"Hei kembalikan cincin itu!" Teriak pria berkepala botak untuk menghentikan langkah Rasya.
"Baiklah aku akan membeli cincin itu," ujar pria tua tersebut memaksa. Pria tersebut mengeluarkan uang sebesar 500.000 ribu rupiah untuk membeli cincin itu.
"Hah cuma segini!" Rasya mengembalikan uang tersebut serta meremehkan.
"Baik! Baik!" pria bernama Sumiryo itu menambahkan uang lagi hingga totalnya menjadi 1 juta rupiah.
"Nah seperti ini," ujar Rasya sambil menyimpan uang tersebut. Rasya melangkah pergi. Sedangkan Sumiryo memanggil Alya.
Swiit!
Sumiryo bersiul untuk memanggil Alya yang sedang mencari cincinnya.
"Sini!" Panggil Sumiryo.
Alya mendekati Sumiryo dengan langkah anggun membuat Sumiryo semakin berdebar kencang.
"Ini cincinmu cantik," ucap Sumiryo sambil memberikan cincin kepada Alya. Alya menggelengkan kepalanya.
"Kenapa? Bukan cincinmu?" Tanya Sumiryo.
"Itu cincinku. Bisakah om pakaikan cincin itu?" Alya mengulurkan jari manisnya. Sumiryo langsung memakaikan cincin tersebut dengan penuh semangat. Kemudian Alya memberikan nomor ponsel kepada Sumiryo.
"Terima kasih om. Ini nomorku om, aku pergi dulu." Sambil memberikan kertas berisi nomor telepon.
"Sama-sama," ucap Sumiryo sambil mencium nomor telepon tersebut dengan penuh semangat. Sumiryo tak menyangka bisa mendapatkan nomor gadis muda nan cantik seperti Alya.
Alya dan Rasya kembali bertemu. Rasya sedikit kesal melihat Alya. Kekesalan Rasya dikarenakan om tua botak tersebut memakaikan Alya cincin.
"Kamu kenapa?" Tanya Alya bingung melihat Rasya terlihat kesal.
"Kalian seperti sehabis tunangan," sindir Rasya.
"Kamu cemburu?" Tanya Alya sambil menyikut Rasya.
"Aduh!" Rasya semakin kesal.
"Aku sama sekali tidak cemburu tapi jangan seperti itu ketika bersama pria tua. Bisa saja dia berbuat jahat padamu," nasihat Rasya.
"Iya maaf," Alya menunduk malu.
Rasya dan Alya kembali ke rumah. Alya sangat bahagia karena kini mereka memiliki uang dan itu artinya Alya bisa berangkat ke universitas. Sedangkan Rasya ia tak bisa terus-terusan menganggur. Ia harus mencari pekerjaan di kota ini. Rasya mengunjungi tempat penjualan pizza. Rasya berniat untuk melamar pekerjaan namun lowongan pekerjaan kosong. Rasya keluar dari ruangan dengan perasaan sedih. Akan tetapi pada saat itu terjadi perampokan. Semua karyawan dan bos pizza ketakutan dan bersedia menyerahkan uang kepada perampok. Namun Rasya menghalangi niat bosnya.
"Itu adalah hak kalian. Tidak boleh diberikan kepada perampok!" Ucap Rasya penuh keberanian.
"Hei kita bisa mati. Biarkan uang itu pergi tapi kita selamat!" Ujar Pak Rusli.
Rasya menghalangi hal tersebut dan menghajar para perampok. Ternyata Rasya pernah belajar pencak silat di kampung. Dengan mudah Rasya menghajar para perampok tersebut. Sebagai balas jasa atas keberanian Rasya, Pak Rusli memberikan pekerjaan untuk Rasya. Rasya mendapatkan akomodasi berupa motor untuk transportasi karena selain menjadi pelayan, Rasya juga akan menjadi pengantar pizza. Rasya juga mendapatkan akomodasi berupa makanan.
"Selamat bergabung bersama kami," ucap Pak Rusli mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.
"Terima kasih, Pak." Rasya membalas uluran tangan Pak Rusli dan berjabat tangan.
"Besok kamu sudah bisa bekerja,"
"Terima kasih banyak, Pak." ujar Rasya berterima kasih.
Rasya kembali ke rumah dengan perasaan sangat senang. Bahkan gaji yang ditawarkan Pak Rusli lebih besar daripada ia bekerja sebagai pelayan di hotel. Walaupun pekerjaan Rasya 2 kali lebih berat karena selain menjadi pelayan, Rasya juga akan menjadi penghantar pizza.
Alya menjentikkan jari tangannya ketika melihat Rasya sumringah.
"Kamu kenapa begitu senang, Rasya?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Wati Simangunsong
asik jga critanya
2020-08-06
3