Pemilik M&J Butik adalah Michele Januar yang merupakan perancang busana khusus gaun. Gaun-gaun di butik itu dibuat dari bahan berkualitas.
“Anda bisa bicara dengan saya jika anda punya masalah! Kita tidak perlu mengganggu Presiden Januar untuk hal sepele seperti ini. Saya bisa menyelesaikan, karena dia sibuk dan tidak punya waktu untuk bertemu denganmu Nona Arimbi!” ujar manajer toko itu.
Melihat Arimbi hanya diam, manajer toko itu tersenyum, “Nona Arimbi! Gaun dilantai satu semuanya bagus-bagus dan setiap gaun yang anda pilih akan sangat cocok dengan kualitas anda. Sementara gaun di lantai dua sangat mahal dan aku khawatir kamu tidak akan cocok memakai barang mahal dan berkelas. Silahkan pilih gaun dilantai satu saja, semua bagus-bagus kok.”
Gaun-gaun yang dipajang di lantai dua adalah gaun terbaik di butik itu dan hanya orang-orang yang berkualitas mulia yang cocok memakai gaun itu karena bisa menampilkan keanggunan dan keindahan gaun itu. Sedangkan orang desa seperti Arimbi sama sekali tidak cocok untuk memakai gaun di lantai dua yang khusus dirancang untuk menampilkan kemewahan dan elegan.
“Tuan Emir!” tiba-tiba seseorang terkejut dan menyapa pria yang baru saja memasuki butik. Arimbi menoleh dan benar saja. Suaminya ada disana, duduk di kursi roda tanpa ekspresi sementara pengawal mengiringnya masuk kedalam butik.
Arimbi mengerjapkan mata dan bertanya-tanya, apa suaminya itu menguntitnya? Kenapa dia bertemu dengannya lagi disini? Saat melihat Emir, ekspresi wajah manajer toko pun berubah secepat membalikkan halaman buku dan dia langsung berdiri dan tersenyum seterang matahari di siang hari.
“Tuan Emir! Apakah anda datang untuk menemui Presiden Januar? Dia sudah memberitahukan pada kami agar anda menunggunya di kantor.”
Emir dan Michele sudah lama berteman, jadi manajer toko berasumsi jika Emir ada disana untuk mencari Michele. Namun Emir hanya diam mengacuhkan manajer toko itu lalu dia memberi isyarat pada pengawalnya untuk tidak mendorong kursi rodanya lagi.
“Ada apa?” dia bertanya pada Arimbi.
Hanya dengan menatap Arimbi, dia sudah tahu jika istrinya itu sedang menahan amarah. Sebelum manajer toko bisa menjawab, dia bertanya lagi, “Apa yang kamu lakukan disini?”
“Abaikan saja dia Tuan Emir, Dia adalah Nona Kedua keluarga Rafaldi dan dia disini hanya untuk lihat-lihat saja, sekedar bersenang-senang.” ujar manajer toko itu. Sejak kembalinya Arimbi kerumah orang tua kandungnya, namanya jadi terkenal tetapi untuk alasan yang salah.
Orang-orang kaya di kota Metro tidak menganggap Arimbi meskipun dia adalah putri kandung keluarga Rafaldi hanya karena Arimbi tumbuh besar di desa dan pendidikannya tidak tinggi.
“Jadi maksudmu, siapapun boleh datang kesini untuk melihat-lihat dan bersenang-senang?” tanya Emir.
Ucapan sinisnya itu ditujukan Emir pada manajer toko yang tidak memahaminya.
Manajer toko itu pikir jika Emir tidak menyukai keberadaan Arimbi dan menganggap Arimbi merusak pemandangan.
“Tuan Emir, jika anda menganggap wanita itu merusak pemandangan, saya akan memintanya untuk segera meninggalkan tempat ini,” ujar manajer toko dengan cepat.
Arimbi membulatkan matanya kehilangan kata-kata mendengar ucapan manajer toko itu. ‘Apa-apaan ini? Bukankah dia suamiku, ketika orang lain menghina dan memandangku rendah bukankah seharusnya dia membela dan melindungiku? Eh, dia malah menganggapku merusak pemandangan,’ pikirnya sambil memicingkan matanya menatap Emir.
Sandra bergegas mendekati Arimbi dan berbisik, “Nona Arimbi, syo cepat pergi sebelum Tuan Emir marah.” sambil berbicara dia mengulurkan tangannya dan ingin menarik Arimbi keluar dari butik itu karena akan sangat memalukan jika diusir oleh karyawan. Pria itu bukan orang yang bisa disinggung.
Arimbi menghempaskan tangannya lalu memelototi Emir dan berbalik hendak pergi. Tapi bukannya berjalan keluar butik, Arimbi malah langsung naik ke lantai dua.
‘Huh! Enak saja mau mengusirku seenaknya! Aku juga punya hak yang sama seperti orang lain untuk belanja di butik ini! Memangnya kenapa kalau aku orang desa? Apa ada yang salah dengan itu?’ gerutunya didalam hati. Semakin orang-orang itu menginginkannya pergi dari sana, semakin besar keinginannya tidak mau pergi! Dia harus memberi pelajaran pada orang-orang itu yang menghina dan memandangnya sebelah mata.
Di kehidupannya yang lampau, orang-orang bisa mempermalukan dan memperlakukannya seperti itu. Tapi dia sudah terlahir kembali dan dia tidak akan membiarkan siapapun memperlakukannya seperti itu. Orang-orang itu harus tahu bagaimana menghargai orang lain tanpa memandang status sosialnya.
“Nona Arimbi!” manajer toko terkejut dan langsung berlari mencoba menghentikannya dengan ekspresi marah di wajahnya. “Nona Arimbi, butik kami tidak akan melayani anda untuk saat ini. Tlong pergi sekarang!”
Sementara itu,Arimbi sudah berada di lantai dua dan dia berhenti di puncak tangga lalu menoleh menatap mereka dari atas. Dia tersenyum, dengan suara lembut dan terdengar manis dia berkata, “Karena butik ini buka untuk bisnis maka siapapun yang berjalan melewati pintu itu adalah pelangganmu! Pelanggan adalah raja tapi dengan sikapmu seperti itu sama sekali tidak cocok untuk menjalankan bisnis. Haruskah M&J Butik gulung tikar untuk restrukturisasi?”
Manajer toko langsung terdiam mendegar kata-kata Arimbi yang tajam dan dingin. Arimbi berbalik dengan anggun dan berjalan dengan langkah tenang. Dia tidak panik sama sekali meskipun semua orang-orang memandang rendah dirinya. Selanjutnya dia bahkan tidak merasa malu pada dirinya sendiri. Tingkah Arimbi membuat manajer toko menatapnya lagi.
Saat manajer toko menoleh dan menatap Emir, dia melihat wajah Emir dan mengingat bagaimana temperamen pria itu yang sangat pemarah. Dia takut jika Emir akan mengamuk dan berakibat buruk pada butik itu, jadi dia berkata pada Emir, “Tuan Emir, saya akan naik keatas dan segera memintanya untuk pergi. Maafkan atas kejadian ini, Tuan.”
Emir mengerucutkan bibirnya, dengan tatapan yang dalam dia tidak mengucapkan sepatah katapun. Tidak ada yang tahu apa yang ada didalam pikirannya. Tepat ketika manajer toko hendak menuju ke lantai dua, tiba-tiba Emir berkata, “Apa yang dikatakannya barusan masuk akal! Sebagai karyawan ritel, kamu harus tahu bahwa siapapun yang berjalan melewati pintu itu adalah rajamu! Terlepas dari statusnya, kalian semua harus memperlakukannya dengan sopan. Kualitas staf M&J Butik memang perlu perbaikan!”
Setelah Emir mengatakan itu dia langsung mendorong kursi rodanya menuju ke lift. Emir dan Michele sudah kenal lama, setelah dia menjadi cacat karena kecelakaan itu Michele langsung memasang lift di butiknya agar memudahkan Emir naik ke lantai atas.
Pada saat yang sama, ucapan Emir tadi menyebabkan semua staf M&J Butik tegang dan ekspresi takut muncul diwajah mereka. Tak ada seorangpun yang berani bicara lagi, semuanya terdiam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 501 Episodes
Comments
R yuyun Saribanon
plot cerita ini dah bagus.. cuma kesannya masi berbelit belit.. utk menceritakan satu sesi aja muternya jauh
2024-04-14
2
paty
aneh y org tsb darah lbh kental dr air amanda tu yg asli org desa, pecat sj mereka
2023-08-19
2
dapurnya tinah
aneh sih,biar besar di desa dia asli anaknya yacid,justru si amanda itu cuma anak angkat.yg asli org desa,knp jd pd nyebelin
2023-04-11
5