Arimbi yang tidak menyadari kedatangan Emir disana, mulai memilih-milih pakaian didalam butik. Sementara Reza yang sibuk mengikutinya, sesekali berkomentar. Saat Emir masuk kedalam butik itu dia melihat Arimbi mengambil sebuah pakaian dan dia mencari seseorang yang bisa membantunya untuk mencoba pakaian itu. Reza cepat-cepat melangkah maju menawarkan diri tanpa tahu malu. Wajah Emir langsung cemberut melihat pemandangan itu.
Meskipun mereka menikah kilat, tidak didasari oleh perasaan apapun satu sama lain, wanita itu harusnya setia dan tidak bersama dengan pria lain dan mesra-mesraan karena mereka sudah menikah. Ditambah lagi, dia bahkan ingin membelikan pria itu pakaian! Itulah yang dipikirkan Emir saat ini.
Untung saja Arimbi tidak mengijinkan Reza untuk mencoba pakaian yang sudah dipilihnya.
“Selamat datang Tuan Emir!”
Semua orang didalam butik itu menyapanya dengan sopan dan Reza serta Arimbi yang terakhir menyapanya.
“Halo Tuan Emir!” Reza tidak menyangka akan bertemu Emir disini. Meskipun pria itu cacat dan duduk dikursi roda tapi Emir tetaplah seorang dewa bisnis di Metro. Satu guncangan dari Emir bisa menyebabkan gempa dasyat di dunia bisnis. Sama seperti yang lainnya, Reza pun hormat dan merasa takut pada Emir. Namun disisi lain dia tidak ingin menyia-yiakan kesempatan untuk mencari muka, jadi dia menghampiri Emir serta menyeret Arimbi untuk ikut dengannya.
Baju yang dipilih Arimbi masih berada ditangannya, dia merasa bersalah saat Reza menariknya menghampiri Emir. Pria itu langsung melotot kearah Arimbi seperti banteng yang marah. Arimbi merasa serba salah dan bersalah. ‘Tunggu! Kenapa aku jadi merasa bersalah? Pikirnya. Arimbi menegakkan punggung dan membusungkan dadanya seraya tersenyum manis pada Emir.
“Kebetulan sekali Tuan Emir!” ujar Arimbi dengan tersenyum manis. Senyum manis diwajah Arimbi memancarkan kilauan dimata Emir dan membuat Reza ternganga beberapa saat karena dia tidak mengira bahwa Arimbi akan memiliki keberanian untuk tersenyum pada Emir seperti itu.
‘Bukankah Arimbi menyayat tangannya untuk menolak pernikahan. Dan tindakannya itu menyinggung perasaan Tuan Emir tapi kenapa dia malah tersenyum padanya? Bukankah seharusnya dia takut padanya? Pikir Reza.
“Huh!” Emir mendengus, “Kebetulan sekali!”
Wanita ini berani juga pergi berkencan dengan kekasihnya, bahkan membelikannya pakaian! Apa dia pikir suaminya yang sah menurut hukum ini sudah mati? Gumam Emir dihatinya menahan kesal.
“Ini bajunya…...” ucap Arimbi yang menginginkan Emir untuk mencoba baju pilihannya.
Emir menjulurkan tangannya dan berkata, “Tunjukkan padaku!”
Arimbi memberikan kemeja itu pada Emir, dia melihat sikap suaminya itu sangat angkuh saat mengambil kemeja dari tangan Arimbi. Sesaat kemudian Emir melemparkan baju itu kembali pada Arimbi sambil berkata, “Baju ini tidak terlihat bagus. Tapi…..” dia melirik Reza,”Itu cocok untuk Tuan Kanchana!” ujarnya sarkas dengan suara datar dan dingin.
Emir memang tidak memakai pakaian seperti itu karena semua pakaiannya dirancang khusu untuknya oleh desainer papan atas dan mereka hanya menggunakan kain kualitas terbaik.
Mendengar ucapan Emir membuat wajah Manajer toko tersentak dan buru-buru menjelaskan, “Tuan Emir, toko kami adalah toko waralaba dari merek terkenal diseluruh dunia. Semua pakaian di toko kami menggunakan bahan berkualitas terbaik.”
Emir memiliki pengaruh besar di Kota Metro, jika Emir mengeluh bahwa kualitas merek itu tidak baik maka akan berdampak pada bisnis toko mereka serta penjualan toko itu.
“Aku memang tidak pernah memakai apapun dari merek ini,” bantah Emir tanpa emosi dan wajah manajer toko menjadi lebih pucat dengan keringat dingin muncul dikeningnya.
“Emir! Aku tidak memilih baju ini untuk Tuan Kanchana. Aku dan dia tidak ada hubungan jadi kenapa aku harus membelikannya baju? Sebenarnya aku berencana untuk membeli baju ini untukmu tapi lupakan saja! Kamu tidak menyukainya, kan? Menurutmu ini merek yang bagus.” ujar Arimbi.
Semua orang didalam toko itu terkejut mendengar penjelasan Arimbi. Tapi, tiba-tiba Emir mengambil kembali baju itu dari tangan Arimbi dengan ekspresi acuh tak acuh. Dia menatap baju itu dengan sok dan seolah-olah dia menerima baju itu dengan terpaksa. “Tidak memalukan sih memakai baju ini.”
“Jadi, apakah aku harus membelinya, Emir?” tanya Arimbi.
Emir melemparkan baju itu pada Arimbi, lalu menggerakkan kursi rodanya, “Terserah!”
Para pengawalnya dengan cepat bergerak mendorong kursi roda Emir meninggalkan toko itu. Sementara manajer toko dan pekerja lainnya mengantarkan Emir sampai di pintu toko. “Terimakasih atas kunjungannya Tuan Emir! Hati-hati dijalan.”
Arimbi mengerucutkan bibirnya ketika melihat Emir, dia berpikir suaminya itu sangat angkuh dan kunjungannya ke toko mirip dengan seorang bangsawan yang sedang melakukan perjalanan.
‘Apakah dia benar-benar suka kemeja ini atau tidak? Tadi dia bilang kalau kemeja ini tidak memalukan. Apa itu berarti dia bisa menerimanya? Pikir Arimbi yang akhirnya memutuskan untuk membeli baju itu. Jika Emir tidak menyukainya, dia akan memberikan baju itu pada kakak angkatnya Adrian. Setelah kepergian Emir, Reza berbalik dan menatap Arimbi dengan tatapan rumit.
Sayangnya Arimbi bahkan tidak mempedulikan pria itu. Dia langsung membayar kemeja itu dan pergi.
“Arimbi!” Reza memanggilnya dan mencoba menghentikan Arimbi, “Kenapa kamu membelikan baju itu untuk Tuan Emir?” Tadinya dia pikir Arimbi membelikan baju itu untuknya.
“Memangnya apa hubungannya dengamu?” kata Arimbi datar tanpa sedikitpun meliriknya.
Reza terdiam dan tercengang, dia tak terbiasa dengan sikap Arimbi sekarang. Dia bukan lagi wanita yang matanya akan berbinar setiap kali melihat Reza, kini Arimbi terasa jauh dan sedingin es. Pada saat itu, Sandra menelepon Arimbi. Dia baru saja memarkirkan mobilnya dan memasuki kawasan itu tetapi dia tidak tahu dimana Arimbi berada.
Arimbi menjawab telepeonnya dan menyuruh Sandra untuk menunggunya di pintu masuk M&J Butik. Setelah menutup teleponnya, Arimbi melangkah menuju ke butik satnya tapi dia merasa Reza mengikutinya. “Mengapa kamu masih mengikutiku?”
“Arimbi! Kamu bertingkah sangat aneh padaku hari ini. Apakah kamu marah padaku karena aku tidak mengunjungimu?” tanya Reza dengan sangat hati-hati tak ingin membuat Arimbi marah.
Wanita itu hanya tertawa sinis didalam hatinya dia mengutuk Reza. Saat ini Arimbi merasa bahwa dirinya terlalu sabar pada pria itu padahal dia sangat ingin mencekik Reza sampai mati ditempat itu. ‘Apakah dia pikir Arimbi akan bersikap baik padanya seperti yang dilakukannya dikehidupan sebelumnya? Jangan bermimpi!
“Apakah menurutmu aku bertingkah aneh ya? Apakah aku tampak berbeda atau gimana? Maaf ya Tuan Reza Kanchana, aku sangat sibuk sekarang dan harus pergi. Berhentilah mengikutiku! Atau aku akan menelepon polisi dan melaporkanmu karena menguntit dan pelecehan.”
Diam-diam Reza memperhatikan gerak gerik Arimbi. Memang benar yang dikatakan Amanda padanya kalau Arimbi memang berubah, tapi kenapa? Amanda bilang bahwa Arimbi berubah setelah dia pulang dari kediaman keluarga Serkan. Apa yang sebenarnya terjadi padanya ketika dia berada disana?’
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 501 Episodes
Comments
Nana Nana
baca buku sambil layan lagu hindi..😘😘..
2024-01-24
1
nacho
😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘
2023-08-16
0