PH - Playboy kaya

PH - Playboy kaya

Meri manggut-manggut.

*****

Kevin memang sedang jalan-jalan di mal, ia

menyerahkan tugas membeli HP baru pada asistennya, Keanu. Kevin melambaikan

tangan pada sosok wanita cantik dan seksi yang melambaikan tangan padanya,

“Kevin!” seru wanita itu.

“Hai, babe.” Sapa Kevin. Ia bahkan lupa dengan nama

wanita di depannya itu. Keduanya cipika-cipiki sebelum saling memeluk.

Kevin selalu memanggil wanita yang ia ajak

berkencan dengan panggilan sayang atau babe. Dan herannya para wanita teman

kencannya tidak mempermasalahkan hal itu. Mereka lebih tertarik dengan black

card yang dimiliki Kevin.

“Kevin, hari ini temani aku belanja gaun baru.

Temanku mengadakan pesta besok. Kau kan sudah janji.” Manja wanita itu pada

Kevin sambil menempelkan dadanya yang over size ke lengan Kevin.

“Aku gak bisa datang. Biasa, aku sibuk.”

“Gak pa-pa, yang penting temenin aku belanja ya.

Sekalian bantuin aku nyoba gaunnya.” Tawar wanita itu yang tentu saja tidak

akan ditolak Kevin.

Mereka masuk ke salah satu toko pakaian dengan merk

terkenal di dunia. Kevin langsung duduk di sofa yang tersedia disana, sementara

wanita itu berkeliling toko dan menunjuk beberapa gaun yang cocok dengan

dirinya. Dan menyuruh pelayan toko membawa semua gaun itu ke kamar ganti.

Kevin yang sedang men-scroll sosial medianya,

tiba-tiba di tarik wanita itu ke dalam kamar ganti. Dengan genitnya wanita itu

melepas dress yang dipakainya tanpa malu-malu. Ia membiarkan Kevin menatap

tubuhnya yang hanya berbalut bikini yang sangat mini. Ia mengambil gaun yang

tergantung di kamar ganti, dan langsung memakainya. Kevin hanya menatap tubuh

wanita itu tanpa melakukan apa-apa.

“Bantuin dong, Vin. Jangan diliatin aja.” Pinta

wanita itu sambil menunjuk retsleting di belakang gaunnya. Kevin menarik

retsleting itu menutup. Wanita seksi itu berbalik, membusungkan dadanya ke arah

Kevin.

“Gimana?” tanya wanita itu sambil berpose seksi

dihadapan Kevin.

“Bagus. Coba yang lain.” Jawab Kevin sambil

membalik tubuh wanita itu dan menurunkan retsletingnya.

“Kau sangat nakal.” Goda wanita itu sambil melepas

gaun dan menggantinya dengan gaun kedua.

Gaun kedua yang dipilihnya benar-benar kekurangan

bahan. Belahan dada, sebagian pinggang, dan belahan paha yang tinggi. Kevin

melihat tali bikini di pinggang wanita itu dan mengkerutkan keningnya.

“Sayang, kalau aku pakai gaun ini, tentu saja ini

akan kulepas.” Bisik wanita itu sambil melepas sebelah tali bikininya.

Seperti mengerti apa yang Kevin pikirkan. Kevin

menatap penuh minat pada apa yang ada dibalik gaun kekurangan bahan itu. Ia

menatap tubuh wanita di depannya dari atas sampai bawah.

“Kenapa, Vin? Gak bagus ya?”

“Kayak ada yang kurang, apa gitu.” Kata Kevin masih

menatap gaun itu.

“Coba aku lepas bikininya dulu.”

Kevin senyum-senyum melihat wanita itu melepas

bikininya tapi masih memakai gaun itu. Kevin meminta wanita itu berputar, dan

mengamati lagi. Kemudian Kevin menggeleng,

“Gak bagus. Ganti lagi.” Pinta Kevin dengan nada

serius.

“Kalo gitu merem dong. Aku mau pakai bikiniku

lagi.”

“Ya, cepetan ganti.”

Kevin memejamkan matanya, tapi ia tetap bisa

melihat tubuh polos wanita itu dari sudut matanya. Dasar Kevin sudah playboy,

cabul pula. Tapi melihat wanita di depannya bugil tanpa rasa malu, membuat

Kevin ilfeel. Ia sudah terbiasa menemani wanita-wanita yang ia kencani membeli

baju dan selalu begini akhirnya.

Wanita-wanita itu membiarkan tubuhnya dipelototi

Kevin. Dia mulai bosan dengan rutinitas ini. Wanita-wanita yang mengejarnya

rata-rata tidak punya rasa malu. Kalaupun ada yang sok jual mahal,

ujung-ujungnya tunduk juga setelah Kevin mengeluarkan black card-nya.

“Kevin. Kamu nglamun ya. Kenapa sih?” tanya wanita

itu sambil merangkul Kevin. Kevin hanya diam menatap wanita itu.

“Apa kamu mau ini?” tanya wanita itu sambil

mengarahkan tangannya ke bawah perut Kevin.

Kevin menaikkan alisnya, ia tersenyum smirk, membiarkan

wanita itu melakukan apa yang ia mau sampai Kevin benar-benar puas.

“Kau memang pintar, babe.” Kata Kevin sambil

mengelus kepala wanita itu.

Wanita itu mengusap bibirnya yang basah dan

merangkul Kevin lagi. Menempelkan dadanya ke dada Kevin.

“Jangan nglamun lagi dong. Bantu aku pilih

gaunnya.”

“Ambil semua yang kau suka. Waktuku tak banyak.”

“Aoww... Makasih, Kevin. Mau lagi?”

Kevin mengangguk dan wanita itu beraksi sekali

lagi. Keduanya keluar dari kamar ganti setelah permainan mereka selasai. Kevin

membayar belanjaan wanita itu dan mereka berpisah di tempat parkir.

*****

Delina sampai di rumahnya kembali, ia segera mandi

dan mengganti pakaiannya yang kotor karena terciprat lumpur tadi. Sebuah mobil

mewah lewat di sebelahnya saat ia baru saja keluar dari kantor Ny. Amira. Mobil

itu tidak melihat genangan air di depannya dan langsung tancap gas menyipratkan

lumpur ke pakaian Delina.

Untung saja ada bapak ojek yang kebetulan lewat,

menawari Delina menumpang motornya untuk pulang ke rumah. Delina bahkan tidak

memaki atau berteriak pada pengendara mobil itu. Ia hanya geleng-geleng kepala

sambil melihat pakaiannya yang kotor.

Setelah selesai mandi, Delina mengeluarkan kebaya

Ny. Amira dengan hati-hati dan menggelarnya di atas meja besar yang biasa ia

gunakan untuk membuat pola kebaya. Delina mengeluarkan kotak berisi banyak

benang aneka warna. Ia memilih yang paling sesuai dengan warna kebaya itu dan

memasangnya ke mesin jahit kesayangannya.

Delina mulai menjahit badan kebaya sampai selesai

dan rapi. Ia ingin melanjutkan pekerjaannya pada bagian depan kebaya itu, tapi

perutnya mulai berbunyi minta diisi. Delina melirik jam di dinding, sudah jam 8

malam. Pantas saja perutnya lapar.

Delina meletakkan kembali kebaya itu di atas meja,

ia merenggangkan tubuhnya dan melangkah ke dapur. Delina mengambil sedikit nasi

yang tersisa dan juga lauk tadi siang. Ia hanya memasak sedikit karena tinggal

sendirian. Sambil makan ia memikirkan kata-kata Ny. Amira tentang kebaya yang

diinginkannya.

Elegan dan simple. Delina mengingat semua model

kebaya yang terdapat di foto di ruang kerja Ny. Amira. Semuanya kebaya yang

simple dan yang membuatnya terlihat elegan adalah sosok Ny. Amira. Delina

mengambil buku sketsanya. Ia mulai menggambar dua sketsa mentah kebaya yang

menurutnya simple dan elegan.

Sambil tetap makan, Delina menyelesaikan gambarnya

dan tersenyum melihat hasilnya. Mungkin Ny. Amira akan menyukai desainnya yang

ini dan memintanya menjahit kebaya lagi. Sungguh, Delina sangat suka menjahit

kebaya dengan model yang lain dari pada biasanya. Ia kebanyakan mendapat

pesanan kebaya dengan model standar dan merasa kalau terus seperti ini, Delina

tidak bisa mengembangkan bakatnya dalam desain kebaya.

Delina berharap pertemuannya dengan Ny. Amira akan

bisa merubah sedikit saja kehidupannya. Selain mendapatkan penghasilan yang

lebih besar, ia bisa melihat sketsanya benar-benar menjadi nyata. Delina

tersenyum tanpa tahu harapannya itu mungkin bisa menjadi kepedihannya di masa

yang akan datang.

*****

Habis baca jangan lupa like, vote, kalo gak komen juga

gak papa. Just say lanjut thor... hihi... Cek juga profil author ya. Ada yang

up jg di novel sebelah. Dan jangan lupa tinggalkan jejakmu.

Terpopuler

Comments

Chaira Chaca

Chaira Chaca

kok visualnya gak pake kerudung sich,ktnya delina berkerudung

2021-01-16

1

Radin Zakiyah Musbich

Radin Zakiyah Musbich

keren thor... ❤️❤️❤️

🦊ijin promo ya🦊

jgn lupa mampir di novel dg judul "AMBIVALENSI LOVE"

kisah cinta beda agama.... 🦊


ku tunggu feed back nya ya 🙏🙏🙏😁

2020-10-01

0

Ilham Rasya

Ilham Rasya

jejak lagi

pernikahanku 🙏😅

2020-08-31

0

lihat semua
Episodes
1 PH - Pengenalan tokoh cerita
2 PH - Penjahit kebaya
3 PH - Menarik perhatian
4 PH - Pujian Ny. Amira
5 PH - Playboy kaya
6 PH - Desain baru
7 PH - Kepuasan pelanggan
8 PH - Seprai berjalan
9 PH - Posting ribuan like
10 PH - Melayani tuan muda
11 PH - Wangi menggoda
12 PH - Secangkir kopi lagi
13 PH - Bukan pelayan
14 PH - Sepupu Kevin
15 PH - Gadis kampungan
16 PH - Tawaran Ny.Amira
17 PH - Otot perut
18 PH - Pelayan kopi
19 PH - Tuan muda pemaksa
20 PH - Jatuh cinta
21 PH - Pengganggu kepo
22 PH - Sarapan bersama
23 PH - Menjahit hati
24 PH - Bukan Cinderela
25 PH - Mabuk lagi
26 PH - Mau ketemu Delina
27 PH - Mengajari Delina
28 PH - Kedatangan Giselle
29 PH - Kelakuan Agnes
30 PH - Rencana Kevin
31 PH - Pernikahan rahasia
32 PH - Intimidasi Giselle
33 PH - Tidak tertarik
34 PH - Bingung
35 PH - Ketahuan nikah
36 PH - Dikurung
37 PH - Bersama Delina
38 PH - Mengatakan yang sebenarnya
39 PH - Keputusan Alvin
40 PH - Permintaan Delina
41 PH - Sebuah perjanjian
42 PH - Menikah lagi
43 PH - Kehangatan keluarga
44 PH - Sikap Agnes
45 PH - Kedatangan sahabat
46 PH - Kakak ipar
47 PH - Dokter cinta
48 PH - Kincir ria
49 PH - Ciuman Pertama
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
Episodes

Updated 113 Episodes

1
PH - Pengenalan tokoh cerita
2
PH - Penjahit kebaya
3
PH - Menarik perhatian
4
PH - Pujian Ny. Amira
5
PH - Playboy kaya
6
PH - Desain baru
7
PH - Kepuasan pelanggan
8
PH - Seprai berjalan
9
PH - Posting ribuan like
10
PH - Melayani tuan muda
11
PH - Wangi menggoda
12
PH - Secangkir kopi lagi
13
PH - Bukan pelayan
14
PH - Sepupu Kevin
15
PH - Gadis kampungan
16
PH - Tawaran Ny.Amira
17
PH - Otot perut
18
PH - Pelayan kopi
19
PH - Tuan muda pemaksa
20
PH - Jatuh cinta
21
PH - Pengganggu kepo
22
PH - Sarapan bersama
23
PH - Menjahit hati
24
PH - Bukan Cinderela
25
PH - Mabuk lagi
26
PH - Mau ketemu Delina
27
PH - Mengajari Delina
28
PH - Kedatangan Giselle
29
PH - Kelakuan Agnes
30
PH - Rencana Kevin
31
PH - Pernikahan rahasia
32
PH - Intimidasi Giselle
33
PH - Tidak tertarik
34
PH - Bingung
35
PH - Ketahuan nikah
36
PH - Dikurung
37
PH - Bersama Delina
38
PH - Mengatakan yang sebenarnya
39
PH - Keputusan Alvin
40
PH - Permintaan Delina
41
PH - Sebuah perjanjian
42
PH - Menikah lagi
43
PH - Kehangatan keluarga
44
PH - Sikap Agnes
45
PH - Kedatangan sahabat
46
PH - Kakak ipar
47
PH - Dokter cinta
48
PH - Kincir ria
49
PH - Ciuman Pertama
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!