“Arimbi! Keluargaku sudah melihat tanggalnya dan begitu mereka menemukan hari yang cocok, aku akan datang kerumahmu untuk bertemu dengan orangtuamu dan membicarakan pernikahan. Jadi, kamu tidak perlu khawatir tentang apapun. Tunggu saja hari dimana kamu akan menjadi istriku yang cantik.” Reza terpaksa menggunakan kata-kata pernikahan untuk mengujinya.
Arimbi terkekeh mendengar perkataan pria itu, “Tuan Kanchana! Apakah aku pernah menerima lamaranmu? Tidak pernah tuh! Kamu bahkan tidak melamarku. Kenapa kamu malah membicarakan pernikahan? Bukankah Amanda sudah memberitahumu kalau aku tidak ingin menikah denganmu!”
Amanda sangat mencintai Reza, jadi dia pasti memberitahunya bahwa Arimbi tidak ingin menikah dengannya lagi.
“Arimbi! Apa yang terjadi di kediaman Serkan hari itu?” tanya Reza mengeryitkan dahi.
“Bagaimana kamu bisa tahu kalau aku pergi ke kediaman keluarga Serkan? Ohhhh iya pasti Amanda yang memberitahumu ya? Dia selalu memberitahu segalanya padamu tapi dia selalu berpura-pura bodoh. Apa kamu tidak lelah berakting terus? Tuan Kanchana, aku bahkan lelah karena aku sudah tidak mau lagi berakting dengan kalian!”
Arimbi pun berbalik dan melangkah pergi tanpa lupa memperingatkan Reza, “Berhentilah mengikutiku! Kamu tidak akan suka reaksiku jika kamu terus menguji kesabaranku!”
Reza tidak lagi mengikutinya dan berdiri terpaku ditempat untuk beberapa menit lalu dia berbalik dan pergi dari sana. Rasa penasaran membuatnya ingin mencari tahu alasan dibalik perubahan Arimbi.
Dia ingin tahu siapa yang menghancurkan nama baiknya didepan Arimbi sampai-sampai wanita itu begitu tidak berperasaan padanya dan bersikap dingin. Dia bahkan mengancam akan menelepon polisi dan melaporkannya atas tindakan pelecehan.
Arimbi tiba di M&J Butik, Sandra sudah menunggunya disana dan saat melihat Arimbi datang dia langsung mengeluh,”Nona Arimbi! Kamu tuh jalannya lambat banget ya. Aku sudah menunggumu disini beberapa menit. Bisakah kamu melihat jam dan datang tepat waktu? Jika kamu selalu lelet seperti siput, Wakil Presiden Rafaldi pasti akan memecatmu jika dia tahu!”
“Dengar ya Sandra! Kalau kamu tidak mau menungguku kamu tidak perlu repot-repot! Kita tidak ada janji mau ketemu jam berapa, bagaimana bisa kamu menuduhku tidak tepat waktu?”
Sandra kebingungan harus bilang apa, memang benar yang dikatakan Arimbi. Dia hanya memintanya untuk menunggu didepan buti tapi tidak memberitahu jam berapa dia akan sampai.
“Sandra! Kamu memang sekretaris Amanda! Karena dia yang memberimu tugas untuk menemaniku belanja, aku mau kamu menempatkanku sebagai prioritas. Memangnya kenapa kalau aku membuatmu menunggu beberapa menit? Keberatan?”
Sandra ingin memaki dan mencekik Arimbi saat itu juga, tapi dia masih berusaha tenang dan bersikap sopan mengingat Arimbi adalah putri kandung keluarga Rafaldi.
“Maafkan saya Nona Arimbi. Saya minta maaf atas hal-hal yang saya katakan sebelumnya.”
Arimbi menatap dingin pada Sandra lalu masuk kedalam M&J Butik. Butik itu terdiri dari tiga lantai, lantai pertama dan kedua adalah galeri untuk semua gaun sedangkan lantai tiga adalah kantor.
Saat Arimbi sudah berada didalam butik, Sandra mendengus, “Kamu hanya orang desa bahkan jika kamu sekarang kaya, kamu itu tetap saja seorang petani dan kamu bahkan menginginkan aku menjadikanmu prioritas? Matamu itu prioritas! Huh!”
Meskipun hati Sandra dipenuhi dengan penghinaan pada Arimbi tapi dia harus tetap mengikuti Arimbi ke butik. Saat melihat Arimbi memasuki butik, para karyawan tidak ada yang menyambutnya.
Mereka semua tidak bergerak sedikitpun, hanya satu karyawan yang tidak mengenalnya berjalan menghampiri dan menyapa Arimbi dengan tersenyum ramah. Ini bukan pertama kalinya dia datang ke M&J Butik tapi dia selalu datang bersama ibunya. Saat dia datang bersama ibunya semua orang-orang ini selalu sangat ramah padanya. Tapi disaat dia datang sendirian, orang-orang ini bahkan tak mau repot-repot menyapanya.
‘Sok sekali mereka ini.’ pikirnya.
“Hai Nona Sandra!” seorang karyawan senior mengabaikan Arimbi, dia malah menyapa Sandra dengan senyuman ramah. Sengaja ingin mempermalukan Arimbi bahkan salah satu dari mereka tersenyum pada Sandra dan berkata, “Nona Sandra! Gaun yang dibuat khusus untuk Nona Rafaldi sudah siap. Apa anda disini untuk mengambilnya?”
Semua gaun Amanda dirancang oleh M&J Butik dan dia akan memilih beberapa desain baru setiap kali dia terburu-buru. Bagaimanapun hanya ada satu gaun untuk setiap desain jadi tidak perlu khawatir memakai gaun yang sama dengan orang lain. Saat Sandra melihat karyawan senior butik itu mengabaikan Arimbi, dia pun merasa sombong didalam hatinya.
Meskipun Amanda bukan Nona Muda yang sebenarnya dari keluarga Rafaldi tapi dia sangat dicintai oleh Yadid dan Yadid sangat memperhatikannya, sesuatu yang tidak dapat digantikan oleh Arimbi.
Sandra tersenyum sinis dan menjelaskan, “Wakil Presiden Rafaldi akan datang secara pribadi untuk mengambil gaunnya. Hari ini saya datang kesini untuk memilih beberapa gaun untuk Nona Arimbi. Akhir pekan ini dia akan menghadiri pesta Keluarga Lavani bersama Wakil Presiden Rafaldi.”
Karyawan itupun mulai tertawa cekikikan dan salah satu dari mereka berkata dengan sarkasme, “Pasti sangat sulit bagi anda Nona Sandra!”
Sandra memahami maksud dari perkataan karyawan itu, dia pun tertawa tapi tidak mengatakan apapun. Sementara Arimbi yang sedang melihat-lihat gaun tidak menemukan satupun gaun yang menarik perhatiannya setelah berkeliling di lantai satu. Lalu dia melirik pada pramuniaga, “Tunjukkan gaun kalian yang di lantai dua!”
Pramuniaga itu hendak membawa Arimbi ke lantai dua ketika karyawan senior itu segera menghadang dan berkata dengan sarkas, “Gadis desa tidak akan pernah bisa menjadi seorang putri.” Lalu menatap sinis pada Arimbi seolah-olah gadis itu sangat menjijikkan dan tak pantas berada disana. “Kalau orang desa memakai pakaian terbaikpun akan tetap ndeso!”
Arimbi tetap bersikap tenang dan diam-diam dia mengambil ponselnya lalu merekam komentar sinis mereka sedangkan Sandra membiarkan orang-orang itu mengejek Arimbi sesuka hati. Setelah dia merekam penghinaan mereka, Arimbi berjalan mendekati manajer toko dan membanting meja, membuat manajer itu ketakutan.
Ketika manajer itu mendongakkan wajahnya, dia melihat bahwa itu adalah Arimbi. Dia langsung mengerutkan alis dengan ekspresi kesal lalu berkata dengan suara sinis, “Oh Nona Arimbi rupanya. Apa yang bisa saya bantu?”
Arimbi memasang senyum diwajahnya, “Tidak jadi masalah jika karyawanmu mengabaikanku setelah aku masuk ke butik ini tetapi tidakkah kamu mendengar komentar sinis dan hinaan yang mereka lontarkan padaku? Gaun dari M&J Butik memang bagus tetapi kualitas karyawannya dibawah rata-rata. Ironis sekali ya?”
“Apa kamu bilang?” Manajer toko itu terlihat marah dan seringai muncul diwajahnya. “Seseorang sudah melayani anda, Nona Arimbi. Berapa banyak orang yang anda inginkan untuk melayanimu? Mereka hanya bercanda saja dan anda malah memukul mejaku gara-gara itu? Karaktermu sangat buruk Nona Arimbi!” ujar manajer toko itu dengan sinis dan mencibir. Dia benar-benar tidak menunjukkan sikap sopan dan hormat pada Arimbi karena dia tahu gadis itu hanya udik desa yang tak pantas.
Arimbi tak ingin membuang waktunya untuk meladeni karyawan itu, dia menatap tajam pada mereka. “Saya ingin berbicara dengan Presiden Januar.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 501 Episodes
Comments
Wiwik
knp sepi ya,padahal novel nya bgs. mgkn lg pd bosen baca novel
2024-04-07
2