Wajah Arimbi seketika berubah, ada ekspresi kebencian yang berkilat dimatanya. Dia ingat apa yang terjadi di kehidupan sebelumnya. ‘Kakak baiknya itu telah membunuh putrinya dan orangtuanya.
Di kehidupan kali ini, dia takkan pernah membiarkan Amanda melukai orang tuanya. Arimbi pasti akan mengusirnya dari keluarga Rafaldi dan mengambil kembali identitasnya sebagai putri tunggal keluarga Rafaldi. Arimbi ingin memastikan bahwa semua yang dimiliki oleh Amanda dikehidupan yang sebelumnya hancur. Dia tidak akan membiarkan Amanda menjadi seorang pemenang seperti di kehidupan yang lalu.
“Arimbi, kakakmu membuatkanmu makanan. Patuhilah ibu dan berhentilah mogok makan untuk Reza ya. Kamu baru saja kehilangan banyak darah, kalau kamu berpuasa terus seperti ini kamu bisa membunuh dirimu sendiri.” Mosha mengelus wajah putrinya yang terlihat pucat.
Arimbi berusaha menahan rasa bencinya pada Amanda. Saat ini, Amanda masih bergerak dibalik layar dan berpura-pura sebagai anak yang baik dan patuh. Arimbi masih belum mempunyai bukti apapun tentang Amanda jadi akan sulit baginya untuk merobek topeng yang dipakai Amanda sekarang.
Selama, Arimbi masih hidup, dia akan melakukan apapun untuk membongkar kedok Amanda dan membuatnya kehilangan semuanya. Ketika Arimbi mendengar ucapan ibunya, rasa bersalah kembali menyelimuti hatinya. Di kehidupan yang lalu dia mogok makan hanya demi Reza, agar orangtua Arimbi mengijinkannya menikah dengan Reza. Tapi setelah melalui kematian, Arimbi tahu jika Reza bukan pria yang baik.
“Masuklah Amanda!” panggil Mosha.
Tak lama Amanda mendorong pintu dan melangkah masuk. Dia terlihat benar-benar jauh berbeda dari Arimbi. Arimbi adalah perpaduan dari wajah indah kedua orangtuanya, dia sangat cantik. Meskipun dia tumbuh dilingkungan yang miskin di desa, namun tak mampu menyembunyikan kecantikannya.
Dia juga elegan, orangtua angkatnya sangat baik padanya, sejak dia kecil Arimbi tertarik pada piano, catur, puisi dan melukis.
Orang tua angkatnya bekerja banting tulang dan melakukan apap saja agar bisa mengirimnya ke kursus-kursus dan membuat Arimbi semakin elegan dan modis.
“Arimbi! Aku sudah membuat bubur untukmu beserta makanan kesukaanmu yang lain. Makanlah selagi panas.” ujar Amanda menyunggingkan senyum manis di wajahnya. Dia tumbuh besar di keluarga Rafaldi dan pendidikannya jauh lebih tinggi dari Arimbi.
Amanda memiliki sifat boros layaknya anak keluarga kaya raya dan juga dia punya kemampuan dalam bekerja yang baik diperusahaan Rafaldi. Hal itu membuatnya terlihat lebih lembut dari luar namun sangat perhitungan dan manipulatif. Dialah yang menuliskan jalan hidup Arimbi di kehidupan yang lalu tapi tidak dikehidupan sekarang.
Arimbi melirik makanan yang dibawa oleh Amanda lalu dia mengalungkan kedua lengannya pada lengan ibunya sambil merengek, “Ibu, aku ingin makan masakan ibu, bukan bubur yang dimasaknya.”
Meskipun mata Amanda memicing, dia tetap mencoba tersenyum manis seolah dia tidak peduli kalau Arimbi tidak menyukai bubur buatannya. Mereka terlahir dihari yang sama, Amanda hanya berbeda setengah hari lebih tua dari Arimbi.
Mosha menoleh menatap Amanda yang balik tersneyum padanya, “Ibu, kalau Arimbi ingin makan masakanmu, ibu bisa memasakkan makanan kesukaannya, mumpung dia mau makan loh.”
Ketika Mosha melihat putri tertuanya tidak marah,dia kembali menepuk kening Arimbi dengan lembut dan berkata, “Lihatlah dirimu! Saat Amanda mendengar kabar tentangmu, dia langsung menghentikan semua pekerjaannya dan langsung pulang kerumah lalu memasak untukmu, tapi kamu malah tidak mengharganinya.”
“Aku cuma lagi pengen makan masakanmu bu. Aku suka masakanmu.” rengek Arimbi manja.
“Baiklah! Baiklah! Aku akan memasak untukmu.”
Karena putrinya ingin makan masakannya, dia pun segera turun ke lantai bawah dan memasak. Di sisi lain, Arimbi tak ingin berinteraksi dengan Amanda lebih lama lagi, dia takut dia tidak akan bisa mengendalikan emosi dan rasa bencinya, malah bakal mencekik Amanda hingga mati saat itu juga.
Itu terlalu mudah bagi Amanda, kematian perlahan dan menyakitkan akibat kehancuran jauh lebih pantas untuk Amanda. Arimbi ingin Amanda merasakan apa yang telah dia lalui di kehidupan sebelumnya. Dia ingin membongkar semua rencana jahat Amanda agar orang-orang tahu kedoknya yang sebenarnya. Pelacur tidak tahu malu itu!
“Arimbi!” Amanda memanggilnya saat dia sadar kalau Arimbi sedang berjalan menuju ke lantai bawah.
Namun yang dipanggil malah acuh dan tidak berhenti, menoleh pun tidak. Dia hanya menjawab singkat dengan nada yang selah terpaksa, “Aku lapar. Aku mau turun mencari makanan ringan.”
Amanda hanya diam saja, menatap Arimbi melangkah keluar kamar dan menuruni tangga. Ketika Amanda berbalik, dia melihat semangkuk bubur putih serta beberapa lauk yang dia bwa tadi. Dia terlihat seolah tenggelam dalam pikirannya, matanya menggelap dan bibirnya menegang.
Dulu, arimbi sangat menyukai bubur putih….Amanda merasa Arimbi sudah banyak berubah. Tak hanya menolak makan bubur darinya tapi Arimbi juga bertingkah seperti anak manja didepan ibunya. Setelah beberapa, Amanda mengambil nampan makanan itu dan membawanya turun.
Dari ujung tangga dia bisa mendengar Arimbi sedang bercengkerama dengan ibunya. Suara manis nan manja arimbi terdengar sedikit kekanak-kanakan membuat ibunya tertawa terbahak-bahak.
Saat Amanda masuk kedalam dapur membawa nampan berisi makanan tadi, dia melihat Arimbi sedang menyuapi ibunya beberapa biskuit. Mosha tak pernah menyukai makanan manis tapi saat Arimbi menyuapinya Mosha dengan senang hati memakannya seolah itu adalah makanan paling enak didunia.
“Arimbi! Ibu tidak suka makanan manis!” ujar Amanda mengingatkan. “Sudah setahun lebih sejak kamu kembali. Bagaimana bisa kamu tidak tahu apa yang disukai dan tak disukai ibu?”
Seketika Arimbi merasa bingung, dengan mata mengerjap dia bertanya pada ibunya, “Ibu apa benar ibu tidak suka makanan pencuci mulut?”
Arimbi teringat dari kehidupan sebelumnya, dia pernah tidak sengaja mendengar ibunya berkata bahwa dia tidak makan makanan manis bukan karena dia tidak suka tapi karena dia takut gemuk. Ibunya ingin menjaga tubuhnya agar tetap bagus jadi itulah alasan dia tidak pernah makan makanan manis.
Tapi sebenarnya ibunya sangat senang tiap kali dia memakan makanan manis. Saat Mosha melihat ekspresi sedih diwajah Arimbi, dengan cepat dia menjelaskan pada Amanda, “Amanda! Sebenarnya ibu suka makanan pencuci mulut yang manis. Dulu ibu tidak makan untuk menjaga tubuhku tetap sehat. Tapi karena sekarang ibu sudah tua, berat badan naikpun sudah tidak masalah lagi.”
Setelah itu Mosha menoleh dan menatap Arimbi dengan senyum hangat penuh kasih sayang yang bisa dilihat oleh Amanda. Ibunya tidak pernah tersenyum sehangat itu padanya selama ini. “Arimbi biskuitnya enak sekali. Ayo suapi ibu lagi, ibu senang kamu menyuapi ibu seperti ini.”
Arimbi tersenyum dan cepat-cepat menyuapi ibunya sepotong biskuit lagi. Mosha mengunyah biskuit itu dengan hati riang dan berkata, “Ini enak!”
Author bagiin lagi nih visual dua gadis cantik di Keluarga Rafaldi
Visual AMANDA DEWI RAFALDI
Visual ARIMBI SARASWATY RAFALDI
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 501 Episodes
Comments
meMyra
dua2nya cantik yang bikin gak cantik adalah perbuatan jahatnya aja sih 🤔
2024-05-19
3
Diajeng Ayu
jujur lebih suka visual nya Amanda dewasa elegan
2024-04-06
1
Halimah TusyahDiah
pas visual nya thor
2023-05-07
4