PH - Posting ribuan like
Ny. Amira memberikan ponselnya pada Meri dan minta
dicarikan pelayan secepatnya untuk Kevin. Meri mencatat di bukunya yang berisi
semua tugas yang harus ia kerjakan. Ny. Amira kembali melakukan foto shot
sampai ia benar-benar puas dengan hasilnya.
Kevin memutuskan mandi dulu, es sirupnya bahkan
belum juga diantar ke kamarnya. Ia harus mendinginkan kepalanya atau dirinya
akan meledak malam itu. Kevin melepas kemejanya dan melemparkannya sembarangan,
begitu juga dengan celana panjangnya.
Ia berhenti di depan cermin dan melihat tubuhnya
yang seksi dengan otot perut eightpack. Tubuh yang digilai wanita di luar sana.
Kevin menyibak rambutnya melihat wajah tampannya yang mulus tanpa cela
sedikitpun.
Kevin berbalik lagi mengambil ponselnya, ia
meredupkan lampu kamarnya dan mengambil foto selfienya setengah badan. Ia
berpose sedemikian rupa dan hanya memperlihatkan sedikit otot perut dan separuh
areal wajahnya. Sisanya gelap tersamarkan bayangan.
Ia memposting foto itu dan dalam sekejap ribuan
like mampir ke sosial medianya. Ratusan komen terus bermunculan menyatakan
kekaguman atas tubuh Kevin. Kevin tersenyum puas. Tak sedikit tawaran endorse
yang ia dapatkan dari sosial medianya. Tapi Kevin selalu selektif karena tidak
ingin kehidupannya terganggu.
Tok, tok, tok... ketukan halus di pintu kamar Kevin
membuatnya menoleh dari layar ponselnya.
“Masuk.”
“Permisi, tuan muda. Ini sirupnya.” Kata Sri sambil
berjalan masuk dan meletakkan gelas diatas meja.
Sri melihat pakaian Kevin berserakan dan langsung
memungutnya satu persatu.
“Mbak, hidupkan lampunya. Makan malamnya apa?”
tanya Kevin sambil meletakkan ponselnya di atas tempat tidurnya.
“Ada steak, tuan muda.” Jawab Sri sambil
mengeluarkan semua barang dikantong jas Kevin dan meletakkannya di atas meja.
“Papa dimana?” tanya Kevin sebelum masuk ke kamar
mandi.
“Tuan besar masih di ruang kerja, tuan muda. Tuan
dan Nyonya besar akan bergabung di meja makan nanti.”
Kevin tidak mengatakan apa-apa lagi. Ia sudah masuk
ke kamar mandi dan mulai terdengar suara air dari dalam sana. Sri meninggalkan
kamar Kevin dengan membawa keranjang pakaian kotor bersamanya. Kevin tidak suka
sembarangan orang masuk ke kamarnya. Jadi hanya Sri yang saat ini boleh masuk
ke kamar Kevin sampai Kevin mendapatkan pelayan pribadi untuknya sendiri.
Sri sudah sampai di bawah tangga saat Ny. Amira
masuk ke dalam rumah bersama Meri yang membawakan barang-barangnya. Sri terpana
melihat penampilan Ny. Amira yang sangat cantik dengan kebaya barunya.
“Sri, dimana suamiku?” tanya Ny. Amira ketika
melihat Sri melongo.
“Di ruang kerja, Ny. Ny. cantik sekali.” puji Sri.
“Makasih. Meri, kamu bisa pulang. Ingat besok
pagi-pagi sudah disini.” Perintah Ny. Amira pada Meri.
“Baik, Ny.” kata Meri sambil menyerahkan
barang-barang Ny. Amira ke Sri yang mengikuti Ny. Amira ke kamarnya.
Setelah Ny. Amira masuk ke dalam kamar bersama Sri,
Tuan Alvin keluar dari ruang kerjanya dan masuk ke dalam kamarnya juga. Sri
buru-buru keluar dari sana dan menutup pintu kamar majikannya. Ia sudah tahu
apa yang akan terjadi di dalam sana.
Kevin yang sudah selesai mandi, meminum es sirupnya
sambil mengeringkan rambutnya yang basah. Ponsel Kevin terus saja berbunyi
tanda pesan masuk dan menarik perhatian Kevin untuk melihatnya.
Kevin duduk di sofa, ia membuka ponselnya dan
melihat banyak DM dan chat pribadi masuk
ke ponselnya. Kebanyakan tentu saja dari wanita cantik dan seksi.
Rata-rata memuji postingan terbaru Kevin dan
mengajaknya bertemu. Ada juga yang mengirimkan foto selfie diri mereka
masing-masing dengan pakaian kurang bahan. Kevin hanya men-scroll chat-chat itu
tanpa membalasnya. Ia hanya membalas kalau wanitanya terlihat menarik.
Kevin melemparkan ponselnya ke samping, ia beranjak
ke depan lemarinya dan melemparkan handuk yang tadi menutup area di bawah perutnya.
Sekali lagi ia bercermin, bahkan melihat foto-foto wanita berpakaian mini itu
tidak bisa memancing gairahnya.
“Kau akan cepat mati kalau terus begini.” kata
Kevin sambil menunjuk dirinya sendiri.
Kevin segera berpakaian, bisa gawat kalau papanya
lebih dulu ada di meja makan. Ia tidak akan bisa makan dengan tenang dan sibuk
menulikan telinganya dari omelan panjang papanya yang galak. Celana pendek dan
kaos menjadi pilihannya. Itu artinya Kevin tidak akan keluar malam ini.
Ia cepat-cepat keluar dari kamarnya dan turun ke
lantai bawah. Meja makan masih terlihat sepi, hanya ada Sri yang sedang
menuangkan air minum ke gelas yang ada disana.
“Mana ayah, mbak?” tanya Kevin sambil duduk di
kursinya.
“Masih di dalam kamar bersama Ny. besar, tuan
muda.”
“Ibu sudah pulang? Aku lapar. Kita bisa mulai
makan?” tanya Kevin lagi.
Sri hanya tersenyum menanggapi kata-kata tuan
mudanya itu. Bagaimana mau makan kalau yang punya rumah masih asyik di dalam
kamar. Hampir saja Kevin mendekati kamar papa dan mamanya untuk memanggil
mereka.
Alvin keluar lebih dulu, langsung duduk di meja
makan. Sementara Amira keluar beberapa saat kemudian. Wajah keduanya tampak
memerah dan segar. Sudah tentu Kevin tahu apa yang orang tuanya lakukan di
dalam sana tadi.
“Bu, ibu yakin kan udah gak bisa hamil lagi?” tanya
Kevin saat Sri meletakkan piring steak di depannya.
“Tentu saja, nak. Apa maksud kata-katamu?” tanya
Amira bingung.
“Aku hanya takut tiba-tiba ibu hamil dan aku punya
adik bayi lagi. Keanu akan mengejekku seumur hidupku, bu.” melas Kevin.
“Ngaco. Cepat makan. Jangan bicara lagi.” titah
Alvin sambil mulai memotong steak di piringnya.
Mereka makan dalam kesunyian yang mencekam seperti
biasanya. Hanya terdengar denting garpu dan pisau beradu dengan piring.
Pemandangan yang biasa dilihat Sri kalau Alvin ikut makan malam bersama istri
dan anaknya.
Alvin tidak suka kalau saat mereka makan, ada
obrolan yang keluar. Baginya, makan dalam diam adalah salah satu cara
menghormati makanan yang tersedia untuk mereka. Kalau sudah seperti itu, makan
malam yang bisanya sampai 1 jam lamanya, bisa dipersingkat menjadi 20 menit
saja.
Sri mulai mengambil piring kotor di depan
majikannya setelah Alvin menyeka bibirnya dengan napkin. Salah satu kebiasaan
Alvin lagi, saat ia selesai mengelap bibirnya, artinya ia sudah selesai makan
dan piring kotor dihadapannya harus segera diangkat.
“Boleh saya hidangkan dessert, tuan besar?” tanya
Sri dengan hormat.
“Silakan, Sri.” sahut Alvin dingin.
Sri meletakkan satu persatu piring dessert di depan
majikannya yang langsung menyantap hidangan lezat itu. Alvin kembali menyeka
bibirnya dan Sri membereskan piring kotor mereka dengan cepat. Selesai tidak
selesai makan, piring kotor harus diangkat semuanya tanpa kecuali.
“Kevin, ayo kita bicarakan tender yang baru.” ajak
Alvin pada Kevin yang langsung memasang wajah memelas pada ibunya.
“Sayang, ini sudah malam. Kita istirahat saja ya.
Aku besok harus keluar kota seminggu loh.” kata Amira dengan manis.
Mendengar istrinya mau pergi seminggu, Alvin
membatalkan keinginannya pada Kevin dan menarik Amira masuk ke dalam kamar
mereka lagi. Kevin tersenyum senang sekaligus mencibir melihat orang tuanya
masuk kamar lagi. Beneran bakalan dapet adik kalo gini trus.
Sri ikutan senyum-senyum melihat kedua majikannya
masuk kamar lagi. Ia menawarkan kopi pada Kevin tapi Kevin ingin beristirahat
lebih cepat. Besok ia harus menghadiri meeting pagi-pagi sekali. Membayangkan
dirinya akan sibuk seharian, sudah membuat Kevin kesal.
“Mbak Sri, besok bangunkan aku satu jam lebih awal.
Aku gak boleh telat ke kantor!” ketus Kevin.
“Baik, tuan muda. Sarapannya saya bungkus, ya?”
tanya Sri memastikan.
“Ya, mbak.” jawab Kevin
Kevin berjalan ke kamarnya tanpa berkata apa-apa
lagi.
*****
Like, vote, komen dong kk. Vote yang banyak biar saya
semangat untuk bisa up tiap hari ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Radin Zakiyah Musbich
up yg banyak kak... ❤️❤️❤️
ijin promo 😀
jgn lupa mampir di novel dg judul "AMBIVALENSI LOVE" 🎉🎉🎉
kisah cinta beda agama 🍦🍦🍦
jgn lupa tinggalkan jejak ya 🍦🍦🍦
2020-10-18
0
Ilham Rasya
semangat Thor
pernikahanku 🙏😅
2020-09-03
0
zsarul_
hai hai thorr
semangat up yaaa
yuk mampir lgi ke cerita aku yang judulnya CONVERGE!
mari saling support ya thorr 🤗
thanks
2020-09-01
0