Akifa memperhatikan Dylan yang sedang sholat ‘Aku spechles lihat mas Dylan’ Ia sadar diri. Walaupun ia seorang muslim, Akifa bukanlah seseorang yang taat agama. Ia masih sering bolong-bolong dalam sholatnya.
‘Haaahh sebenarnya apa yang ada di pikiran mu saat menikahi aku mas’ Batinnya lagi. Ia hanya heran, dilihat bagaimana pun juga Dylan adalah pria yang tidak akan mungkin menyakiti hati seorang wanita bahkan istrinya sendiri, namun apa yang ia lihat sungguh diluar dugaan nya.
Akifa yang saat itu memang sedang datang bulan kembali tertidur setelah melihat Dylan memberi salam ke kanan dan juga kiri.
.
.
Akifa berjalan menuju ruang makan. Saat sampai rupanya masih kosong. Ia celingak-celinguk mencari orang-orang namun yang ia dapati hanya ketiga pelayan yang bekerja di rumah ini.
Saat bangun tadi, Dylan juga tidak ada “Mungkin sedang ke istri pertamanya.” Mengangkat kedua bahu seolah-olah tak peduli.
Ia duduk di meja makan “Buk Santi, sarapannya udah ada?” Akifa bertanya ke buk Santi yang sedang menyapa nya
“Maaf nyonya, Masih sedang di siapkan.”
Akifa tersenyum canggung. Ia tidak biasa di panggil nyonya “Panggil seperti biasa ajah buk, aku gak biasa.” Lagi pula, menurut nya nyonya sebenarnya itu adalah Indah bukan dirinya yang hanya menumpang selama satu tahun.
Buk Santik tersenyum “Anda adalah nyonya kami, sudah seharusnya saya bersikap sopan pada anda.”
Akifa kembali tersenyum canggung “Aku bantu buat sarapannya yah.” Ia tidak akan bisa menang berdebat dengan buk Santi. Jangan sampai ia mengeluarkan sifat bar-bar bin ajaib yang ia miliki.
“Tidak usah nyonya, anda tunggu saja.”
“Tidak, aku juga mau bantu.” Ia kekeuh.
Akifa masuk kedalam dapur bersama bu Santi yang mengikuti dari belakang. Dua orang pelayan langsung menunduk serta tersenyum saat melihat Akifa datang
“Selmat pagi nyonya.”
“Hei.. apa-apaan kalian, kaya biasa ajah napa sih. Gak usah formal-formal amat.” Ia tersenyum lebar membuat kedua pelayan disana ikut tersenyum.
Pelayan di rumah ini hanya ada tiga, sedangkan satpam cuman dua. Menurut Dylan, rumah nya tidak terlalu besar untuk di taruh banyak pelayan.
Akifa pun membantu ketiga pelayan tersebut untuk membuat sarapan. Setelah nya ia Menaruh nya di atas meja makan
“Eh mbak Indah, mas Dylan. Udah dari tadi?” Menaruh nasi goreng yang sudah ia goreng di atas meja
Duduk di salah satu bangku “Baru kok.” Jawab Indah
“Oh baguslah, ayo kita makan sama-sama.” Ia duduk di seberang Indah, sedangkan Dylan duduk di kursi paling ujung. Tepatnya di tengah-tengah.
Ada senyum tipis di bibir Dylan saat melihat nasi goreng yang ada di atas meja makan. Indah mulai mengambil makanan untuk dirinya sendiri, lalu memakannya.
Akifa mengerutkan kening “Mbak, gak ambilin nasi goreng buat mas Dylan?” Biasanya Indah selalu melakukannya.
“Kenapa gak kamu ajah dek, hitung-hitung belajar jadi istri baik. Apalagi sekarang udah jadi istrinya Dylan ‘kan.”
Akifa melirik Dylan yang hanya diam saja dengan wajah datar. Membuang nafas kasar “Kenapa gak mbak ajah? Mbak ‘kan udah biasa?”
Menghembuskan nafas panjang, Indah meletakkan sendok diatas meja “Karena mbak udah biasa makanya, sekarang giliran kamu.”
Akifa hanya bisa pasrah saat mendengar perkataan Indah ‘Kenapa gak ambil sendiri ajah sih’ Ingin sekali ia berteriak seperti itu, namun ia sadar tugasnya sebagai istri bukan hanya sekedar di atas ranjang saja. Walaupun ini hanya pernikahan yang akan runtuh sewaktu-waktu.
Akifa mengambil nasi goreng untuk Dylan. Setelah nya ia menaruh piring tersebut tepat di depan sang suami.
“Terima kasih.” Lirih Dylan dengan suara datar. Nampak ia tersenyum sangat tipis, namun Akifa tak menyadari karena ia terlalu malas untuk menatap wajah Dylan, berbeda dengan Indah. Wanita yang sudah menyerahkan suaminya sendiri tersebut merasakan kedutan nyeri didada.
Ia tak pernah sekalipun mendengar perkataan terimakasih bahkan senyuman walaupun setipis kertas tersebut keluar dari mulut Dylan kepada nya
‘Memang seharusnya seperti ini’
Setelah sarapan, Akifa bersiap berangkat kuliah sedangkan Dylan dan Indah juga bersiap ingin berangkat kerja.
“Mbak pakai mobil lain ajah yah. Soalnya ada yang harus mbak urus dulu, kalian berdua ajah.” Ujar Indah. Kini mereka sudah ada di halaman depan rumah dan bersiap untuk pergi ke tempat mereka masing-masing melakukan aktivitas.
“Loh, kita bisa pergi bareng ajah mbak. Aku juga gak buru-buru amat kok.” Akifa nampak keberatan. Ia masih canggung jika harus berdua dalam satu mobil dengan Dylan
“Gak bisa, jalannya berbeda. Nanti Dylan terlambat lagi. Udah yah mbak buru-buru, mbak pergi dulu. Assalamu'alaikum.” Masuk kedalam mobil, ia melambaikan tangan sebelum menjalankan mobil keluar dari halaman rumah
Akifa masih bengong ditempatnya menatap kepergian mobil Indah “Wa.. wa'alaikum salam.” Lirihnya
“Apa yang kau lakukan? Cepatlah naik. Aku bisa terlambat.” Dylan bersahut dari dalam mobil, tepatnya di jendela samping mobil
“Ah i.. iya..” Dengan buru-buru ia membuka pintu mobil lalu duduk dengan tenang disamping Dylan
Setelah melihat Akifa memakai sabuk pengaman dengan benar, Dylan pun menjalankan mobil membelah jalan raya di pagi yang cerah ini.
Tak ada pembicaraan yang berkesan didalam mobil. Kedua pengantin baru tersebut hanya diam-diam saja hingga mereka sampai di gerbang kampus
“Aku masuk kampu dulu mas, Assalamu'alaikum.” Ia hendak keluar dari dalam mobil
“Kau tidak melupakan sesuatu?”
“Ya?” Kembali berbalik melihat Dylan “Hmm kayanya gak ada deh. Aku udah bawa semua.”
Terlihat Dylan menghembuskan nafas kasar “Tidak ada. Keluarlah.”
“Hmm o.. oke. Assalamu'alaikum.” Ia segera keluar dari mobil. Entah mengapa Akifa merasa Dylan sedikit aneh
“Haaahh Wa'alaikum salam.” Melihat tangan nya “Masih lama untuk giliran mu dicium.” Memutar kemudi lalu membawanya menuju rumah sakit.
.
.
“Winda, gue pengen ngomong sesuatu.” Akifa menyeruput teh manis dingin. Sekarang ia dan Winda berada di kantin kampus
“Ngomong apaan? Biasanya juga langsung ngomong, gak pernah minta izin.”
“Soalnya ini tentang teman gue.”
“Hah? Teman lu? Maksud nya gue?”
“Bego! Emangnya lu kira cuman lu teman gue!!” Mendengus kesal
“Lah emang enggak?” Memasukkan kripik singkong kedalam mulut
“Ck. Dengarin gue napa sih.”
“Ya.. ya.. ya.. silahkan nyonya Akifa Rasyid Rajasa.”
“Jadi, ini tentang teman gue. Dia baru ajah nikah.” Ucap Akifa ragu-ragu
Awalnya, Winda mengira cerita yang akan diceritakan Akifa tentang dirinya sendiri, tapi mendengar perkataan 'menikah' seperti nya ia salah kaprah
“Terus? Memangnya kalau dia nikah kenapa? Jangan-jangan lu suka lagi ama lakinya!” Kelakarnya
“Sembarangan ajah lu. Huh!” Mendengus dan mulai kembali menceritakan nya “Teman gue baru ajah nikah kemarin, cuman cowok yang menikahinya itu suami kakaknya sendiri men..__”
“Uhuk.. uhuk.. ughhh.” Winda yang tadi meminum teh manis tidak sengaja menyembur kembali keluar mulut saat mendengar perkataan Akifa
“u.. uhuk lu.. lu gak bercanda ‘kan?”
Akifa menggeleng “Ini beneran.”
“What!! Kok bisa! Jangan bilang teman lu itu pelakor.”
“Jangan ngaco! Teman gue juga awalnya gak mau. Cuman kakaknya yang maksa buat nikah sama suami kakaknya, dengan alasan kalau kakaknya gak bisa ngasih keturunan.”
“Gila!! Dunia udah tua bangat ya. Ceritanya udah kaya sinetron ajah.”
“Nah itu dia. Menurut lu, dia harus gimana? Teman gue minta saran ke gue, tapi lu tau sendiri ‘kan gue juga gak berpengalaman.” Dalam hati, Akifa meminta beribu-ribu maaf kepada tuhan karena berbohong tentang pernikahan nya.
“Memang kakaknya ini kakak jahat yang kaya di sinetron-sinetron?” Kalau iya, mungkin alasan sih kakaknya ini menyuruhnya menikah karena alasan yang jahat
Akifa segera menggeleng “Enggak, malahan kakaknya sangat baik. Karena itu teman gue pusing, sama keputusan kakaknya.”
“Kalau suami nya? Baik juga?”
“Nah itu dia. Suaminya itu sumpah dingin bangat, bahkan sama istri pertama nya ajah dia dingin bangat.”
“hmm yah kalau gue mah jalani ajah lah. Kita juga gak tau masa depan gimana ‘kan, dan gak mungkin juga sih kakaknya bakalan ngasih suaminya gitu ajah tanpa alasan jelas. Dan menurut gue, Suami nya ini bukan orang yang akan menuruti permintaan istri pertamanya gitu ajah ‘kan. Jadi, yah jalani ajah dulu lagian kalau kita udah bersuami sudah jadi tugas bagi para Istri untuk melayani suaminya.” Jelas Winda panjang lebar. Ia jadi merasa jenius Dengan perkataan nya sendiri
Akifa terdiam “Iya juga yah. Nanti deh gue bilangin ke teman gue. Thanks yah.”
“Hahaha kaya sama siapa ajah lu.”
...***...
Akifa bersantai di ruang keluarga rumah suaminya dan juga kakanya. Ia memilih menonton drakor di laptop sembari memakan cemilan. Ia ingin beristirahat setelah dari kerja paruh waktu di toko buku
“Enak juga jadi nyonya kaya. Gak pusing mikir urusan makan.” Haruskah sekarang dia bersyukur karena dinikahi suami kakaknya sendiri?
Suara mobil dari luar rumah terdengar. Akifa tau siapa yang datang, tapi ia terlalu malas untuk bangkit dari duduknya. Walaupun ia membenarkan perkataan Winda tadi, tidak berarti berdamai dengan keadaan akan sangat mudah semudah makan keripik.
“Assalamu'alaikum.”
Akifa menoleh “Wa'alaikum salam.” Jawabnya melihat Dylan lalu kembali fokus ke laptop.
Sedangkan Dylan segera berlalu dari sana seolah-olah tak peduli apapun yang akan di lakukan Akifa
“Hmm mbak Indah kok gak ada?” lirih Akifa Berdiri, menatap punggung Dylan yang berlalu
“Tunggu mas Dylan.” Yang di panggil namanya berhenti lalu berbalik
“Ada apa?”
“Mbak Indah kemana? Biasanya bareng mas Dylan.”
“Dia sibuk, mungkin besok pagi baru pulang.” Setelah menjawab, Dylan segera berlalu dari sana
Akifa manggut-manggut lalu kembali duduk “Jadi perawat lebih sibuk dibanding dokter serta direktur yah.” Ia hanya bisa mempercayai alasan yang sungguh tidak masuk di akalnya.
“Kyaa Cha Eun Oh.. cantik banget, saranghe.. ihhh kok ada Cowok cantik sih. Kyaaa my tipe~” Pekik Akifa saat melihat aktor drakor kesukaan nya. Kekesalan nya kepada Dylan langsung hilang begitu saja.
.
.
TBC
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian like komen and vote ya 🙃
...Subscribe woi 🙂...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Hanipah Fitri
masih menyimak
2023-11-11
0
Icha Octaviani
hmm
g sprti novel yg sebelum'a,novel kli ni menyimpan misteri cinta
2023-03-23
2
Rita
ahhhh aku msh penasaran kpn terkuak ceritanya 😆😆
2023-03-22
1