Tak lama kemudian Arimbi dan Amanda yang dipandu oleh pengawal tiba di pintu masuk pavilliun dan berhenti didepan.
Pengawal itu masuk kedalam dan memberitahukan pada Emir perihal kedatangan kedua tamunya. Disaat yang bersamaan, Arimbi bersungut-sungut dalam hati karena suami barunya terlalu banyak aturan. Seperti seorang raja saja, pikirnya sambil memandangi makanan diatas meja sambil menelan ludahnya menahan lapar. ‘Aduh! Aku lapar sekali! Aku datang diwaktu yang tidak tepat. Harusnya tadi makan dulu dirumah baru kesini!’
Sementara dia kelaparan, Emir sedang makan. Pikiran Arimbi entah kemana-mana, ‘Apakah Emir bakal ngajakin aku makan ngak ya? Kami kan sudah mendaftarkan pernikahan?
“Tuan Emir, para nona muda dari keluarga rafaldi sudah datang.”
Emir tetap diam dan tak menoleh sedikitpun pada kedua gadis itu sementara pengawal disana hanya berdiri saja menunggu perintah.
Dari sudut matanya, Arimbi melihat Amanda yang berdiri disebelahnya dengan kedua lengannya bergantung dikedua sisi tak berani bergerak sedikitpun saking takutnya pada Emir. Jika diperhatikan lebih dekat, dia bahkan bisa melihat kaki Amanda gemetar.
Didalam hatinya Arimbi tertawa puas melihat itu. Apa Amanda pernah melakukan sesuatu yang buruk ya? Kenapa dia ketakutan seperti itu? Arimbi bertanya-tanya dalam hati.
Dengan pikirannya yang berkelana, Arimbi memiringkan kepalanya sambil mengamati pria yang masih tetap terlihat gagah dan berbeda dari pria lain meskipun dia cacat dan duduk dikursi roda. Arimbi berpikir dalam hati, pasti Amanda pernah mencoba merangkak keatas tempat tidur Emir tapi pria itu menendangnya! Hanya itu alasan yang tepat makanya Amanda sangat ketakutan pada pria itu.
Sambil membayangkan hal itu, Arimbi malah ingin tertawa alih-alih merasa cemburu. Dia membayangkan bagaimana Emir Rayyanka Serkan menendang Amanda dari tempat tidurnya saat dia mencoba merayu pria itu. Arimbi pun tak dapat menahan rasa gelinya dan diam-diam tertawa pelan.
“Apa mereka itu datang kemari untuk minta maaf?” tanya Emir pada pengawalnya. Akhirnya pria dingin itu bicara, suara baritonnya enak didengar meskipun dingin dan datar.
“Benar Tuan. Itu yang dikatakan oleh Nona Amanda.” jawab pengawalnya.
Tanpa diduga dia memalingkan wajahnya kearah dua saudari itu dan langsung mengarahkan pandangannya pada Arimbi yang masih tertawa, sontak wajah Arimbi menegang karena tertangkap basah sedang terkekeh. Dengan tatapan matanya yang dalam dan tajam, Emir melotot kearahnya membuat Arimbi merasa gelisah dan malu.
Merasa ada yang tidak beres, Amanda mengikuti arah tatapan Emir dan dia melihat Arimbi yang tersenyum kaku. Tentu saja dia tahu jika sesuatu pasti terjadi, darahnya terasa mendidih. Dari awal Amanda sudah tidak ada keinginan untuk menemani Arimbi datang kesini untuk meminta maaf. Kini Amanda merasa gelisah saat Emir menolak membiarkan mereka masuk setelah menunggu cukup lama.
Namun dia tidak menyangka si perusuh bernama Arimbi ini akan menertawakan Emir diam-diam dan tertangkap basah langsung.
Arimbi tak sempat menghilangkan tawa diwajahnya saat itu membuat Emir memicingkan matanya. Sedangkan Amanda merasa kesal melihat tingkah Arimbi, dia takut mereka akan ditendang dari sana gara-gara ulah Arimbi.
Kalau bukan karena Emir yang terus mengamati Arimbi, Amanda pun pasti sudah menampar gadis itu. Selain itu, pandangan Emir turun pada pergelangan tangan Arimbi yang masih diperban dan dia pun menyadari jika gadis itu sudah berganti pakaian setelah pulang kerumah.
Arimbi terlihat manis dan imut dengan setelah celana strecth coklat dan baju putih yang memperlihatkan lekuk tubuhnya yang indah. Emir memicingkan matanya memperhatikan penampilan gadis itu. Tadi Arimbi mengikat rambutnya kepang kuda tapi sekarang dia menggerainya.
“Mereka datang minta maaf tanpa ketulusan! Tunjukkan pada mereka jalan keluarnya!” ujar Emir pada pengawalnya sambil mengalihkan pandangannya dari Arimbi.
“Tuan Emir!” panggil Amanda cemas, “Tuan Emir! Kami datang dengan penuh ketulusan untukmu. Karena adikku tumbuh besar di desa, Arimbi agak sedikit bebal dan suka bertindak tanpa berpikir panjang, dia akan melakukan hal yang pertama kali terlintas dipikirannya untuk menyinggung perasaanmu. Karena ini adalah kesalahannya yang pertama kumohon maafkan dia.”
Tanpa menatap kearahnya, Emir menggerakkan bibrinya dan dengan acuh dia berkata, “Nona Amanda hal ini tidak ada urusannya denganmu. Kalau aku tidak bicara padamu, tutup saja mulutmu itu!”
Sontak wajah Amanda memucat, dia menggigit bibir bawahnya dan mengepalkan kedua tangan tak berani lagi mengatakan sepatah katapun. Saat dia bekerja sebagai eksekutif di Rafaldi Group, dia mengenal kepribadian Emir dan caranya mengatasi masalah jauh lebih baik daripada Arimbi.
Pria ini benar-benar bukanlah orang yang baik, pikir Amanda. Emir menoleh kearah Arimbi dan menatapnya datar. Namun Arimbi lagi-lagi melakukan hal diluar dugaan semua orang. Tanpa ragu dia melangkahkan kakinya kearah pavilliun. Tindakannya itu langsung membuat Amanda dan para pengawal terkejut.
“Arimbi!” Amanda memanggilnya dan mendesah putus asa. ‘Aduh apalagi yang mau dia buat?’
“Ayo keluar dari sini sekarang juga.” ujar Amanda namun Arimbi malah mengacuhkannya dan terus melangkah menghampiri Emir. Dia menatap makanan diatas meja dan langsung melemparkan pujian pada tukang masak keluarga Serkan dengan sepenuh hatinya karena semua hidangan itu terlihat sangat lezat seperti makanan dihotel bintang lima.
“Emir, aku datang padamu untuk meminta maaf dengan setulus hati dan jiwaku.” ucapnya namun naas-nya dia tidak menatap mata Emir saat mengatakan itu, matanya tetap terpaku pada makanan diatas meja dan dia tidak dapat menahan diri lagi karena kelaparan. Oh jadi begini rasanya kelaparan, pikirnya. Aku pasti sudah kehilangan akal sehatku dikehidupan lampauku hanya demi mogok makan untuk menikahi Reza, sangat bodoh sekali!
Emir memperhatikan setiap gerakan gadis itu, dengan suara baritonnya yang khas dia bertanya pada Arimbi, “Apa kau lapar?”
Arimbi lantas menganggukkan kepala kuat-kuat. Iya benar aku sangat kelaparan Emir! Aduh…..kok kamu tahu sih kalau aku lapar? Cenanyang ya, ayo cepat beri aku makanan sayang, pikirnya.
“Apa kau mau makan?” tanya Emir lagi.
Sekali lagi Arimbi mengangguk dan mengangkat wajahnya menatap pria itu, mereka saling menatap. Arimbi memandang wajah tampan itu yang membuatnya menelan salivanya. Bahkan meskipun dia terluka dan tak lagi bisa melakukan pekerjaan selayaknya pria normal, Arimbi tetap mau menghabiskan sisa hidupnya bersama seorang pria dengan wajah tampan menawan seperti ini.
Tapi wajah Emir berubah muram saat melihat cara Arimbi menatapnya, dia pun bertanya-tanya didalam hatinya apa yang ingin disantap oleh wanita itu, makanan diatas meja atau dirinya.
“Kemarilah Arimbi,” Amanda kembali memanggilnya, dia takut Emir akan kehilangan kesabaran dan membuat dirinya juga ikut terseret masalah.
Emir melemparkan tatapan tajam dan dingin pada Amanda, sangat jelas dari matanya jika dia tidak menyukai Amanda. Lalu dia berkata, “Bawa Nona Amanda keluar dari sini. Dia berisik sekali!”
Amanda masih terdiam ditempatnya berdiri saat dua pengawal menghampirinya lalu mengangkat tubuhnya dari kedua sisi. Sebelum wanita itu sempat bereaksi, dua pengawal itu sudah menyeretnya pergi. Amanda terkejut dan tergagap, “Tu—Tuan Emir! A---aku….aku hanya….”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 501 Episodes
Comments
BUNDANYA RAZACO
Tn.Emir takut d makan ama Arimbi😀
2024-10-03
0
Wiwik
novel nya bgs,lucu campur tegang
2024-04-06
3
im3ld4
lah ngarep di perkaus 🤣🤣
2023-05-22
1