Hari ini Aleena mulai melatih Tara dengan berbagai macam pelatihan yang sangat berat, mulai dari lari mengelilingi sebuah lapangan sepak bola sebanyak 100 kali hingga melakukan sit up dan juga push up.
Sebelum memulai untuk memberikan pelatihan bela diri, akan lebih baik jika Tara memiliki ketahanan fisik yang sangat kuat, terlebih selama ini wanita itu sama sekali tidak pernah menggerakkan tubuhnya untuk berolahraga.
Meskipun tubuh Tara terlihat tegap, namun fisiknya sangatlah lemah, baru saja berlari satu putaran, wanita itu terlihat sangat kelelahan, dia bahkan hampir saja terjatuh di atas tanah, Aleena yang melihat pun dibuat berdecak kesal, entah apa dia bisa melatih wanita itu atau tidak, yang jelas di hari pertama saja, dia sudah menunjukkan kelemahannya.
Meskipun Tara tidak mengeluh, tapi jelas melihat tindakan yang dilakukan oleh wanita itu, membuat Aleena sedikit kecewa. Aleena begitu berharap jika Tara mampu melakukan pelatihan yang telah disusunnya dengan sangat baik, namun pada kenyataannya, dia harus kembali bersabar, karena wanita ini terlalu lemah.
Sedangkan Tara saat ini masih menstabilkan nafasnya, dia memang sudah terlalu lama tidak menggerakkan ototnya sehingga terasa kaku bahkan betisnya pun kini terasa pegal-pegal.
Aleena hanya menatap datar pada Tara, tapi jelas matanya mengandung sebuah ancaman, Jika dia tidak menyukai apa yang diperbuat oleh wanita itu, Tara perlahan bangkit, keinginan untuk membalas dendam kembali berkobar di dadanya, setelah melihat pandangan kosong dari wanita yang telah menyelamatkannya tempo hari, dia harus berusaha menjadi kuat dan menunjukkan kepada Aleena, bahwa dia mampu dan bisa menjadi orang yang diharapkan oleh wanita itu.
Tara kembali berlari, namun kali ini dia tidak sedikitpun berhenti, meskipun nafasnya terasa sangatlah sesak, dengan dada yang berat, karena tekanan Oksigen yang kurang, tak menghambat pergerakan wanita itu untuk terus memantapkan hati dan juga pikirannya, agar bisa semakin kuat.
Dari kejauhan Aleena tersenyum, inilah yang dia inginkan, kekuatan yang berasal dari hati, yang membuat mental Tara semakin kokoh dan tubuhnya bergerak sesuai dengan perintah otaknya.
Selama hampir dua bulan, Aleena hanya membiarkan Tara untuk melakukan pelatihan awal, tanpa memberikan tambahan pelatihan yang lain, dia sengaja ingin melihat sampai di mana batas kesabaran yang dimiliki oleh wanita itu, namun sepertinya Tara cukup memahami, apa yang dipikirkan oleh Aleena, sehingga dia tidak mengeluh atau pun menuntut lebih dari wanita itu.
Setelah perjuangan yang sangat panjang, akhirnya terlihatlah otot-otot yang mulai terbentuk dalam tubuh Tara, dia nampak seperti seorang biaragawati dengan tubuh yang tegap dan juga otot yang memenuhi seluruh tubuhnya, Aleena yang melihatnya pun merasa puas dan inilah saatnya untuk dia memulai pelatihan neraka terhadap Tara.
Tara diajarkan berbagai macam ilmu bela diri, bahkan Aleena juga tak segan-segan turun langsung untuk memberikan pelatihan bertarung agar wanita itu bisa semakin memperkokoh tubuhnya.
Hampir setiap hari Tara berlatih bertarung bersama Aleena, kini dia semakin memahami setiap kecerobohan atau pun celah dalam setiap serangan yang dibuatnya, sehingga Tara menjadi semakin Waspada, dia tidak boleh memberikan celah untuk lawannya bisa menyerang dan melukai dirinya, sama seperti yang dilakukan Aleena, bahkan meskipun hanya sebuah serangan kecil yang dilakukan oleh wanita itu, nyatanya mampu membuat Tara babak belur.
Bak! Buk!
Bak! Buk!
Duagh...
Terdengar suara saat Aleena dan juga Tara beradu tinju, bahkan kini Tara merasakan, tinjunya seperti kesemutan karena harus berhadapan dengan tinju milik Aleena.
"Fokus Tara!"
"Perhatikan kuda-kudamu!"
"Tinjumu terlalu lemah!"
"Tendang yang benar!"
"Dimana matamu? Pukul yang benar!"
"Terlalu banyak celah!"
"Lambat!"
Kata-kata itu terus keluar dari mulut Aleena, bersamaan dengan semakin menegangkan pertarungan di antara keduanya. Aleena tak segan-segan memberikan pukulan dengan kekuatan penuh, bahkan dia juga menggunakan kakinya untuk menendang bagian-bagian vital dalam tubuh Tara.
Kuda-kuda Tara yang kurang seimbang, dengan tanpa perasaan, bahkan dipijak oleh Aleena, hingga membuat Tara jatuh tersungkur di atas tanah. Tubuhnya kini penuh luka, bahkan matanya seolah tak bisa lagi melihat dengan fokus.
"Jika kau terlalu lemah seperti ini, lebih baik pulang saja ke rumah mantan suamimu dan menjadi pelayan untuknya bersama pelakor yang telah merusak rumah tanggamu itu Tara!" cibir Aleena tanpa merasa bersalah.
Mendengar ucapan Aleena, seolah menjadi cambuk untuk Tara, tekadnya menjadi semakin bulat, semangatnya kembali bangkit, dia segera bangun dan kembali melanjutkan pertarungan yang tertunda dengan Aleena.
Jika tadi Tara terlihat kurang fokus, saat ini wanita itu bahkan menjadikan semangat dan juga rasa sakit hati yang ada di dalam dadanya, sebagai sebuah kekuatan hingga membuat tinjunya semakin keras menghantam wajah Aleena.
Buk...
Aleena hampir saja terhuyung ke belakang merasakan sebuah pukulan dari tangan Tara yang penuh dengan tenaga, sudut bibirnya terlihat mengeluarkan darah, namun wanita itu tersenyum puas, akhirnya provokasi yang dia buat berhasil membangkitkan kembali semangat dan juga keinginan hati Tara untuk menjadi seorang wanita yang lebih kuat.
Prok...
Prok...
Prok...
Aleena bertepuk tangan, wajahnya terlihat sumringah dengan senyuman manis yang tersungging di bibirnya, hari ini dia berhasil membuktikan, bahwa pilihannya untuk menjadikan Tara sebagai kaki tangannya, tidaklah salah, Tara berhasil menjalani pelatihan neraka yang telah dia buat selama 6 bulan terakhir.
Bahkan kini, kekuatan Tara hampir seimbang dengan Aleena, mereka berdua tertawa terbahak-bahak, meskipun wajah keduanya terlihat babak belur dan tubuh mereka dipenuhi dengan luka, namun tidak menyembunyikan perasaan puas yang kini memenuhi hati mereka.
"Aku benar-benar merasa puas! Kau mampu membuktikan, bahwa aku tidak salah memilihmu, untuk menjadi tangan kananku." ucap Aleena.
Sedangkan Tara hanya tersenyum tipis mendengar ucapan dari wanita itu, "Demi bisa membalas dendam pada pria brengsek dan juga wanita ja*ang itu, aku siap meskipun harus melewati neraka sekalipun!" jawab Tara dengan tegas.
Matanya terlihat menyala, menandakan jika saat ini, dendam itu telah memenuhi ubun-ubunnya.
"Aku akan membantumu untuk membalas dendam pada kedua orang itu, tapi sebagai gantinya kau harus bekerja padaku." ucap Aleena.
"Dengan senang hati." jawab Tara sambil tersenyum.
Akhirnya kedua wanita itu pun segera bergegas kembali masuk ke dalam rumah, keduanya segera membersihkan diri dan berganti pakaian. Aleena berfikir untuk merayakan keberhasilan Tara dengan makan-makan di sebuah restoran mewah, tapi sebuah suara menghentikan langkah kakinya dan membuat wanita itu berbalik.
Itu adalah tari, sang Ibu angkat yang kini telah menggendong Putra Aleena satu-satunya yang telah diberi nama Kenzy.
"Kau telah mengabaikan putramu selama satu tahun Aleena, tidakkah kau merasa bersalah?" tanya Sari.
Aleena hanya memalingkan wajah, sejujurnya di dalam hati dia juga merasa prihatin dan sangat menyayangi putranya, namun sekali lagi, setiap kali dia melihat wajah anak itu seolah mengingatkan kembali akan lukanya pada pria brengsek yang telah menodainya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
aphrodite
dilema memang sayang anak tapi wajahnya mirip pelaku yg bikin benci
2024-12-11
1
Rebecca Jaimin
aku gk menyalahkan Mu aleena tp Anak itu tdk brslh.. jgn sampe rsa Benci Mu menghilangkan hati nurani Mu pd drh daging mu sndri
2024-04-06
4
Osie
apapun alasannya alana tp anak yg kamu lahirlah tdk lah bersalah..walau wajah sang anak bikin tanduk keluar dr kepadamu.. so sang ttp darah dagingmu..ayo beri ksh sayang berlimpah utk. buah hatimu
2024-03-29
3