Salsa berdiri lalu menarik tangan Raka berjalan agak menjauh dari Santi dan teman teman nya yang sejak tadi memperhatikan Raka.

"Abang ngapain ke sini sih?" tanya Salsa panik, ia melihat kiri dan kanan memastikan tidak ada orang di dekat nya yang akan mendengar.

"Tadi Bos menyuruh mengantarkan makanan untuk Nona" balas Raka datar.

"Sudah berapa kali aku bilang jangan panggil aku Nona," Salsa menggerutu.

"Dan ngapain juga Abang mengantarkan makanan untuk ku?"

"Saya hanya menjalankan perintah Nona, jika nona tidak suka bicaralah dengan Bos Zidan," balas Raka tanpa dingin.

"Abang. jangan memanggilku dengan sebutan Nona lagi, nanti di dengar orang, di kira aku anak raja pula," gerutu Salsa, yang lansung menutup mulut nya dengan kedua tangan, karna suara nya itu cukup keras, hingga banyak pasang telinga yang mendengarnya.

sedang kan Raka masih berdiri diam tanpa ekspresi.

"Ya sudah, Abang pergilah, nanti Salsa makan-makanannya" Salsa mendorong tubuh Raka agar pergi dari sana.

Raka pun mengikuti nya, ia segera pergi dari sana.

Salsa kembali duduk di tempat duduk nya semula, tersenyum kikuk pada sahabatnya, tapi Santi malah memberikan tatapan horor penuh selidik.

"Siapa dia?" tanya Santi menatap nya lekat.

"Bukan siapa siapa, ayo makan lagi," jawab Salsa mengalihkan.

"Oo bukan siapa-siapa ya," ujar Santi lalu meraih Pizza yang di letakkan Raka di atas meja.

"Lalu ini apa?" satu alis Santi terangkat naik.

Santi lalu membuka kotak pizza itu.

"Seperti nya ada yang kamu sembunyikan dari aku sa?" cercah santi yang terus memberikan pertanyaan.

"Di-Dia majikan aku" jawab salsa berbohong.

Episodes
1 Awal pertemuan
2 Di Ancam lapor polisi
3 3.Makan di restoran
4 Malu untuk menompang
5 Niken
6 Akan dijual
7 Gugup dan takut
8 Dibawa ke mension
9 Pergi ke Mall
10 Di Mall
11 Makan malam
12 Perkara Pizza
13 Di culik
14 Hasutan Herman
15 Membujuk Santi yang merajuk.
16 Masuk penjara.
17 Rencana menikah.
18 Rencana harus tetap berjalan.
19 Perkara membuka pintu mobil
20 Ingin mencekik nya.
21 Om mau ngapain?
22 Sah....
23 Indah nya pemandangan
24 Perkara nasi goreng
25 Rendi
26 Nomor ponsel asing
27 27. Kejadian di Mall
28 28. Mimpi buruk
29 Menjaga Istri yang Sedang Sakit
30 Tidak Mengizinkan
31 Mengganti Baju
32 Seharian menjaga istri di kamar
33 Merencanakan pindah kamar
34 Dia, Istri ku lah.
35 Kalau Om lagi ngapain?
36 Hidung mu bermasalah
37 Apa dia cemburu?
38 Bilang saja kamu tidak mau menolong saya
39 Perkara boneka.
40 Perkara suapan
41 Pijatan istri
42 Sarapan pagi
43 Solusi sahabat
44 2 Wanita
45 Ke Mall dengan suami
46 Mencari gaun
47 Dua porsi
48 Pindah kamar
49 Miss Rida
50 Marah-Marah
51 Takut di tinggal sendiri.
52 Di tempat Pesta
53 Hamil?
54 Setan.
55 Kedatangan tamu
56 Mak mak bawel
57 Rasa rindu
58 Ganti baju.
59 Pingsan
60 Minta pisah
61 Nasehat Raka
62 Lupa
63 Bahagia diajak Dinner
64 Jangan panggil saya Om
65 Mas sengaja ya?
66 Gagal
67 Pulang
68 Terpaksa mandi dua kali.
69 Berharap tidak di izinkan.
70 Cinderella
71 Emosi tidak stabil lah?
72 Jangan tidur dulu!
73 Tidak fokus.
74 Datang ke kantor
75 Cemas
76 Terbuai
77 Sakit perut
78 Bioskop
79 Khawatir dengan ancaman Rocky
80 Tunggu aku ya pacar.
81 Cemas
82 Apa saya bau?
83 Ngga usah pedulikan aku.
84 Hamil
85 Nasehat Maria
86 Hendro
87 Sayang
88 Mandi Malam
89 Bangun kesiangan
90 Pulang tengah hari.
91 Tugas sekolah
92 Tak rela.
93 Mana istriku
94 Pulang dengan ku sekarang!
95 Merajuk
96 Bakso
97 Demam
98 Minum obat
99 Kepala sakit perut
100 Pura-pura sakit
101 Janji akan cepat pulang
102 Harus kuat demi anak dan menantu
103 Mertua terbaik
104 Perkara makan dalam rantang
105 Tidak mau makan
106 Belum kenyang
107 Rindu tidur memeluk suami
108 Mandi
109 Luluh
110 Adu domba Niken
111 Mas punya selingkuhan, ya?
112 Ulah Niken
113 Berdamai
114 Temani mandi
115 Tidak bisa tidur
116 Penyesalan Rita
117 Boleh tidak?
118 Sekretaris dan secangkir kopi
119 Merajuk
120 Rencana mertua
121 Kabar dari santi
122 Maaf
123 Membujuk
124 Pagi yang menyiksa
125 Di luar dugaan
126 Kado
127 Pencuri
128 Akan mencari Rita
129 Cemburu
130 Aku sangat mencintai suamiku
131 Hukuman
132 Tanggung jawab
133 Janji
134 Minta di suapkan.
135 Ulah Herman
136 Masalah besar
137 Nasehat
138 Apa gara-gara rendang?
139 Masuk angin
140 Kelilipan
141 Dua ronde
142 Bab spesial Santi & Raka
143 Babak-bapak suka ngerumpi
144 Kencan pertama Raka
145 Tidak percaya diri
146 USG
147 Kamu hebat Zi!
148 Diana
149 Curiga
150 Lingerie
151 Tebusan
152 Amarah Zidan
153 Kontraksi
154 Kelahiran Twins
155 Zio dan Zia
156 End
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Awal pertemuan
2
Di Ancam lapor polisi
3
3.Makan di restoran
4
Malu untuk menompang
5
Niken
6
Akan dijual
7
Gugup dan takut
8
Dibawa ke mension
9
Pergi ke Mall
10
Di Mall
11
Makan malam
12
Perkara Pizza
13
Di culik
14
Hasutan Herman
15
Membujuk Santi yang merajuk.
16
Masuk penjara.
17
Rencana menikah.
18
Rencana harus tetap berjalan.
19
Perkara membuka pintu mobil
20
Ingin mencekik nya.
21
Om mau ngapain?
22
Sah....
23
Indah nya pemandangan
24
Perkara nasi goreng
25
Rendi
26
Nomor ponsel asing
27
27. Kejadian di Mall
28
28. Mimpi buruk
29
Menjaga Istri yang Sedang Sakit
30
Tidak Mengizinkan
31
Mengganti Baju
32
Seharian menjaga istri di kamar
33
Merencanakan pindah kamar
34
Dia, Istri ku lah.
35
Kalau Om lagi ngapain?
36
Hidung mu bermasalah
37
Apa dia cemburu?
38
Bilang saja kamu tidak mau menolong saya
39
Perkara boneka.
40
Perkara suapan
41
Pijatan istri
42
Sarapan pagi
43
Solusi sahabat
44
2 Wanita
45
Ke Mall dengan suami
46
Mencari gaun
47
Dua porsi
48
Pindah kamar
49
Miss Rida
50
Marah-Marah
51
Takut di tinggal sendiri.
52
Di tempat Pesta
53
Hamil?
54
Setan.
55
Kedatangan tamu
56
Mak mak bawel
57
Rasa rindu
58
Ganti baju.
59
Pingsan
60
Minta pisah
61
Nasehat Raka
62
Lupa
63
Bahagia diajak Dinner
64
Jangan panggil saya Om
65
Mas sengaja ya?
66
Gagal
67
Pulang
68
Terpaksa mandi dua kali.
69
Berharap tidak di izinkan.
70
Cinderella
71
Emosi tidak stabil lah?
72
Jangan tidur dulu!
73
Tidak fokus.
74
Datang ke kantor
75
Cemas
76
Terbuai
77
Sakit perut
78
Bioskop
79
Khawatir dengan ancaman Rocky
80
Tunggu aku ya pacar.
81
Cemas
82
Apa saya bau?
83
Ngga usah pedulikan aku.
84
Hamil
85
Nasehat Maria
86
Hendro
87
Sayang
88
Mandi Malam
89
Bangun kesiangan
90
Pulang tengah hari.
91
Tugas sekolah
92
Tak rela.
93
Mana istriku
94
Pulang dengan ku sekarang!
95
Merajuk
96
Bakso
97
Demam
98
Minum obat
99
Kepala sakit perut
100
Pura-pura sakit
101
Janji akan cepat pulang
102
Harus kuat demi anak dan menantu
103
Mertua terbaik
104
Perkara makan dalam rantang
105
Tidak mau makan
106
Belum kenyang
107
Rindu tidur memeluk suami
108
Mandi
109
Luluh
110
Adu domba Niken
111
Mas punya selingkuhan, ya?
112
Ulah Niken
113
Berdamai
114
Temani mandi
115
Tidak bisa tidur
116
Penyesalan Rita
117
Boleh tidak?
118
Sekretaris dan secangkir kopi
119
Merajuk
120
Rencana mertua
121
Kabar dari santi
122
Maaf
123
Membujuk
124
Pagi yang menyiksa
125
Di luar dugaan
126
Kado
127
Pencuri
128
Akan mencari Rita
129
Cemburu
130
Aku sangat mencintai suamiku
131
Hukuman
132
Tanggung jawab
133
Janji
134
Minta di suapkan.
135
Ulah Herman
136
Masalah besar
137
Nasehat
138
Apa gara-gara rendang?
139
Masuk angin
140
Kelilipan
141
Dua ronde
142
Bab spesial Santi & Raka
143
Babak-bapak suka ngerumpi
144
Kencan pertama Raka
145
Tidak percaya diri
146
USG
147
Kamu hebat Zi!
148
Diana
149
Curiga
150
Lingerie
151
Tebusan
152
Amarah Zidan
153
Kontraksi
154
Kelahiran Twins
155
Zio dan Zia
156
End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!