laki-laki memang bre*gsek

Duarrr...

Hening, aku masih mencerna apa yang di ucapkan mbak Indah kepadaku.

“Mbak, candaan mbak gak lucu.”

Mbak Indah menggeleng pelan “Ini bukan candaan dek.”

“Hah? Mbak gila yah!!”

“Dek, mbak mohon jangan menolaknya.”

Aku tersentak, ini juga Mulut susah dikendalikan “Jangan bicara yang tidak-tidak mbak! Pikirin baik-baik.” aku memberikan pengertian dengan selembut-lembutnya. Tangannya kian ku genggam erat, berharap agar mbak Indah sadar akan ucapannya

“Mbak udah pikirin ini baik-baik. Mas Dylan juga udah tau mbak mandul, dan mbak yakin mas Dylan pasti setuju.”

Ku tarik tangan ku dengan paksa “Mbak! Ini bukan tentang mas Dylan Setuju atau enggak! Gimana dengan ku? Mbak gak lihat perasaan ku!” suaraku meninggi. Ku tarik nafas sejenak.

Ku turunkan nada suaraku “Mbak, kita bisa cari solusinya mbak. Bukan dengan cara bodoh seperti ini. Biar aku yang bantu jelasin sama keluarga mas Dylan, atau gimana kalau mbak dan mas Dylan adopsi anak ajah, yang masih bayi...

Jangan ambil keputusan mendadak dan dengan emosi yang tidak tentu, mbak. Jangan sampai hanya karena emosi sesaat apa yang mbak putuskan akan mbak sesali di masa depan.” Jelasku panjang lebar.

Mbak Indah nampak menggeleng lemah “Mbak mohon dek. Mas Dylan butuh penerus yang dari darah dagingnya sendiri. Dari pada mbak cari wanita lain, mendingan kamu ajah dek, adik mbak sendiri.”

Ku pejamkan mataku, pening rasanya kepalaku mendengar perkataan mbak Indah “Maaf mbak tapi aku gak mau!” Jawabku tegas

“Aku mohon dek.” Mbak indah masih memohon dengan air mata yang tidak terbendung

Ku coba agar tidak terpengaruh dengan air mata mbak Indah. Aku berdiri dengan kasar, ku palingkan wajahku. Tidak ingin melihat mbak ku yang sedang menangis “Mendingan mbak pulang ajah deh, aku mau lanjut bersih-bersih.” Usirku

Tak ada respon, tiba-tiba aku merasakan sesuatu melingkar di kakiku. Aku tersentak kemudian melihat mbak Indah yang sedang berlutut di hadapan ku

“Aku mohon dek, menikahlah dengan mas Dylan. Aku mohon..” Mohon nya dengan air mata yang berlinang

“Astagfirullah, mbak jangan gini mbak.” Segera aku berjongkok menahan agar mbak Indah Segera berdiri

“Hiks.. aku mohon dek.. menikah yah dengan mas Dylan.” lagi Dia memohon

Aku terdiam. Sebenarnya otak mbak Indah di taruh dimana? Mana ada seorang istri yang memohon-mohon pada wanita lain agar menikah dengan suaminya!

“Dek, aku mohon..” Ia kembali berlutut bahkan ingin mencium kakiku

“Astagfirullah mbak, jangan gini. Iya.. aku akan pikirkan permintaan mbak..” Akhirnya aku pasrah. Aku tidak tega melihat nya berlutut

Mbak Indah menatapku dengan penuh binar “Benarkah? Kamu terima ‘kan dek?”

Aku mengangguk “Akan aku pikirkan.”

***

Sudah 3 hari berlalu pasca mbak Indah meminta ku untuk menjadi madunya. Dan selama itu juga aku Tidak pernah berkunjung ke rumah nya atau bahkan bertukar kabar.

Sungguh aku masih bimbang, tatapan penuh harap dan putus asa mbak Indah mengganggu ku. Ingin sekali rasanya aku menolak, namun entah mengapa ada rasa yang ingin mengiyakan.

Sebenarnya apa yang harus aku lakukan?

Di tengah kebimbangan ku, aku tiba-tiba teringat dengan ucapan mbak Indah yang mengatakan bahwa mas Dylan pasti menyetujui nya! Bagaimana bisa? Itu tidak mungkin.

Dilihat dari sifat mas Dylan, sangat tidak mungkin orang sedingin kakak ipar ku itu akan terima dengan usulan bodoh mbak Indah.

Karena itu, aku ingin memastikan kepada nya terlebih dahulu. Setelah itu barulah aku akan memutuskan akan menjawab apa tawaran mbak Indah.

Aku masuk kedalam sebuah kafe. Disini ada banyak orang, rata-rata anak remaja atau orang-orang yang ingin melepas stress.

Ku dudukkan diriku di salah satu tempat duduk. Tak lama seorang waiters datang memberikan buku menu

“Ice cofee ajah mbak.” Ucapku. Setelah nya waiters tersebut pun berlalu

Aku menunggu seseorang, hingga tiba-tiba ku dengar suara langkah kaki mendekati ku. Entah mengapa aku merasa langkah itu mengarah kearah ku, lantas aku menoleh.

“Mas Dylan..” Sapaku

“Assalamu'alaikum.” Tak menghiraukan sapaanku, mas Dylan segera duduk di depanku sembari memberi salam yang bisa dibilang lebih bagus

“Wa... Wa'alaikum salam mas.” Jawabku sedikit canggung. Belum apa-apa saja sudah canggung. Ku buang nafas ku perlahan lalu beralih Melihat mas Dylan yang nampak memesan pada waiters yang baru datang membawakan minumanku. Setelah nya waiters itu pun berlalu Membawa pesanan mas Dylan

“Ada apa?” Mas Dylan langsung ke intinya

Tak ingin berlama-lama, segera aku mengutarakan tujuanku meminta bertemu Dengan nya

“Emm gini mas, misalkan.. ini misalkan yah, misalkan mbak Indah gak bisa ngasih keturunan, apa yang akan mas lakukan?” Inginnya aku langsung ke intinya namun entah mengapa sepertinya itu sangat sulit

Ku lihat mas Dylan Menatap ku dengan sebelah alis yang terangkat “Dia sudah memberitahu mu?”

“Ya?”

“Indah sudah memberitahu mu mengenai dia yang tidak bisa hamil?”

Aku tersentak, rupanya mas Dylan benar-benar sudah tau. Aku mengangguk menjawab pertanyaan mas Dylan

Terlihat mas Dylan menghembuskan nafas panjang, ia menyugar rambutnya ke belakang. Gila!!? Ganteng bengat!! Ehh! Sadar Ifa!!!!

“Jadi?” Ucapnya lagi

Aku berdehem “Sebenarnya mbak Indah menemuiku tiga hari lalu, di.. dia mengatakan hal yang sangat omong kosong. Jadi aku ingin mas Dylan menyadarkan mbak Indah.” Jawabku

“Omong kosong? Menyadarkan? Bisa kau perjelas.” Ia nampak tak puas dengan penjelasan ku

Aku terdiam, ingin aku menjelaskan nya tapi entah mengapa kok aku ada rasa sungkan yah? Tapi.. ah sudah gaskan saja lah..

“Mbak Indah menyu.. ehem menyuruhku agar mau jadi i.. istri ke.. kedua mas Dylan.” Sungguh aku sangat canggung mengatakan nya. Aku menunduk dalam, tak ada respon dari mas Dylan.

Ku angkat wajahku dan kulihat wajah mas Dylan yang menatapku lekat “Emm mas?”

“Benarkah itu yang dikatakan nya padamu?”

Aku mengangguk “Bahkan mbak Indah sampai memohon-mohon. Jadi, aku juga ingin memohon sama mas Dylan agar membujuk mbak Indah agar sadar.” Ku tunjukkan wajah memelasku. Mata ku yang bulat ku kedip-kedipkan.

Mas Dylan meringis. Tapi, meringis kenapa?

“Kau Menerima nya?” Suaranya sedikit serak

“Ya? Menerima apa?”

“Tawaran Indah.”

Keningku berkerut “Aku masih memikirkannya. Sebenarnya aku sudah menolak, tapi mbak Indah memohon sampai berlutut, aku gak tega melihat mbak Indah seperti itu. Makanya aku bilang akan memikirkan tawarannya.”

“Begitu yah.” santainya. What!! Setidaknya dia harus bereaksi sedikit mengejutkan bukan?

“Mas, tolong bu..__” Belum selesai aku bicara, tiba-tiba waiters datang membawakan pesanan mas Dylan. Ucapan ku terhenti sampai waiters tersebut pergi dari meja kami.

Aku ingin kembali melanjutkan Ucapan ku tapi ku urungkan saat melihat mas Dylan mengangkat gelas lalu meminum minumannya.

Setelah meletakkan kembali gelasnya, ku lihat mas Dylan merogoh dompet nya lalu mengeluarkan lima lembar uang merah dan menaruhnya di atas meja

“Tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi bukan?” Ia nampak berdiri ingin meninggalkan tempatnya

“Eh?! Mas tunggu dulu mas, mas akan membujuk mbak Indah ‘kan.” Aku ikut berdiri

Mas Dylan hanya menoleh melihat ku sekilas lalu tanpa kata ia pergi meninggalkan ku

“Mas.. mas..” Aku sedikit berteriak.

“Agghhh..” Ku hempaskan bokongku kembali ke kursi “Apa sih maksudnya mas Dylan!!!” Ku gigit ujung kuku jempolku.

“Dasar! Laki-laki memang semuanya sama. Berengsek!!!! Aku yakin mas Dylan memang ingin punya istri dua!! Sialan!!” Umpatku

Ku lihat uang yang ditinggalkan mas Dylan. Ku ambil lima lembar uang tersebut. Tunggu, bukannya harga kedua minuman kami tidak sampai seratus yah? Pikirku

Senyum licik tertampil di wajahku “Aseekkk dapat uang gratis. Heheh gak ada juga sih yang beli uang.” cepat-cepat ku taruh empat lembar di dalam kantong celanaku sedangkan selembar nya ku taruh di atas meja

Saat aku ingin bangkit dari duduk, tiba-tiba tubuhku terpaku pada satu pemandangan. Seorang laki-laki bersama seorang perempuan memasuki kafe. Ku tatap pria tersebut, tiba-tiba tatapan kami bertemu.

Segera ku palingkan wajahku. Terlihat dengan jelas laki-laki itu melihatku dengan wajah penuh kerinduan namun ada setitik kebencian disana.

Aku mencoba mengabaikan dan pergi meninggalkan kafe setelah memanggil waiters dan membayar minuman kami dengan uang mas Dylan.

Kalau kalian penasaran akan aku ceritakan sedikit mengenai percintaan ku.

Laki-laki dengan gaya rambut cepmek tadi adalah mantan pacarku saat aku baru masuk perguruan tinggi. Cukup lama kami berhubungan, yah ada satu tahun lah.

Namun semuanya kandas dalam satu hari itu. Baiklah jujur saja disini aku yang jahat, aku yang meninggalkan nya.

Namanya Angga, dia anak orang kaya. Yah walau aku tau tidak sekaya keluarga mas Dylan. Dia orangnya manja tapi aku tetap mau berpacaran dengannya.

Sebenarnya aku menerimanya karena hanya dia laki-laki yang dekat dengan ku, saat Angga menembak ku waktu itu mau tidak mau aku menerima nya agar menjaga tali pertemanan dan juga harga dirinya.

Suatu hari, Angga mengajakku berkunjung ke rumahnya. Rumahnya sangat besar, sebelas dua belas dengan rumah mas Dylan dan mbak Indah.

Saat aku bertamu ke rumahnya kedua orang tua Angga menyukai ku. Aku sudah wanti-wanti kalau akan di usir, tapi rupanya mami dan papi nya Angga sangat menyukaiku.

Awalnya itulah yang terlihat. Sampai esoknya, mami Angga datang menemuiku. Bak ftv-ftv, mami Angga menyodorkan aku uang segepok agar aku meninggalkan Angga.

Awalnya aku menolak, setidaknya aku masih punya harga diri. Walau aku tidak cinta dengan Angga tapi aku juga sudah nyaman dengan nya.

Namun mami Angga belum menyerah sampai dia menambahkan segepok lagi. Langsung saja aku terima uangnya.

Yah bukan apa-apa tapi, aku menerima uang nya karena yang pertama. Angga belum tentu jodohku, mendingan aku ambil uang yang sudah pasti. Kedua, aku tidak mencintai Angga, berumah tangga dengan orang yang tidak di cintai sama saja bohongnya. Ketiga Angga anak mami, sangat manja. Berbanding terbalik dengan aku yang pekerja keras. Keempat uang yang diberikan mami Angga untuk pengobatan emak waktu itu dan juga biaya kuliah serta untuk menambah biaya pernikahan mbak Indah.

Dan sejak saat itu kami sama sekali sudah tidak berhubungan lagi. Aku mencoba menghindari nya, dan sepertinya ia juga menghindari ku karena malu maminya menyogokku.

Sepertinya sekarang dia sudah dapat pengganti ku yang lebih bagus. Yasudah aku pergi dari kehidupan nya.

Adios...

Aseeekkk..

.

.

TBC

Terpopuler

Comments

Toko john 125

Toko john 125

itu maksudnya Dylan gimana ya? Dia tu sbnrnya setuju gk sih sm permintaan lndah..? Flat nya Dylan itu loh,,, bikin penasaran... 🤔

2023-03-19

1

Rita

Rita

bener2 realita skli mengambil keputusan nya,nah tgl keputusan jd istri ke 2 nich

2023-03-19

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!