"Kita perginya naik apa, taksi atau motor?" tanyaku.
"Taksi, kau tidak suka? ya sudah jangan ikut." ketus Devan.
Kuraih tangan Devan, kulingkarkan tanganku ke dalam lengannya.
"Apapun kendaraannya asalkan bersama denganmu, aku tidak peduli hujan ataupun panas, siang maupun malam." jawabku, aku mulai berani bertingkah centil di depan suamiku karna aku ingin dia belajar menerimaku seperti aku belajar untuk menerimanya.
"Sangat membosankan, aku tidak tertarik dengan basa-basimu." ketus Devan langsung melepaskan tanganku.
Aku hanya diam mencoba bersabar menghadapinya sambil melebarkan senyumku menatapnya, dan wajahnya itu mulai mengkerut saat menatapku.
"Menurutmu aku cantik tidak memakai gaun yang kau belikan?" tanyaku.
"Biasa saja." jawabnya selalu ketus dan singkat.
"Menyebalkan." gumamku kesal.
Dia sama sekali tidak tau cara membuatku tersenyum apalagi memujiku, dia sangat keras kepala. Untungnya aku mulai terbiasa sekarang menghadapi pria berhati dingin sedingin es di kutub utara, mungkin jika aku menjemurnya di bawah sinar mentari baru dia akan mencair seperti air yang mengalir.
Setelah kami saling diam dan tidak saling menatap, dia segera mengajakku keluar dimana sudah ada taksi yang menunggu kami di depan rumah.
Di sepanjang jalan kami hanya diam saja, tidak saling bertatap muka apalagi saling bicara, kami duduk secara berjauhan seolah tidak ada hubungan di antara kami.
"Hei dek kenapa kalian malu-malu, apa kalian pengantin baru?" tanya pak supir menegur kami, ternyata dia melihat kami sedari tadi lewat cermin di depannya.
Aku dan suamiku menjadi saling bertatap mata sejenak tanpa mengatakan sepatah katapun, setelah itu kami secara bersamaan menghadap ke jendela mobil dengan ekspresi kesal masing-masing dan melupakan teguran dari pak supir.
Tak lama kemudian kami pun sampai di depan halaman rumah Keysa. Saat kami sampai sudah banyak tamu yang berdatangan, aku rasa kami menjadi tamu terakhir yang datang.
Aku turun dari mobil bersamaan dengan Devan, dia lalu menyuruhku untuk masuk ke dalam lebih dulu sementara dia akan menghampiri teman-temannya di parkiran.
Aku pun berjalan sendirian di halaman rumah Keysa yang luas itu sehingga terasa cukup jauh untuk mencapai pintu masuk dari rumahnya. Aku tidak menyadari ternyata saat aku berjalan di belakangku ada pemuda-pemuda yang mengikutiku dari belakang dan tiba-tiba seseorang menutupi belakangku dengan jaketnya.
Setelah aku menoleh ke samping ternyata Devan yang memberikan jaket itu untuk menutupi tubuhku. Saat itu aku sama sekali masih belum menyadarinya apa yang terjadi pada diriku.
"Cepat jalan terus." sambil memegang kedua bahuku, Devan mengarahkanku supaya mempercepat jalanku, aku heran melihat tingkahnya karna aku tidak menyadari apa yang terjadi.
"Cepat masuk, dan jangan lepas jaketnya." bisiknya ke telingaku setelah dia sampai mengantarkanku ke depan pintu rumah Keysa.
Tanpa bertanya kepadanya aku pun masuk ke dalam rumah Keysa, ku hampiri mereka di pinggir kolam renang pestanya akan segera dimulai.
Aku mendekati Keysa yang sudah tampak sangat cantik dan anggun di hari ulang tahunnya sambil kuberikan kado yang aku bawa.
"Selamat ulang tahun Key." ucapku, dia menerima kadoku tanpa mengucapkan apa-apa, wajahnya selalu kecut saat melihatku setelah itu aku mundur ke belakang menghilang dari hadapan Keysa.
Aku memperhatikan gadis itu sepertinya dia celingak-celinguk menunggu ke datangan seseorang yang tak lain adalah Devan suamiku, aku tahu pasti gadis itu sedang menunggu suamiku tapi dia juga tidak berani bertanya kepadaku.
Bersamaan dengan akan dimulainya pesta, tiba-tiba terdengar keributan di luar. Semua pendengaran orang-orang di dalam rumah langsung teralihkan saat mendengar keributan.
Keysa menjadi orang pertama yang berlari keluar rumahnya untuk melihat apa yang sedang terjadi, lalu disusul oleh tamu-tamu yang lainnya. Aku menjadi orang terakhir yang menyusul ke depan, betapa aku terkejut saat melihat Devan memukuli 3 orang pemuda dengan tragis di depan rumah Keysa.
Keysa shock melihat mereka bertarung dan langsung melerai pertarungan mereka. Sedangkan aku tercengang melihat apa yang tak pernah aku bayangkan sekarang sedang terjadi di depan mataku.
"Kalian bertiga pulanglah ke rumah masing-masing." ucap Keysa menyuruh tamu undangannya yang sudah Devan pukuli untuk pergi. Ketiga pemuda itu pun menuruti perintah dari Keysa.
"Ada apa ini?" Aku bertanya kepada teman-teman Devan.
"Setelah kau masuk, dia langsung mengajar ketiga pemuda itu." jawab Albi.
Mungkinkah kau melakukan semua ini untukku? tapi apa yang sebenarnya terjadi?
"Dev ayo kita masuk, aku akan mengobati lukamu di dalam." kata Keysa sambil merangkul Devan, saat Keysa memutar tubuh Devan ke belakang untuk mengajaknya masuk Devan seolah menolaknya. Aku melihat tatapan mata suamiku seperti sedang mencari keberadaan, dan saat matanya tepat terarah melihatku yang berada di tengah-tengah ketiga sahabatnya dia langsung melepaskan dirinya dari rangkulan Keysa.
Aku tidak menduga dia akan menghampiriku, tapi begitu aku akan masuk ke dalam rumah Keysa ternyata dia mengejarku dan dengan sigap menangkap tanganku hingga membuat langkahku terhenti.
"Kita pulang sekarang." ucapnya tergesa-gesa.
"Pulang? tapi pestanya belum dimulai." bantahku, dia tetap tidak peduli dengan alasanku tapi aku masih tidak tahu apa yang sebenarnya telah terjadi.
Digenggamnya jemariku dengan sangat erat sampai aku ke sulitan untuk melepaskannya. Dia menyeretku ke tengah-tengah para tamu dimana Keysa berada di sana.
"Aku minta maaf padamu Key, tapi aku tidak bisa menghadiri pestamu setelah apa yang terjadi." kata Devan.
"Kenapa Dev? apa karna kau pergi bersamanya sehingga kau berubah pikiran?" Keysa merasa kesal karna merasa aku penyebab gagalnya pesta ulang tahunnya. Devan sama sekali tidak melepaskan genggaman tangannya dari tanganku.
"Bukan salahnya, tapi tamumu yang sudah membuatku tidak nyaman." jawab Devan, Keysa masih berusaha melarang suamiku pulang tapi suamiku tetap kekeh dengan keputusannya sendiri.
"Dev, kau tidak bisa pergi sebelum acara dimulai." teriak Keysa tapi Devan sama sekali tidak mau menoleh ke belakang.
Devan tetap mengajakku untuk pulang ke rumah tanpa melepaskan tanganku, aku tidak tau apa yang sudah terjadi kepadaku dan suamiku. Malam ini dia menunjukkan banyak keanehan, mulai dari menutup tubuh bagian belakangku dengan jaketnya, lalu bertarung dengan tiga pemuda dan berakhir dengan batalnya menghadiri ulang tahun Keysa.
Devan dan Nuri saat menghadiri pesta ulang tahun Keysa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Shafirah Shafirah
👍
2020-08-03
0
Darma Wati
ceritanya bikin gemezzzz 🤨🤨🤨
2020-06-20
2
si amie geulis📴🆓
up lebih banyak ya thor🙏🙏🙏,karya mu bagus👍👍
2020-06-11
1