Sementara di tempat lain, Kumbang sedang mengunjungi sang adik di rumah sakit jiwa, kondisi Mawar mengalami sedikit kemajuan, ia mulai bisa diajak berkomunikasi, meskipun sesekali ia masih terlihat begitu tertekan.
Hari itu, Kumbang bercerita kepada adiknya tentang Amanda yang merupakan keponakan Mawar, Kumbang bercerita tentang gadis kecil itu kepada Mawar.
"Mawar, hari Mas akan menunjukkan sesuatu kepadamu, Mas bawa foto seorang gadis cilik dan kamu pasti sangat menyukainya." Kumbang tampak mengeluarkan sebuah foto dan menunjukkan nya kepada sang adik.
"Ini dia! Namanya Amanda, dia adalah keponakan kamu, dia anak Mas, cantik kan?" seru Kumbang sembari memberikan foto anaknya kepada Mawar.
Sejenak Mawar tersenyum melihat wajah gadis cilik yang berada dalam foto itu, terdengar dari bibir Mawar sebuah kata yang memuji kecantikan Amanda.
"Lucunya!!"
Kumbang tersenyum, akhirnya setelah sepuluh tahun berlalu, baru kali ini ia melihat senyum pada wajah sang adik. Kumbang menitikkan air matanya, ia berharap Amanda mampu menghibur sang adik, sehingga membuat kondisi psikis Mawar semakin membaik.
"Kamu suka dengannya? Dia adalah keponakanmu, dia akan memanggilmu dengan sebutan Tante," seru Kumbang yang berharap Mawar bisa segera sembuh dan kembali ke dalam keluarga, Kumbang bisa saja merawat sang adik di rumah. Namun, terkadang Mawar masih suka melukai dirinya sendiri, sehingga Kumbang khawatir jika ia tinggal ke kantor, tidak ada yang mengawasi sang adik, meskipun ada banyak pelayan, mereka tidak akan bisa mengatasi Mawar saat sedang kambuh.
"Dia cantik sekali, apa aku bisa bertemu dengannya?" tanya Mawar sambil mengusap foto Amanda.
"Tentu saja, kamu akan bertemu dengannya, tapi kamu makan dulu, ya! Mas bawain makanan kesukaanmu," balas Kumbang sembari membuka sebuah kotak yang berisi martabak manis kesukaan sang adik.
Mawar menganggukkan kepalanya senang, ia pun membuka mulutnya dan meminta Kumbang untuk menyuapinya. Sebagai seorang kakak, hati siapa yang tidak menangis melihat adik satu-satunya mengalami goncangan jiwa yang hebat akibat ulah seorang pria yang tidak bertanggung jawab.
Kumbang mencoba tegar di hadapan sang adik, ia pun menyuapi Mawar martabak manis itu, sesekali Kumbang mengusap air mata yang hampir terjatuh dari pelupuk matanya.
Mawar terlihat begitu menikmati dan sangat bahagia sambil memandangi wajah sang keponakan. Tiba-tiba saja, Mawar mengambil secuil martabak manis dan ia suapi sang kakak.
"Mas, buka mulutnya!" titah Mawar kepada Kumbang.
Spontan Kumbang sangat terkejut saat Mawar memintanya untuk membuka mulut. Tentu saja Kumbang dengan senang hati menuruti permintaan sang adik, dengan mata yang berkaca-kaca, Kumbang membuka mulutnya dan sang adik menyuapinya sembari tersenyum.
Asisten Kumbang yang saat itu berdiri di samping Sang Bos, ikut terharu melihat kakak beradik yang saling menyayangi, Kumbang sangat menyayangi sang adik dan akan melakukan apapun untuk membuat adiknya bahagia.
*
*
*
*
Sementara di tempat lain, Surya mulai menginterogasi sang istri, Melati sangat takut karena Surya terlihat begitu emosi dan ia pun sangat ingin tahu tentang siapa ayah dari Amanda. Mama Seroja pun ikut andil dalam menghakimi menantunya itu, karena bagaimanapun juga Melati telah membohongi dirinya dan juga anaknya.
"Mama nggak nyangka sama sekali, jika selama ini kamu sudah membodohi kami, kurang apa Surya padamu, kamu lihat sekarang! Surya hancur karena mendapatkan kenyataan sepahit ini, kalau saja aku tahu sedari awal jika bayi itu bukan anak Surya, mungkin aku tidak akan sesayang ini kepada Amanda, dan sekarang Mama sangat menyesal, ternyata Amanda adalah anak haram!" umpat Mama Seroja. Melati pun tidak terima jika Mama Seroja mengatakan hal itu tentang putrinya.
"Tidak, Ma! Mama jangan berkata seperti itu, Tuhan tidak pernah menciptakan anak haram, semua bayi yang terlahir itu dalam keadaan suci, yang haram adalah perbuatan orang tuanya, maafkan Melati, waktu itu Melati tidak sengaja melakukan hal itu," ungkap Melati sembari menangis mengingat kejadian saat Kumbang membuat hidupnya berubah seratus delapan puluh derajat.
Sontak Surya menatap wajah sang istri penuh kebencian, ia pun terlihat mencengkram wajah Melati dengan satu tangannya sembari berkata, "Katakan padaku! Siapa ayah kandung Amanda, katakan!!"
...BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
jawab saja melati..
2023-05-11
0
Cattleya
Kumbaaaaang jan lama² disini, anakmu, si Amanda butuhin donor darah kmu tuh, buruan cap cus... 💪💪
2023-04-30
0
Mey-mey89
...
2023-04-16
1