Ikhlaskan

Di atas pembaringan, terlihat tubuh Indah yang sangat kurus, wajahnya yang dulu cantik sudah nampak pucat. Kepala yang dulu dipenuhi rambut lebat kini botak.

Air mata, Akifa menetes deras melihat penampilan kakaknya. Hanya tiga bulan mereka tidak bertemu tapi kondisi kakaknya sudah sangat mengenaskan!

Bukanka sang kakak pergi bekerja? Merawat pasien? Tapi, kenapa malah dia yang jadi pasien?

“Mbak.. hiks.. ”

Perlahan kelopak mata Indah terbuka dengan sangat lemah “Dek? Ifa..” Lirihnya

“Iya mbak, hiks.. apa maksud nya ini mbak hiks..” Menggenggam tangan Indah

Indah Tersenyum lembut “Ma..af dek, mb..ak gak nyam..”

Akifa menggeleng pelan “Jangan bicara Lagi mbak.” Ia semakin mengeratkan genggamannya

Terlihat Indah mengulas senyum lalu menghela nafas dan membuang nya perlahan, ia bersiap berbicara tanpa harus terbata-bata lagi

Mengelus tangan adiknya yang tengah menggenggam tangan “Dek dengarin mbak. Waktu mbak udah gak banyak. Sebelum pergi, mbak mau minta maaf sama kamu karena udah egois.”

Akifa menggeleng pelan dengan air mata yang tak berhenti “Jangan bicara yang aneh-aneh, mbak.”

“Dek, terima kasih karena mau menuruti permintaan mbak yang egois untuk jadi istrinya Dylan. Mbak harap kamu sama Dylan bisa bahagia selalu. Tolong jaga Dylan dan buat dia bahagia, cuman ini yang bisa mbak lakukan untuk menebus dosa mbak.” Walaupun sedikit terbata-bata Indah dapat menyelesaikan perkataannya

“Mbak, aku mohon jangan gini. Kita akan pulang sama-sama ke Indonesia. Hiks.. ja.. hiks.. ngan ngomong yang enggak-enggak hiks..” Ia tak tahan, dadanya nyeri. Sakit sangat sakit

Sekali lagi, Indah hanya tersenyum lembut lalu Beralih melihat Dylan “Aku titip adikku, maafkan aku atas semua kesalahanku padamu. Dan terima kasih.”

Dylan yang ada di samping Akifa sembari mengelus punggung istrinya hanya mengangguk datar.

Akifa menatap tajam Dylan yang terlihat santai padahal keadaan Istri nya sekarang benar-benar di ujung tanduk. Bagaimana bisa? Apakah pria yang katanya dokter ini memang tidak memiliki hati nurani

Akifa dapat mendengar jelas gumaman maaf yang beberapa kali terlontar dari bibir pucat nya kepada Dylan. Tapi minta maaf untuk apa? Apa karena sudah memaksa pria itu menikah lagi?

Namun Akifa menghiraukan pemikiran nya, ia masih terus menangis hingga dua orang perawat datang dan menyuruh mereka berdua keluar karena Indah harus istirahat.

Mereka kembali ke luar ruangan setelah melepas baju khusus yang sempat dipakai. Tak ada pembicaraan, masih terdengar segukan kecil dari bibir Akifa

“Kenapa..? Kenapa mas gak bilang apa-apa tentang kondisi mbak Indah? Aku yakin mas Sudah tau sebelumnya ‘kan? Sebenarnya mbak Indah sakit apa?” Air matanya kembali merembes

Dylan yang ada disamping Akifa pelan-pelan mengangkat tangan untuk menghapus air mata Istri nya, namun Akifa menepisnya dengan kasar.

“Jawab mas!”

Dylan menghembuskan nafas panjang “Mbak mu sakit leukimia stadium akhir. Dia pergi ke Singapura untuk berobat.”

Duarrr..

Seperti tertiban batu, kepalaku berdengung. Hatiku hancur berkeping-keping mendengarnya. Apa? Leukimia stadium akhir? Tidak! Kakaknya masih bisa di selamat ‘kan!

Akifa menangis deras, suaranya memenuhi lorong ruang tunggu.

Dylan mencoba untuk memeluk tubuh mungil istrinya, namun Akifa memberontak dan menghindar. Tatapan matanya menatap tajam kearah Dylan

“Kenapa kamu gak kasih tau mas? Kenapa kalian selalu berbohong padaku dan seenaknya sendiri!” Mengusap wajah kasar “Seharusnya kita bisa menemani mbak Indah, kenapa kamu selama ini diam ajah mas! Mbak Indah itu Istri mu!” Pekik Akifa. Ia terlalu emosional sekarang.

Dylan tak berkata-kata, ia lantas kembali memeluk istri nya yang kembali menangis histeris.

Akifa memberontak “Lepas.. lepaskan aku.. kamu jahat mas.. jahat..” Memukul-mukul dada Dylan untuk meluapkan emosinya

“Huaa hiks.. kamu jahat mas.. aku membencimu..”

“Kamu jahat mas.. disini mbak Indah berjuang sendirian, sedangkan aku yang gak tau apa-apa dengan nyaman nya menggantikan posisi mbak Indah sebagai Istri mu.”

Dylan mengecup pucuk kepala Akifa “Indah yang menyuruh mas untuk merahasiakan nya padamu. Dan kamu bukan pengganti siapapun, kamu istriku. Akifa Rasyid Rajasa!”

“Hiks.. kenapa semuanya harus membohongi ku!”

Dylan hanya diam, ia memeluk tubuh Akifa erat. Rasa sakit karena dipikuli istrinya tak sebanding dengan rasa sesak yang ada didadanya melihat sang istri menangis.

Pintu ruangan ICU terbuka, salah satu perawat keluar dengan panik membuat Akifa semakin panik melihatnya.

Tak lama dokter William datang dengan buru-buru beserta dengan beberapa perawat

“What happened my sister?” (Apa yang terjadi dengan kakakku?) Tanya Akifa bangkit dari duduknya.

Dylan memegang tangan istrinya “Tenang sayang, biarkan para dokter yang bekerja. Kita tunggu disini sambil berdoa.” Mengusap lembut pundak sang istri dan mendudukkan kembali ke bangku tunggu

“Do your best doc.” (Lakukan yang terbaik dok) Ucap Dylan pada dokter William yang di jawab anggukan, setelah itu iring-iringan tersebut pn masuk kedalam ruangan ICU.

Akifa menutup wajahnya dengan air mata yang tak terbendung. Ia menangis, menyesal, menyalahkan dirinya sendiri. Semua karena nya!

Dylan ikut duduk disamping Akifa. Ia membelai punggung istri nya dengan lembut, berharap agar sang istri bisa lebih tenang.

Akifa hanya diam, air matanya masih mengalir. Ia tidak ingin memusingkan segala perilaku Dylan yang diluar akal sehat.

Dua jam berlalu..

Akifa terdiam di bangku tunggu ruangan ICU. Ia sedari tadi hanya menunduk, sudah tak ada isakan tangis yang terdengar. Dylan sedang pergi entah kemana, Akifa tidak ingin memikirkan nya.

“Ifa, makan dulu yuk.” Dylan datang membawa makanan dan juga minuman. Ia duduk di samping Akifa

Akifa menatap Dylan dengan tatapan tak percaya. Bagaimana bisa Dylan masih bisa santai padahal istri nya sedang berjuang hidup dan mati.

“Kamu laki-laki brengsek mas! Istrimu sedang berjuang hidup dan mati didalam! Tapi kamu..”

“Kamu istriku Akifa!” Tegas Dylan, ia mengambil nafas perlahan ”Makanlah, sayang. Jangan sampai kamu Sakit karena tidak makan dari tadi pagi.” Suaranya kembali lembut

Baru Akifa ingin menjawab, pintu ruangan terbuka. Sontak Akifa berdiri dan menanyakan kondisi Indah. Tapi terkadang harapan tak selalu sesuai ekspektasi, berapa banyak pun doa yang dipanjatkan apabila Tuhan sudah berkehendak maka sudah tak ada lagi yang bisa dilakukan.

Harapan Akifa pupus saat mendengar jawaban Dokter William. Ia terhuyung dengan sigap Dylan mendekap Istri nya, Indah Sudah lebih dulu pergi meninggalkan mereka.

“Innalilahi wa innailaihi rojiun.” Lirih Dylan

“Ti.. tidak, ini pasti bohong! Mbak Indah pasti masih hidup! Hiks.. ini bohong.. iya kan mas...” Menarik kemeja yang digunakan Dylan

“Ikhlas, sabar sayang.”

“Hiks.. enggak hiks..” Pandangan Akifa buram. Pelan-pelan pandangan nya menghitam. Ia jatuh pingsan tak sadarkan diri. Hal terakhir yang ia rasakan adalah tubuhnya yang seperti melayang serta suara Dylan yang nampak sangat khawatir padanya

.........

Sayup-sayup Akifa membuka mata. Hal pertama yang ia lihat adalah langit-langit kamar yang nampak tak asing baginya.

Pelan-pelan ia mendudukkan diri “Ahkk kepala ku..” Memegang kepala yang rasanya mau pecah. Sangat sakit!

“Ini dimana? Tunggu.. mbak Indah.. mbak Indah dimana?” Ia berlari ingin keluar, namun urung saat tiba-tiba pintu kamar terbuka menampilkan Dylan yang sekarang tengah menggunakan pakaian serba hitam

“Kamu sudah sadar sayang, bagaimana keadaan mu? Masih pusing?” Dylan mendekati Akifa

“Mas? Ka.. kamu darimana? Kenapa pakai baju serba hitam?” Tanya Akifa terbata-bata, aira matanya lolos begitu saja.

Dylan mendekap tubuh sang istri “Ikhlas sayang, mbak mu pasti tidak senang melihat mu selalu menangis seperti ini.”

Akifa mendorong dada Dylan “Apa maksud mu mas! Mbak Indah masih hidup! Jangan ngadi.” Pekiknya

“Kita sudah kembali ke rumah ‘kan? Terus mbak Indah dimana? Aku pengen ketemu mbak Indah.” Ia tiba-tiba mendekati Dylan lalu memegang baju bagian dada sang suami.

Jantung Dylan sesak melihat istrinya yang terlihat begitu terluka “Indah sudah dimakamkan saat kita baru sampai di Indonesia.”

Akifa menggeleng keras, air matanya kian merembes turun “Enggak.. ini gak mungkin.. hiks.. kamu jahat mas! Kamu bahkan gak minta izinku terlebih dahulu! Hiks..”

“Maaf, tapi jasad Indah harus segera di kuburkan jadi.. maaf.., tenang yah kita hadapi sama-sama.”

“Keluar.. ” Lirih Akifa dengan suara yang rendah

“Tapi..” Dylan tentu keberatan, ia takut jika Akifa melakukan hal bodoh

“Keluar mas!!” pekik Akifa

Dylan Menghembuskan nafas panjang “Baiklah.. tapi jangan bertindak bodoh!” Setelah mengatakan nya ia pun keluar dari dalam kamar. Walaupun ada rasa tak rela meninggalkan istrinya di dalam kamar sendiri dengan keadaan yang frustasi, namun ini lebih baik dari pada melihat Akifa semakin berteriak.

.

.

TBC

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian. Like komen dan votenya 😘 banyakin hadiah nya juga biar othor tambah semangat nulis nya ✌️

...Penjet tombol Subscribe nya...

Terpopuler

Comments

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

masih misteri

2023-11-11

0

Dwi Winarni

Dwi Winarni

masih tetap blm paham apakah Dylan dan indah TDK pernah menikah

2023-05-12

0

Rita

Rita

maklumin dulu Dylan Ifanya msh shock plus salah phm ta saya nangkepnya kyk gtu

2023-04-02

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!