Wajah Arimbi pun sumringah melihat wajah bahagia ibunya, “Ibu saat tanganku sembuh nanti, aku akan membuatkanmu makanan pencuci mulut dan kue-kue kering!” Arimbi sangat hobi masak dan dia senang memanggang kue di kehidupannya yang lalu tapi dia tidak pernah membuat kue pada ibunya. Dia benar-benar tidak berbakti jadi di kehidupan kedua ini dia akan mengubah semuanya menjaduh jauh lebih baik untuknya dan juga untuk kedua orangtuanya.
Saat dia kembali ke keluarganya, dia tidak pernah mengemban tugas sebagai seorang anak. Malah dia membiarkan orangtuanya terbunuh oleh Amanda. Dia benar-benar merasa bersalah pada rangtuanya, dia juga merasa bersalah pada bayinya. Bayinya…...dia mungkin tidak akan bisa menjadi ibu dari bayinya di kehidupan kali ini.
Saat Mosha mendengar apa yang dikatakan putrinya, wajahnya tersenyum cerah, “Aku sudah menunggumu membuatkan makanan penutup dan berbagai kue.”
Amanda menatap inetraksi antara ibu dan anak itu, meskipun diwajahnya tersenyum manis tapi rasa cemburu memenuhi matanya. Setelah itu, pandangannya beralih pada pergelangan tangan Arimbi yang masih berbalut perban.
Dengan perasaan kesal dia berkata “Arimbi jangan pernah bertindak bodoh lagi mulai sekarang! Kamu tidak hanya menyakiti dirimu tapi menyakiti kami juga. Kamu tahu kan betapa cemasnya ibu saat dia melihat pengawal keluarga Serkan mengantarmu pulang? Ibu hampir pingsan kena serangan jantung!”
Arimbi menatap pergelangan tangannya yang terluka lalu dia kembali memandang Amanda. Tatapan Arimbi terlihat tegas saat dia menjawab, “Aku tidak akan melakukan hal-hal bodoh lagi!” Saat tatapan mata kedua gadis saling bertautan, perasaan Amanda bahwa Arimbi telah berubah kembali muncul. Dia pasti berkhayal, Arimbi masih orang yang sama tapi kenapa dia merasa bahwa Arimbi telah berubah?
Setelah itu, Amanda menjulurkan tangannya untuk menyisir rambut Arimbi yang hitam dan lembut sehingga membuatnya terlihat elegan dan menyolok, “Kita pasti bersyukur kalau kamu berhenti melakukan hal itu. Aku tahu Tuan Emir itu kejam bahkan jika kamu menolak menikah dengannya, dia….tapi apapun itu tak perlu khawatir ya. Aku takkan membiarkan Tuan Emir menyakitimu!”
Saat Mosha melihat bagaimana cara Amanda bersikap dan bicara pada Arimbi, dia merasa senang karena anak angkatnya itu bersikap baik pada Arimbi yang merupakan anak kandungnya. Setelah dia bertemu kembali dengan putri kandungnya, ketakutan terbesar Mosha dalah anak angkatnya tak akan bisa menerima kenyataan dan mereka tidak akur. Untung saja, itu semua hanya khayalannya saja. Amanda adalah kakak yang baik dan melakukan apapun untuk melindungi Arimbi.
Saat Mosha baru saja hendak bicara, dia mendengar Arimbi bertanya “Apa kamu mau menggantikanku minta maaf pada Tuan Emir? Atau maukah kamu menikahinya demi aku?”
Tangan Amanda yang sedang menyisir rambut Arimbi langsung membeku, dia tak menyangka Arimbi akan meminta hal itu padanya. Di kehidupan yang lalu, ketakutan terbesar Amanda adalah Emir.
“Arimbi!” kesadaran Amanda segera kembali dan dengan intonasi suara yang menggurui dia berkata, “Kamu harus bertanggung jawab atas perbuatanmu sendiri. Kamu telah menyinggung perasaan Tuan Emir. Jadi, kamu yang harus meminta maaf padanya untuk memperlihatkan ketulusan hatimu.”
“Keluarga Serkan secara khusus berkata bahwa mereka ingin kamu yang menikahi Tuan Emir. Jadi seandainya aku mau menggantikanmu, itu tidak akan ada gunanya.” ujar Amanda lagi.
Mendengar itu, Arimbi mendengus lalu berbalik dan pergi. Hal itu membuat Amanda ternganga. Setelah itu Amanda menoleh pada ibunya dan mencoba menjelaskan.
“Ibu, bukannya aku tidak mau meminta maaf pada Tuan Emir menggantinkan Arimbi. Ibu tahu kan bagaimana tabiat Tuan Emir itu. Arimbi yang menyinggung perasaannya jadi pasti sia-sia saja kalau aku yang meminta maaf padanya.” Amanda memasang wajah sedih dan memelas pada ibunya.
“Apa Arimbi bersalah? Keluarga Serkan lah yang menindas kita, Bagaimana bisa Tuan Emir memaksa untuk menikah dengan Arimbi sedangkan dirinya saja begitu! Dia merundung anakku yang tumbuh di desa,” Mosah benar-benar protektif pada Arimbi.
Tidak ada seorangpun yang bisa menyalahkan Arimbi, bahkan Amanda sekalipun. Dari sudut pandangnya keluarga Serkan lah yang bersalah. Ada banyak wanita dari keluarga kaya dikota Metro tapi mereka memilih untuk menikahi anak kandungnya. Apa mereka berpikir bahwa Arimbi tumbuh di desa sehingga mudah dipermainkan?
“Aku akan memasak untuk Arimbi! Amanda kamu boleh keluar atau kamu akan menggangguku saat memasak.” ujar Mosha yang merasa kesal pada Amanda.
Amanda sendiri yang mengatakan kalau dia tidak akan membiarkan Arimbi disakiti oleh Emir tapi begitu Arimbi memintanya untuk meminta maaf mewakilinya, Amanda dengan cepat menolak dan bahkan meremehkan Arimbi dengan nada menggurui, Mosha sangat tidak menyukai sikap Amanda itu yang dimatanya terlihat sangat palsu. Hal itulah yang membuat Mosha merasa semakin kesal karena dia bukanlah orang bodoh.
Putri kandungnya tumbuh besar di pedesaan dan tidak mengenal apapun tentang kehidupan kalangan kelas atas. Meskipun Arimbi kini tinggal bersama keluarga Rafaldi, namun dia baru kembali hampir setahun jadi wajar bila dia masih belum punya koneksi dan teman diantara keluarga kalangan kelas atas.
Sedangkan Amanda, tumbuh besar dilingkungan ini dan jauh lebih baik daripada Arimbi di segala aspek seperti itu. Namun dia menolak untuk membantu adiknya meminta maaf pada Tuan Emir atas hal yang remeh seperti itu.
Saat ini, Mosha tiba-tiba merasa bahwa anak angkatnya itu tidak memperlakukan Arimbi sebaik yang dia kira selama ini. Saat Amanda menyadari bahwa Mosha terlihat jengkel padanya, dia tidak berani membantah dan diam-diam dia keluar dari dapur. Setelah pergi dari dapur, dia melihat Arimbi sedang memotong beberapa dahan dari bunga-bunga dengan sebuah gunting besar.
“Arimbi! Apa yang kamu lakukan?” Amanda menjerit.
Pot-pot bunga itu adalah hadiah dari Reza. Amanda telah menghbaiskan waktu dan tenaganya untuk merawat semua bunga pemberian Reza dan pot-pot itu secara khusus diletakkannya didalam rumah untuk menunjukkan pada orang tuanya apa yang dia lakukan. Namun, Arimbi dengan gampangnya malah menggunting semua dahannya seolah itu tidak apa-apa. “Oh, aku sedang memangkas cabang-cabangnya biar terlihat bagus.”
Arimbi bicara dengan sangat tenang dan tersenyum, “Setelah aku memangkas dahannya, mereka akan tumbuh dengan lebih baik. Begini cara yang benar bertanam bunga.”
Setelah mengatakan itu, diamemalingkan wajahnya dan mulai menggunting tanaman itu lagi. Rasanya sangat melegakan! Arimbi tak dapat melakukan apapun pada pemilik tanaman ini, tapi paling tidak dia bisa melakukan hal semcam ini untuk melampiaskan rasa frustasinya.
“Arimbi!” teriak Amanda mulai marah. Amanda dengan cepat berlari dan merebut gunting dari tangan Arimbi, lalu menatap pot-pot bunga yang telah rusak oleh Arimbi. Semakin dia memandangi semua tanaman itu, dia semakin kesal dan marah. Dia benar-benar ingin memakai gunting itu untuk merobek senyum dan wajah cantik Arimbi.
“Ada apa?” Mosha bergegas keluar dari dapur saat dia mendengar jeritan Amanda.
Mosha terlihat khawatir, dan saat itu juga mata Arimbi memerah dan airmata memenuhi kelopak matanya. “Bu, aku melihat pot-pot tanaman ini sudah banyak cabang liar jadi aku membantu merapikannya. Aku yakin mereka akan tumbuh dengan lebih baik kalau aku merapikan batangnya tapi Amanda malah menyalahkanku dan memarahiku.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 501 Episodes
Comments
Diajeng Ayu
siapa yg maksain anak lu, anak lu tu gila mampir mau bunuh diri tiba tiba ngemis ke Emir mana ga tau malu lagi buka baju Emir. istilahnya ga tau diri
2024-04-06
1
Noor Khasanah
keren drama nya
2024-02-28
1
Eva Sitha
👍👍👏👏👏👏
2023-08-31
1