Waktu pun berjalan begitu cepat, kini usia putri Melati sudah menginjak lima tahun, gadis kecil itu tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik dan lucu, dengan rambut sebahu dan tubuh yang cukup berisi, belum lagi celotehan Amanda yang kian hari kian menggemaskan.
Hari ini seperti biasa, Amanda pergi ke sekolah diantar oleh sang papa. Dan pulangnya nanti adalah tugas Melati, disela-sela mereka sarapan pagi, ada satu pertanyaan yang dilontarkan oleh gadis kecil itu.
"Mama, kapan Manda punya adek, kok nggak dibuatin juga sih? Manda pingin juga punya dede bayi kayak teman-teman," ucap sang anak yang seketika membuat Surya mengusap rambut anaknya.
"Manda! Mama dan Papa sudah berusaha untuk buatin dede bayi untuk Manda, tapi Manda yang sabar, ya! Manda berdoa saja semoga Mama bisa segera hamil lagi," seru Surya menghibur putrinya.
"Iya, Pa! Manda akan terus berdoa supaya Mama bisa segera hamil, nanti Manda pingin dede cowok," sahut bocah kecil itu kegirangan. Melati dan Surya saling menatap, Surya juga tidak tahu kenapa belum juga dikasih kepercayaan untuk mendapatkan momongan lagi. Sedangkan Melati pun tidak mungkin menjanjikan kepada putrinya untuk memberikan adik, karena sang suami belum tentu bisa membuatnya hamil.
Di sisi lain, Mama Seroja pun mendukung sang cucu untuk memiliki adik.
"Amanda benar, kalian berdua itu waktunya untuk punya anak kedua, masa belum-belum berhasil juga, Amanda udah lima tahun loh, kasihan nggak ada teman mainnya di rumah, lagipula Mama juga pasti sangat setuju kalau Melati hamil lagi," ucap sang ibu mertua yang membuat Melati salah tingkah.
"Em ... iya, Ma! Kita sudah berusaha, tapi jika Tuhan belum mengizinkan kami untuk memiliki momongan lagi, ya kita tidak bisa berbuat apa-apa, kami sudah cek kesuburan ke dokter dan tidak ada masalah pada kami berdua," jelas Melati.
*
*
*
Melati mengantarkan sang suami sampai ke depan rumah, ia mencium tangan sang suami sebelum pria itu berangkat ke kantor.
"Aku pergi dulu!" pamit Surya.
"Hati-hati, Mas!" balas Melati. Sebelum Surya pergi, ia pun berkata kepada istrinya, "Kamu jangan pikirkan omongan Mama tadi, ya! Kehadiran Amanda sudah cukup bagiku, aku sangat bahagia dan itu adalah kebahagiaan yang tak bisa aku ungkapkan,"
"Nggak apa-apa, Mas! Aku melihat kamu bahagia aja udah seneng, aku juga minta maaf nggak bisa hamil lagi, mungkin kita memang belum dikasih kepercayaan untuk mendapatkan anak lagi," ungkap Melati.
Surya kemudian mencium kening sang istri, setelah itu Ia pun beranjak pergi ke kantor sambil mengantarkan putrinya ke sekolah.
Sesampainya di sekolah, Surya mencium kening sang anak sembari menasehatinya sebelum masuk ke dalam kelas "Manda sekolah yang rajin, ya! Nggak boleh bandel, harus nurut sama ibu guru, nggak boleh jajan sembarangan, nanti siang Mama yang akan jemput Amanda."
"Iya, Papa! Manda masuk dulu, daadaa!!" Manda melambaikan tangannya kepada sang Papa, setelah itu Surya pun meninggalkan sekolah sang anak dan lanjut ke kantor.
Saat jam istirahat sekolah, semua siswa berhamburan keluar kelas, tak terkecuali Amanda, tiba-tiba saja ada seorang teman Amanda yang mengajak gadis itu untuk membeli jajanan di seberang jalan, jajanan yang bernama cimol itu rupanya menarik perhatian anak-anak TK.
Amanda pun tertarik dan mengikuti ajakan temannya, mereka keluar dan lewat pintu samping, karena gerbang utama dikunci oleh satpam. Akhirnya kedua bocah itu sudah berada di luar halaman sekolah, karena letak penjual cimol di seberang jalan, akhirnya mereka berdua memutuskan untuk menyeberang jalan raya yang cukup ramai itu.
"Manda kita nyeberang, yuk!" ajak teman Amanda.
"Aku takut, banyak mobil lewat," sahut Amanda.
"Nggak apa-apa, ayo!" paksa teman Amanda. Dengan terpaksa Amanda mengikuti perintah temannya dan gadis kecil itu pun menyeberang sambil menengok kanan dan kiri jalan, meskipun ia sudah hati-hati, tetap saja masih ada kendaraan yang melintas dengan kecepatan tinggi, dan dalam sekejap terdengar suara teriakan yang membuat orang-orang sekitarnya berlarian.
Benar saja, Amanda terserempet sebuah mobil yang baru saja melintas, tubuh gadis itu terpelanting di atas aspal, dan kepalanya mengalami pendarahan, beruntung warga sekitar segera membawa Amanda ke rumah sakit, sehingga nyawanya masih terselamatkan.
Sontak berita tentang Amanda yang saat ini berada di rumah sakit, membuat Surya dan Melati panik, keduanya pun langsung datang ke rumah sakit dimana sang putri dirawat.
Surya dan Melati terlihat begitu khawatir dengan kondisi sang anak, hingga akhirnya seorang dokter keluar dari ruangan ICU.
"Dokter, bagaimana keadaan putra kami?" tanya Surya yang begitu khawatir.
"Putri Bapak kehilangan banyak darah dan kami harus mendapatkan golongan darah yang sama sekarang juga, jika tidak nyawa putri Bapak bisa terancam," ungkap sang dokter.
"Apa, Dokter! Tidak itu tidak boleh terjadi," ucap Surya yang tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk kepada putrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Mey-mey89
ketahuan kagak ya ??
2023-04-16
1
Lysa fauziah Akbar
ketauan donk klo manda bukan anak surya, kasian melati bisa di fitnah selingkuh, pdhal kan si surya yg selingkuh
2023-03-15
2
Bunda Zhizan
nah loh,,, darah EA Manda pasti sama dengan kumbang,, gimana melati,,, ketahuan nihh🤪🤪🤪
2023-03-15
2