Winda Tau semuanya

Setelah memastikan wajah Dylan sudah kering, Akifa memberikan piyama yang tadi ia ambil di lemari pakaian. Dylan menerima piyama itu dengan senang hati dan kembali kedalam kamar mandi.

.

.

Dengan perlahan Dylan naik keatas tempat tidur. Ia mencium kening Akifa sekilas yang sedang duduk menyandar di sandaran ranjang lalu membaringkan tubuh

Akifa mengulurkan tangan lalu mengelus kepala Dylan “Capek bangat yah mas?”

Sembari memejamkan mata, Dylan menjawab “Iya, badan mas juga pegal.”

Akifa jadi tak tega melihat Dylan yang terlihat kelelahan “Sini biar aku pijitin yah, mas tidur ajah.” Akhirnya ia memutuskan untuk menawarkan jasa pijat pada sang suami

Dylan membuka kelopak mata, lantas tersenyum jahil “Pijat plus-plus?” Menaik turunkan alis

“Dengkul mu mas pijat plus-plus. Sudah mending mas tidur lagi ajah, biar aku pijitin.” Ia membalik tubuh Dylan menjadi telengkup dan mulai memijit punggung Suami nya

Dylan tersenyum “Kalau lelah berhenti saja.”

Akifa mengangguk “Iya mas.”

Pria blasteran tersebut memejamkan mata menikmati pijatan tangan dari Akifa “Enak Fa. Rupanya kamu berbakat juga yah.”

“Hahaha iya dong, Akifa gitu loh.”

“Kebawah dikit,” Akifa menuruti “Sudah pengalaman yah?”

“Pengalaman atau enggak, memang tangan aku yang ajaib.” Membusungkan dada dengan bangga

“Bagus tuh, kenapa tidak buka jasa pijat keliling? Akhh.. Fa..” Ia merasakan pinggangnya di cubit kecil, sakit!

Mendengus “Kamu ajah yang buka jasa pijat keliling sambil bawa minyak urut!” Mengelus bekas cubitan sayang yang tadi dia berikan di pinggang Dylan

Dylan tersenyum merasakan elusan tangan lembut Akifa. Istrinya ini! Terlihat galak tapi tetap menyayangi nya. Lihat saja sekarang, pijatan nya jadi lebih lembut dan semakin enak.

“Boleh juga tuh, lumayan untuk menambah penghasilan.”

“Sekarep mu lah, mas!” wanita itu sudah tidak ingin berdebat lagi

Dylan tertawa “Kita sama-sama jadi agen Pijat keliling saja Ifa, katanya tangan mu ajaib ‘kan. Pasti banyak yang suka pijatan mu.”

“Astagfirullah mas.. jangan buat aku darah tinggi deh. Udah diam! Katanya capek, kenapa jadi bacot sih.”

“Iya.. iya.. Istri nya mas yang cetar membahana.”

“Iya dong, Akifa gitu loh. Kembarnya Rose.”

Dylan memutar bola mata mendengar hal itu namun tak ayal ia tetap terkekeh mendengarnya. Setelah itu Dylan pun diam dan menikmati pijatan lembut Akifa.

Beginilah hubungan mereka, mereka seperti sahabat namun suami-istri secara bersamaan. Lucu bukan?

...***...

Mobil sampai di gerbang kampus, Akifa melepas seatbelt yang ia gunakan “Mas aku masuk dulu yah.”

Dylan hanya diam, ia memikirkan sesuatu sampai tiba-tiba tangannya terjulur ke wajah Akifa “Tidak lupa sesuatu?” Mengangkat sebelah alis sambil mencuri-curi pandang ke tangannya

Alis Akifa menyatu. Detik kemudian “Hahahahha mas.. mas.. rupanya ini toh yang selama ini kamu maksud. Ckckkc.” Memgambil tangan Dylan lalu mencium nya

Dylan tersenyum, namun ada yang mengganjal dari perkataan Akifa “Apa maksudmu?”

“Yeee pura-pura lupa lagi. Setiap pagi mas selalu bilang ada yang kelupaan, aku kira barang aku yang kelupaan. Rupanya kamu minta di salim mas, bilang dong. Gak usah pake kode-kodean segala kaya cewek. Ribet!”

Dylan mengulum senyum mendengarnya. Sebenarnya siapa yang perempuan disini? Tapi perkataan Akifa benar juga, kenapa selama ini dia tidak langsung mengatakan nya? Jadi tak harus menunggu sampai hampir satu bulan untuk mendapatkan ciuman di tangan.

“Udah yah mas, aku masuk dulu.” Dia sudah memegang pintu mobil dan sedikit membukanya

“Tunggu dulu.”

Gerakan tangan Akifa berhenti, tanpa kembali menutup pintu mobil ia menoleh melihat suaminya “Ada apa mas?”

“Cek rekening mu, mas sudah mengirim nafkah mas untuk mu.”

Akifa tersenyum lebar “Siap laksanakan!” Ia langsung bersemangat mendengar hal itu. “Udah gak ada?”

Dylan mengangguk, Akifa pun kembali berbalik. Dylan sedikit berpikir sampai ia kembali membuka suara “Tunggu dulu.”

Wanita dengan kemeja kotak-kotak dan dilapisi cardigan tersebut berbalik “Ada apa lagi mas?”

Dylan tidak berkata apa-apa dan langsung menarik tengkuk Akifa, melabuhkan ciuman disana “Mas lupa ambil jatah disini.” Bisiknya dengan masih menempelkan bibir keduanya

Blushh...

Akifa menarik tubuh menjauh “A.. apa sih mas, aku turun dulu. Assalamu'alaikum.” Berbalik dan langsung pergi begitu saja

Dylan terkekeh, ia menutup pintu. Senyum tersungging di bibir tatkala mengingat wajah memerah Akifa “Menggemaskan.” Lalu memutar kemudi menuju ke rumah sakit

Akifa berjalan dengan langkah cepat, seluruhnya wajah memerah bak kepiting rebus. Menghela nafas panjang sebelum akhirnya ia masuk kedalam kelas

‘Tenang Ifa! Bisa-bisanya aku malu hanya karena dicium!’ Ia lantas duduk di bangkunya sambil menunggu dosen dan juga teman-temannya masuk kedalam kelas

Satu persatu teman sekelas Akifa masuk. Ia celingak-celinguk mencari Winda yang tak nampak batang hidungnya

“Tumben tuh anak belum datang.” Gumamnya

“Eh? Shela, liat Winda gak?” Tanya Akifa pada Shela, teman sekelas yang duduk di depannya

“Tadi gue liat di kantin.”

“Oh iya makasih yah.” Shela hanya mengangguk menanggapi.

Akifa mendengus “Ckckck pantas ajah gak keliatan. Di kantin rupanya!”

Tak lama terlihat Winda masuk kedalam. Ia lantas duduk di samping Akifa “Masih pagi udah kantin ajah..”

Winda hanya diam dan duduk ditempatnya. Ia menatap Akifa dengan tatapan Memicing “Gue tunggu penjelasan lu, sialan!” Lirihnya dengan mendesis pelan. Ia tidak ingin membahas apa pun dulu karena dosen sudah masuk.

Sedangkan yang di berikan perkataan membeku. Apa ini? Kenapa Winda seperti marah besar padanya?

Akifa memilih untuk fokus dengan apa yang katakan dosen lebih dulu, nanti barulah ia menanyakan. Sebenarnya ada apa dengan sahabat nya?

.

.

Sembari minum es teh manis, Akifa menatap lamat-lamat Winda yang tengah minum es kelapa dari kelapa aslinya. Sepertinya ia benar-benar marah.

Brakk..

Menaruh batok kelapa di atas meja dengan kasar sembari mengusap bibirnya kasar dan asal.

Akifa berjingkrak kaget, tapi ia tetap memperhatikan Winda yang sepertinya memang benar-benar marah padanya.

“Ada ap.._”

“Sebenarnya lu anggap gue apa sih Fa!” Ia nampak sangat sedih, walaupun tak ada air mata yang jatuh

Kening Akifa berkerut dalam “Apa sih! Gaje bang__”

“Ku kira hubungan kita istimewa..” Menjatuhkan kepala ke atas meja sembari tangan nya memukul-mukul pelan meja. Ia nampak sangat terluka

Memutar bola mata, malas melihat tingkah sahabatnya. Apa-apaan sih, Akifa kira Winda akan berbicara serius! Kenapa malah cosplay jadi Patrick!

Terlihat Winda curi-curi pandang kearah Akifa yang sekarang tengah menatapnya datar “Jangan akting! Lu gak cocok jadi artis.” Bersedekap dada

Winda mendengus, lantas ia bangun lalu merapikan rambut pendeknya. Menghembuskan nafas panjang “Mending lu jujur ajah deh Ifa.” Sekarang Winda terlihat serius

“Jujur apaan? Gue gak ngerti.”

“Tentang cerita teman lu yang nikah dengan kakak iparnya, itu bohong ‘kan!”

Akifa terdiam, sebelum menjawab ia harus mempersiapkan jawaban yang bisa mengelabui Winda “Kenapa gue mesti bohong. Apa gunanya coba gue bohong.” Ia berkilah, mengangkat kedua bahu acuh.

Sekali lagi terdengar helaan nafas panjang dari bibir Winda “Tadi pagi, lu di antar kakak ipar mu ke kampus ‘kan?” Akifa mengangguk menanggapi

“Gue lihat semuanya Ifa! Cerita tentang teman lu itu cuman bohong! Itu semua cuman akal-akalan lu yang selingkuh dengan kakak iparmu itu ‘kan,” Sentak Winda

Deg..

“A.. apa maksud lu?! Jangan nuduh sembarangan lu!” Ia tentu tak ingin disalahkan begitu saja

“Alah.. jangan ngehindar lagi! Gue yakin lu gak mungkin jadi kamu selingkuhan kakak ipar lu sendiri, yang artinya cerita ‘teman’ lu itu gak ada. Itu semua cuman akal-akalan lu doang, karena sebenarnya cerita itu adalah cerita mu sendiri!”

Lagi, Akifa tersentak! Bagaimana bisa Winda mengetahui semuanya?

“Udah, jujur ajah kali! Gue juga gak marah! Gue marah karena lu gak ngasih tau ke gue padahal kita bestie. Gue ngerasa gak di anggap tau gak!” Perkataan Winda tentu terdengar emosional di telinga Akifa, tapi siapapun yang tidak mengenal baik Winda pasti akan tertipu. Namun tidak dengan Akifa yang sudah tau aib masing-masing.

Winda adalah teman dari taman kanak-kanak Akifa!

Menghela nafas panjang “Sorry, gue gak bermaksud buat nyembunyiin. Tapi gak usah lebay juga kali.”

“Kalau lu penasaran dengan cerita nya gimana, gue udah cerita semua ke lu, tapi bukan gue pemerannya.”

Winda mengusap wajah kasar “Gila! Kenapa bisa mbak Indah nyuruh lu kaya gitu!”

Mengangkat kedua bahu “Katanya soal Momongan! Haiisss serah deh gue gak peduli, asalkan bisa lepas secepatnya dari pernikahan ini gue udah senang kok!” Tentu hal ini bohong. Membayangkan akan berpisah dengan Dylan saja sekarang ia sudah tak sanggup.

.

.

TBC

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian. Like komen dan votenya 😘 banyakin hadiah nya juga biar othor tambah semangat nulis nya ✌️

...Penjet tombol Subscribe nya...

Terpopuler

Comments

Dwi Winarni

Dwi Winarni

masih bingung aku dngn ceritanya...g mgkn kan dilan yg suka akyfa dr kecil menjadikan istri kedua

2023-05-12

0

Rita

Rita

masih ga bisa nebak ada rahasia apa awas Dylan keburu Ifa nyerah

2023-03-31

1

Dini Anjarwati

Dini Anjarwati

seru thorr penasaran ada rahasia apa sih sama di indah dan dylan

2023-03-31

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!