Membungkam mulut nya sendiri “Omg, beneran? Wah gila.. terus.. terus..”
Menghembuskan nafas kasar “Terus apanya!”
“Yaelah lanjutan nya. Itu teman lu beneran buka segel?”
Akifa mengangguk kecil “Iya,”
“Tapi sukarela ‘kan? Gak ada paksaan apa-apa.”
Akifa terdiam. Kalau di bilang paksaan, entah persyaratan setelah nikah itu memaksanya atau tidak. Yang pasti, yang Akifa inginkan sekarang jauh lebih besar
“Enggak deh. Cuman lu tau sendiri ‘kan, Suaminya ini udah punya Istri pertama, mana kakak nya teman gue lagi.”
Winda terlihat sejenak berpikir “Keliatannya teman lu itu udah punya perasaan khusus deh buat suaminya. Buktinya dia udah sukarela melepas segelnya gitu ajah.”
Akifa kembali terdiam. Ia sedikit dilema, apa benar dirinya sudah mempunyai rasa untuk Dylan? Bukan karena persyaratan yang ia buat dahulu?
“Hmm gue juga gak tau, yang pasti teman gue bilang. Katanya dia udah mulai mikir yang enggak-enggak.”
“Maksudnya?”
Akifa terdiam lalu menghela nafas panjang “Dia merasa mengkhianati kakaknya sendiri. Yah lu pasti ngertilah kalau ada di posisinya.” Akifa membatalkan niat untuk menceritakan kegundahan hatinya yang sebenarnya.
Ia masih gundah ingin mengatakan kegundahan hati yang sebenarnya. Akifa belum siap, ia akan mengutarakan nya bila sudah siap
Winda nampak manggut-manggut “Iya juga sih, kalau gue jadi dia juga pasti bakalan seperti itu juga.” Menaruh buku yang sejak tadi ia pegang di atas meja
“Tapi dipikir bagaimana pun juga, teman lu itu gak salah. Katakan padanya agar gak terlalu merasa terbebani, jalani ajah. Kalau pun misalkan sih kakaknya merasa di khianati, bukannya itu kesempatan bagus untuk lepas dari pernikahan nya ataupun teman lu juga bisa balik menyalahkan kakaknya karena dialah dalang dari semua nya ‘kan.” Kata-kata bijak versia Winda akhirnya kelua lagi.
Winda hanya asal bicara yang menurutnya benar. Diterima atau tidak ia tidak masalah, rugi juga tidak. Malah kalau diterima dan berhasil, bukannya ia mendapatkan pahala? Bonus dunia akhirat!
Akifa tersenyum lebar “Gue baru sadar, rupanya lu bijak juga yah. Wahh jangan-jangan lu bukan Winda, sahabat gue yah. Ngaku lu siapa!”
Winda memutar bola mata, malas “Enak ajah lu! Gue Winda original yang benar-benar dari sumber aslinya.”
Memicingkan mata “Apa jangan-jangan...” Membekap mulut, pura-pura terkejut “Woi.. siapa lu, keluar lu dari tubuh Winda!”
Alis Winda berkedut mendengar nya, ia hampir tersedak “Serah lu deh! Yang penting bukan aing macan..”
Akifa menahan tawa “Alhamdulillah, biar jadi manusia Serigala pun yang penting bukan aing macan, gue terima Winda apa adanya kok.”
“Sialan lu!”
Akifa tergelak, ia tertawa Winda pun ikut tertawa mengundang semua mata yang ada di perpustakaan memandang mereka.
“Woi.. jangan berisik!!” Petugas perpustakaan berteriak
Akifa dan Winda membakap mulut lalu mengangguk tipis. Keduanya saling pandang lalu terkikik geli.
.........
Akifa masuk kedalam rumah dengan langkah gontai, ia terlalu lelah setelah dari toko buku. Langkahnya terhenti tatkala melihat seseorang di ruang tamu tengah bermain ponsel
“Assalamu'alaikum, mas.”
Dylan mendongak, ia tersenyum “Wa'alaikum salam.” Jawabnya sembari berdiri. Hampir saja ia mengulurkan tangan namun urung saat dia merasa sepertinya Akifa tak akan mencium tangan nya.
“Cepat bangat pulangnya mas, biasanya gak secepat ini.” Melihat jam tangan. Masih pukul 3 sore. Biasanya Dylan pulang paling cepat jam 5 dan paling lambat jam 10 malam.
“Memangnya kenapa? Salah kalau mas pulang cepat?”
“Eh.. enggak juga sih.” Menggaruk kepalanya yang tak gatal. Dia merasa salah bicara.
Dylan mengulum senyum, lantas ia menghampiri Istri nya lalu melingkarkan tangan di pinggang Akifa “Selamat datang, istriku.” Tersenyum manis
Blushhh...
Dia tergagap “A.. a.. a.. ihh mas..” Rengek dengan suara manja.
Hati Dylan tergelitik mendengarnya. Jantung nya berdegup kencang. Sedangkan Akifa menutup mulut tak percaya mendengar nada suaranya.
“I.. itu, m.. mas sih.. a._ emmpph.” Belum sempat ia menyelesaikan perkataannya, mulut nya sudah dibuat bungkam oleh bibir Dylan
Dylan meresapi ciuman yang ia berikan, tak beda jauh. Akifa pun ikut membalas. Bahkan tangan nya sudah jatuh di pipi Dylan dan mengusap lembut, sedangkan tangan Dylan semakin menarik pinggang Akifa serta menekan tengkuk sang istri
Sampai, Akifa tersadar sekarang mereka sedang dimana. Sontak ia mendorong pelan dada Dylan, bibir mereka terlepas. Nampak Dylan tak rela, wajahnya terlihat telah kehilangan sesuatu yang berharga
Akifa terkekeh melihat hal itu “Ihh dasar gak tau malu! Kita lagi di ruang tamu loh, mas. Kalau ada pelayan yang lihat ‘kan malu.” Menggeleng tak percaya melihat tingkah Dylan
Dylan mencebik “Palingan cuman alasan mu sajah ‘kan. Bilang saja kamu tidak mau mas cium.” Ia merajuk. Memalingkan wajah namun tak melepas pelukannya
Akifa sampai tercengang dibuat nya. Dia... Masih Dylan yang dulu ‘kan? Atau jangan-jangan Dylan yang kemasukan sesuatu?
Bukannya gemes, Akifa malah terlihat cemas “Mas.. ka.. kamu gak papa ‘kan? Ma.. mau ke rumah sakit? Atau panggil orang pintar?” Akifa bertanya beruntun
Sekarang Dylan yang tercengang, bahkan tanpa sadar dia melepas pelukannya. Orang pintar? Siapa yang kesurupan? Pikirnya
“Lah.. kamu ngejek mas?”
“Ha? Apa sih? Aku tuh serius mas.” Menampilkan wajah yang sangat serius
Kening Dylan mengerut. Ia nampak tak suka “Sebenarnya isi dalam pikiran mu Itu apa saja sih. Suami tampan membahana dikira kesurupan!”
“Lah.. nah.. ini.. nih, sikap mas yang tiba-tiba berubah sampai tiga retus enam puluh derajat ini yang nakutin. Bukan setengah lagi, hampir keseluruhan loh mas? Ah! Apa.....” Menutup mulut tak percaya
“Apa sih? Jangan gantung.”
“Jangan-jangan mas punya kepribadian ganda auchh..” Keningnya langsung disentil
“Enak saja, kamu saja yang tidak mengenal mas bagaimana. Ingat! Buku jangan dilihat dari sampulnya doang.” Lalu mendengus di akhir kalimat.
Akifa menyipitkan mata “Apa iya? Berarti sifat mas yang sebenarnya itu yang kaya gini?” Akifa yang memang blak-blakan tak menutupi apa-apa
“Kaya gini, bagaimana?”
“Yah.. yang hangat dan ceria. Gak dingin dan datar.”
“Hmm mungkin, jadi kamu suka yang mana?”
“Yang ceria dan hangatlah. Apalagi kalau lagi senyum, ‘kan tambah ganteng.” Sadar sudah kecoplosan, lantas Akifa memalingkan wajah
Menaik turunkan alis dengan senyuman jahil “Oh.. tambah ganteng yah.” Menarik kembali pinggang Akifa bertubrukan dengan tubuhnya
Menarik dagu sang istri yang terlihat enggan namun tetap berhasil menghadap ke wajah. Terlihat wajah Akifa yang memerah, ia terlalu malu.
“Hmm kalau istriku suka yang seperti itu, jadi bersiaplah setiap hari melihat ketampanan Suami mu.” Mengangkat wajah Akifa
“Ck, pede bang.. emmmpp.” Lagi, dia diserang ciuman mendadak dari Suaminya
...***...
Dylan masuk kedalam ruang kerja dengan full senyum. Ia bersenandung kecil meluapkan kebahagiaan nya sekarang.
Duduk di kursi. Dia mengambil beberapa berkas pasiennya, namun baru beberapa membaca kalimat ia malah kembali membayangkan wajah istrinya.
Hatinya kembali berbunga-bunga. Dia tahu, Akifa belum mencintainya namun ia yakin akan kemampuan nya “Tunggu saja, setelah ini selesai aku akan jujur.” Matanya membara, ia sudah bertekad.
Drtt.. drrt.. drrt..
“Delon? Tumben?” Tanpa banyak kata lagi Dylan mengangkat sambungan telepon tersebut
“Halo, Assalamu'alaikum.”
“Wa'alaikum salam.”
“Tumben Lon, ada apa?” Dylan langsung ke intinya. Bukan karena tidak ingin berbasa-basi, namun ia sangat tahu bagaimana sifat kakak kembarnya yang sebelas dua belas dengan ayahnya, bahkan lebih parah.
Tidak suk berbasa-basi, dan datar!
Terdengar helaan nafas panjang dari seberang “Empat bulan ini, usahakan agar jangan sekali pun pulang ke mansion.”
Kening Dylan berkerut mendengar nya “Lah? Memangnya kenapa? Jangan-jangan aku akan dikeluarkan dari kartu keluarga. Hei.. jangan bercanda.”
“Aku mengatakan nya bukan tanpa alasan. Semuanya gara-gara kamu, kalau buka karena kamu yang menikah sampai dua kali, ibu pasti tidak akan menyuruh ku untuk menikah!” Walaupun Suaranya rendah dan terdengar datar, Dylan tau kalau sekarang Delon sedang sangat kesal
“Hmm menikah? Jangan-jangan ibu ingin menjodohkan mu? Tidak mungkin ‘kan, ibu bukan orang yang seperti itu.” Dylan menggeleng kuat. Ia paling tau kalau ibunya adalah orang yang sangat menghargai perasaan orang lain.
Apa mungkin ayahnya? Tidak! Dylan kembali menggeleng. Ibu adalah segalanya untuk sang ayah, sangat tidak mungkin ayahnya yang bucinnya sampai hampir membuat Dylan jungkir balik itu sampai memaksakan kehendak.
“Bukan, ada beberapa masalah! Pokoknya empat bulan ini jangan pernah pulang. Karena semua ini juga gara-gara kamu yang menikah dua kali.”
“Yah jangan salahkan aku yang nikah dua kali, kamu saja yang terlalu menutup diri. Jadi, kau menerima perjodohan itu?”
Sesaat hening, hanya hembusan nafas yang sedikit tidak beraturan terdengar dari seberang telepon
“Kau tau sendiri bagaimana jawaban ku.”
Dylan tertawa kecil mendengar nya, sudah pasti Delon akan menolak mentah-mentah.
“Jangan tertawa! Ini semua karena mu!”
“Hei... Hei.. enak saja! Lagian sifatmu itu yang salah. Apa kau masih mencari kekasih kecilmu? Dasar! Cinta mu terlalu besar sampai mengorbankan hidup mu sendiri.” Terdengar nada candaan disana
“Aku tidak sudi mendengarnya dari orang seperti mu. Setidaknya bercerminlah sedikit sebelum menasehati orang lain.”
Dylan terkekeh “Kita bersama saat di kandung, tentu saja nasib kita juga tidak jauh berbeda.”
“Tutup Mulut mu! Pokoknya ingat pesanku itu. Dan juga berjuang lah sendiri disana, aku mendoakan mu semoga setelah kesini kau sudah membawa cucu untuk ayah dan ibu.” Walaupun mereka sering bertengkar, namun darah lebih kental daripada air.
Keduanya tetap saling menyayangi
Dylan tersenyum “Aamiin, baiklah aku tidak akan pulang. Tapi kau bantu aku menjelaskannya pada ibu, aku tidak mau di gantung di pagar mansion oleh ayah karena membuat istrinya sedih.” ayahnya memang sangat menyayangi ibunya.
“Tenang saja. Baik-baik disana,”
Dylan menjawab, setelah mengucap salam mereka pun menutup sambungan telepon.
.
.
TBC
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian like komen and vote ya 🙃
...Penjet tombol Subscribe nya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Hanipah Fitri
kapan takbir itu akan terkuak
2023-11-11
0
Dini Anjarwati
q menunggu update nya thoor
2023-03-29
1
Rita
masih teka teki
2023-03-29
1