Di Mall

"Mau apa lagi iblis betina itu mencari ku? Sepertinya aku harus segera bertindak, sebelum dia menjadi ancamam. Ya, aku harus bergerak cepat," gumam Zidan yang melihat Niken dari lantai dua mension.

Sementara itu Salsa dan Raka yang masih berada di mall, terihar berjalan di koridor lantai dua mall itu. Salsa yang sudah menggunakan hodie kuning lengan panjang yang baru di belinya. Ia hanya melapisi baju putih nya itu dengan kaos hodie. Sedang kan bagian bawahnya masih menggunakan rok abu-abu.

Raka merasa risih dengan tatapan sebagian pengunjung mall itu pada mereka, apa lagi dengan tingkah Salsa yang seperti anak kecil, kadang menunjuk-nunjuk toko yang ia lihat, kadang dengan cuek nya menarik lengan Raka dengan paksa, agar mengikuti langkahnya.

"Abang, apa itu?"

"Abang kita kesana yuk?"

Sungguh, Raka seperti sedang membawa anak kecil berumur lima tahun.

.

.

Kini kedua tangan Raka sudah menenteng beberapa paper bag, sedang kan Salsa hanya melenggang, berjalan lincah di depan Raka. melihat-lihat toko di sekeliling.

'Kalau begini, aku terlihat seperti Om Om yang sedang menemani cabe-cabe'an. His... Kenapa tidak bos Zidan saja yang menemaninya tadi,"  gerutu Raka dalam hati.

"Abang, abang, lihat itu!" seru Salsa menunjuk anak anak kecil yang sedang naik mobil-mobilan yang di kemudikan oleh orang tua mereka menggunakan remote.

Mata Raka menyipit, firasat nya mulai tidak enak.

Salsa yang sudah mulai terbiasa dengan Raka tidak memperdulikan nya.

"Ayo kita kesana dulu bang," ajak Salsa seraya menarik satu lengan Raka yang menenteng paper bag.

"Iya, iya, tapi lepas dulu tangan nya ini," gerutu Raka, kepala nya menoleh kiri kanan melihat orang yang sedang memperhatikan nya.

"Jangan minta yang aneh-aneh, Salsa!" ucap Raka setelah lengan nya di lepaskan Salsa.

Salsa mengangguk sembari tersenyum lebar, memperlihatkan barisan rapi gigi putihnya. Kemudian ia berjalan cepat di depan Raka mendekati anak-anak yang sedang bermain mobil-mobilan yang tidak jauh dari tempatnya betada.

Raka mengikuti langkah nya dengan malas.

'Jangan sampai dia minta naik odong-odong itu, merrepotkan sekali,"  gerutu Raka dalam hati.

Salsa sudah berdiri di dekat anak-anak yang sedang bermain mobil-mobilan. Terlihat mata nya mulai berkaca, menatap anak-anak itu.

"Abang......" panggil nya merengek manja.

Raka yang berdiri tak jauh di belakang nya, menaikan kedua alis nya.

"No! Kalau mau naik, beli saja, jangan main di sini," seru Raka seperti sudah tau apa yang ada dalam pikiran gadis di depannya saat ini.

"Dasar pelit. Uhhhh!" Salsa mendengus kesal.

.

.

Tiba tiba ponsel Raka bergetar. ia segera meletakkan satu paper bag di lantai lalu meraih ponsel yang berada di saku celana.

"Ya, hallo, bos." ucap Raka saat sambungan telepon nya sudah terhubung.

"Kau dimana? Kenapa belum juga membawa gadis itu pulang?" tanya Zidan dari sebrang telepon.

"Saya segera membawa nya pulang bos," jawab Raka.

"Hmmm, tapi jangan kau katakan aku yang menyuruh kalian pulang," ucap Zidan, setelah itu sambungan telepon mereka terputus.

.

.

Raka mendekati Salsa yang masih menonton anak anak bermain mobil mobilan.

"Salsa, ayo kita pulang," ucap Raka.

"Sebentar lagi lah bang, kita kan belum ke sana," Salsa menunjuk lantai tiga di atas nya.

"Tapi kita harus pulang sekarang, lain waktu kita kesini lagi. Lagi pula ini mall milik bos Zidan, jadi kapan pun kamu bisa ke sini lagi," ujar Raka membujuk.

Mata Salsa membola samberi menutup mulut dengan kedua tangan nya.

'OMG.....Mall ini punya si om,' batin nya tidak percaya.

"Ayo kita pulang," ajak Raka, mulai berjalan di depan, di ikuti Salsa di belakang.

Di mension.

Zidan saat ini berada di ruang kerja nya. Matanya begitu serius menatap layar laptop, jemarinya juga bermain lincah di keyboard.

Sejenak ia menyandarkan kepala di sandaran kursi kerja swmbil mengusap kasar wajah hingga ke atas kepalanya.

"Haafh," Zidan menghembuskan nafas besar, menoleh kan leher nya kiri dan kanan, meregangkan otot otot nya yang mulai lelah. Pandangan nya kini tertuju pada setangkai lollipop, yang menempel di sebuah figura foto, kemudian ia mengambil lollipop hingga terlepas dari figura.

Masih dalam posisi duduk bersandar, Zidan menatap lekat lolipop yang bungkus nya terlihat telah usang. Ia tersenyum sendiri kala sekelebat bayangan masa lalu melintas di pikiran nya.

'Dia pasti sudah besar sekarang, dan sangat cantik,' gumam nya sembari tersenyum.

Tok

Tok

Tok

Suara ketukan pintu dari luar, membuat Zidan tersentak.

"Tuan makan malam sudah siap," ucap seseorang dari balik pintu.

"Kau turun lah, nanti aku kebawah," sahut Zidan dari dalam.

.

.

.

Kemudian Zidan meninggalkan ruang kerja nya, berjalan menuruni anak tangga menuju ruang makan yang berada di lantai dasar. Masih berada diatas tangga, Zidan melihat Salsa memasuki mension membawa beberapa paper bag di tangan, di ikuti Raka yang tidak jauh berjalan di belakangnya juga membawa paper bag lebih banyak dari Salsa.

Langkah Salsa terhenti saat matanya menangkap Zidan berdiri diatas tangga yang menatap pada nya.

Zidan mendekati Salsa yang berdiri diam dengan wajah yang sudah menunduk.

"Raka, apa kalian sudah makan malam?" tanya Zidan dingin.

"Belum bos," balas Raka.

Zidan melihat Salsa yang masih menunduk kan kepala. "Kau, segera lah bersih kan tubuh kau itu, saya tunggu di meja makan," ucap Zidan dengan suara khas nya.

"I-iya om," jawab Salsa terbata, ia berjalan pelan dengan wajah tertuduk saat berada di depan Zidan, tapi saat sudah membelakangi, Salsa memacu langkah nya cepat menaiki anak tangga, hingga suara langkah kaki nya terdengar memenuhi mension itu.

Raka ingin tertawa melihat tingkah gadis yang memanggil dirinya abang itu, tapi ia urungkan saat Zidan menatap nya. Jadinya, Raka hanya mampu mengulum senyum menolehkan wajah nya kesamping.

Zidan berjalan menuju sofa ruang tengah, kemudian menghempaskan tubuh nya di atas sofa itu, matanya melihat Raka yang masih berdiri dengan beberapa paper bag di tangannya.

"Raka." panggil Zidan.

Raka segera berjalan mendekati Zidan.

"Duduk lah," ucap Zidan pada asisten kepercayaan nya itu.

Raka menurut duduk di sofa sebelah nya.

"Aku ingin kau awasi Niken dan jika ada kesempatan tangkap dan bawa dia ke markas," ucap Zidan sambil memainkan ponsel nya.

"Baik bos," balas Raka.

"Dan satu lagi, pasti kan kau melenyapkan SIM card ponsel nya terlebih dahulu, sebelum membawanya," imbuh Zidan menekankan setiap kata katanya.

"Baik bos," balas Raka.

"Perintah kan anak buah kau, untuk mengawasi Salsa, jangan sampai ayah tirinya kembali membawa nya," pesan Zidan memperingatkan.

.

.

Sementara itu. Salsa yang berada di kamar nya telah selesai mandi, ia meraih paper bag yang di bawanya tadi lalu mengeluarkan isi nya.

"Aduuuh!" Salsa memukul jidat nya sendiri.

'Aku lupa, yang aku bawa ini kan cuma seragam dan peralatan sekolah saja, sedang kan pakaian untuk di pakai sehari hari-hari kan ada sama Bang Raka,' gerutu nya.

Sebenarnya selain alat dan perlengkapan sekolah, di dalam paper bag yang di bawa nya itu, ada satu dress selutut berwarna biru laut, yang terakhir ia beli di Mall tadi.

'Apa aku pakai yang ini saja?' gumam nya sambil merentangkan dress itu ke badan nya.

'Nggak apa-apa lah, aku pakai yang ini saja dari pada aku pakai seragam sekolah, bisa-bisa aku di tertawakan Om itu nanti,'  batin nya.

Akhirnya Salsa menggunkan dress itu, dress biru laut, terlihat serasi dengan kulit nya yang putih, Salsa menyisir rambut nya yang sedikit basah, ia juga menyelipkan bendo di poni depannya. Bendo yang sama dengan warna baju nya. Salsa membiarkan rambut bagian belakangnya tergerai di bawah bahu.

Episodes
1 Awal pertemuan
2 Di Ancam lapor polisi
3 3.Makan di restoran
4 Malu untuk menompang
5 Niken
6 Akan dijual
7 Gugup dan takut
8 Dibawa ke mension
9 Pergi ke Mall
10 Di Mall
11 Makan malam
12 Perkara Pizza
13 Di culik
14 Hasutan Herman
15 Membujuk Santi yang merajuk.
16 Masuk penjara.
17 Rencana menikah.
18 Rencana harus tetap berjalan.
19 Perkara membuka pintu mobil
20 Ingin mencekik nya.
21 Om mau ngapain?
22 Sah....
23 Indah nya pemandangan
24 Perkara nasi goreng
25 Rendi
26 Nomor ponsel asing
27 27. Kejadian di Mall
28 28. Mimpi buruk
29 Menjaga Istri yang Sedang Sakit
30 Tidak Mengizinkan
31 Mengganti Baju
32 Seharian menjaga istri di kamar
33 Merencanakan pindah kamar
34 Dia, Istri ku lah.
35 Kalau Om lagi ngapain?
36 Hidung mu bermasalah
37 Apa dia cemburu?
38 Bilang saja kamu tidak mau menolong saya
39 Perkara boneka.
40 Perkara suapan
41 Pijatan istri
42 Sarapan pagi
43 Solusi sahabat
44 2 Wanita
45 Ke Mall dengan suami
46 Mencari gaun
47 Dua porsi
48 Pindah kamar
49 Miss Rida
50 Marah-Marah
51 Takut di tinggal sendiri.
52 Di tempat Pesta
53 Hamil?
54 Setan.
55 Kedatangan tamu
56 Mak mak bawel
57 Rasa rindu
58 Ganti baju.
59 Pingsan
60 Minta pisah
61 Nasehat Raka
62 Lupa
63 Bahagia diajak Dinner
64 Jangan panggil saya Om
65 Mas sengaja ya?
66 Gagal
67 Pulang
68 Terpaksa mandi dua kali.
69 Berharap tidak di izinkan.
70 Cinderella
71 Emosi tidak stabil lah?
72 Jangan tidur dulu!
73 Tidak fokus.
74 Datang ke kantor
75 Cemas
76 Terbuai
77 Sakit perut
78 Bioskop
79 Khawatir dengan ancaman Rocky
80 Tunggu aku ya pacar.
81 Cemas
82 Apa saya bau?
83 Ngga usah pedulikan aku.
84 Hamil
85 Nasehat Maria
86 Hendro
87 Sayang
88 Mandi Malam
89 Bangun kesiangan
90 Pulang tengah hari.
91 Tugas sekolah
92 Tak rela.
93 Mana istriku
94 Pulang dengan ku sekarang!
95 Merajuk
96 Bakso
97 Demam
98 Minum obat
99 Kepala sakit perut
100 Pura-pura sakit
101 Janji akan cepat pulang
102 Harus kuat demi anak dan menantu
103 Mertua terbaik
104 Perkara makan dalam rantang
105 Tidak mau makan
106 Belum kenyang
107 Rindu tidur memeluk suami
108 Mandi
109 Luluh
110 Adu domba Niken
111 Mas punya selingkuhan, ya?
112 Ulah Niken
113 Berdamai
114 Temani mandi
115 Tidak bisa tidur
116 Penyesalan Rita
117 Boleh tidak?
118 Sekretaris dan secangkir kopi
119 Merajuk
120 Rencana mertua
121 Kabar dari santi
122 Maaf
123 Membujuk
124 Pagi yang menyiksa
125 Di luar dugaan
126 Kado
127 Pencuri
128 Akan mencari Rita
129 Cemburu
130 Aku sangat mencintai suamiku
131 Hukuman
132 Tanggung jawab
133 Janji
134 Minta di suapkan.
135 Ulah Herman
136 Masalah besar
137 Nasehat
138 Apa gara-gara rendang?
139 Masuk angin
140 Kelilipan
141 Dua ronde
142 Bab spesial Santi & Raka
143 Babak-bapak suka ngerumpi
144 Kencan pertama Raka
145 Tidak percaya diri
146 USG
147 Kamu hebat Zi!
148 Diana
149 Curiga
150 Lingerie
151 Tebusan
152 Amarah Zidan
153 Kontraksi
154 Kelahiran Twins
155 Zio dan Zia
156 End
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Awal pertemuan
2
Di Ancam lapor polisi
3
3.Makan di restoran
4
Malu untuk menompang
5
Niken
6
Akan dijual
7
Gugup dan takut
8
Dibawa ke mension
9
Pergi ke Mall
10
Di Mall
11
Makan malam
12
Perkara Pizza
13
Di culik
14
Hasutan Herman
15
Membujuk Santi yang merajuk.
16
Masuk penjara.
17
Rencana menikah.
18
Rencana harus tetap berjalan.
19
Perkara membuka pintu mobil
20
Ingin mencekik nya.
21
Om mau ngapain?
22
Sah....
23
Indah nya pemandangan
24
Perkara nasi goreng
25
Rendi
26
Nomor ponsel asing
27
27. Kejadian di Mall
28
28. Mimpi buruk
29
Menjaga Istri yang Sedang Sakit
30
Tidak Mengizinkan
31
Mengganti Baju
32
Seharian menjaga istri di kamar
33
Merencanakan pindah kamar
34
Dia, Istri ku lah.
35
Kalau Om lagi ngapain?
36
Hidung mu bermasalah
37
Apa dia cemburu?
38
Bilang saja kamu tidak mau menolong saya
39
Perkara boneka.
40
Perkara suapan
41
Pijatan istri
42
Sarapan pagi
43
Solusi sahabat
44
2 Wanita
45
Ke Mall dengan suami
46
Mencari gaun
47
Dua porsi
48
Pindah kamar
49
Miss Rida
50
Marah-Marah
51
Takut di tinggal sendiri.
52
Di tempat Pesta
53
Hamil?
54
Setan.
55
Kedatangan tamu
56
Mak mak bawel
57
Rasa rindu
58
Ganti baju.
59
Pingsan
60
Minta pisah
61
Nasehat Raka
62
Lupa
63
Bahagia diajak Dinner
64
Jangan panggil saya Om
65
Mas sengaja ya?
66
Gagal
67
Pulang
68
Terpaksa mandi dua kali.
69
Berharap tidak di izinkan.
70
Cinderella
71
Emosi tidak stabil lah?
72
Jangan tidur dulu!
73
Tidak fokus.
74
Datang ke kantor
75
Cemas
76
Terbuai
77
Sakit perut
78
Bioskop
79
Khawatir dengan ancaman Rocky
80
Tunggu aku ya pacar.
81
Cemas
82
Apa saya bau?
83
Ngga usah pedulikan aku.
84
Hamil
85
Nasehat Maria
86
Hendro
87
Sayang
88
Mandi Malam
89
Bangun kesiangan
90
Pulang tengah hari.
91
Tugas sekolah
92
Tak rela.
93
Mana istriku
94
Pulang dengan ku sekarang!
95
Merajuk
96
Bakso
97
Demam
98
Minum obat
99
Kepala sakit perut
100
Pura-pura sakit
101
Janji akan cepat pulang
102
Harus kuat demi anak dan menantu
103
Mertua terbaik
104
Perkara makan dalam rantang
105
Tidak mau makan
106
Belum kenyang
107
Rindu tidur memeluk suami
108
Mandi
109
Luluh
110
Adu domba Niken
111
Mas punya selingkuhan, ya?
112
Ulah Niken
113
Berdamai
114
Temani mandi
115
Tidak bisa tidur
116
Penyesalan Rita
117
Boleh tidak?
118
Sekretaris dan secangkir kopi
119
Merajuk
120
Rencana mertua
121
Kabar dari santi
122
Maaf
123
Membujuk
124
Pagi yang menyiksa
125
Di luar dugaan
126
Kado
127
Pencuri
128
Akan mencari Rita
129
Cemburu
130
Aku sangat mencintai suamiku
131
Hukuman
132
Tanggung jawab
133
Janji
134
Minta di suapkan.
135
Ulah Herman
136
Masalah besar
137
Nasehat
138
Apa gara-gara rendang?
139
Masuk angin
140
Kelilipan
141
Dua ronde
142
Bab spesial Santi & Raka
143
Babak-bapak suka ngerumpi
144
Kencan pertama Raka
145
Tidak percaya diri
146
USG
147
Kamu hebat Zi!
148
Diana
149
Curiga
150
Lingerie
151
Tebusan
152
Amarah Zidan
153
Kontraksi
154
Kelahiran Twins
155
Zio dan Zia
156
End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!