Panik

"Apa yang kau lakukan padaku? banyak orang yang melihat di sini." tegur Devan dengan nada pelan yang hanya terdengar oleh Keysa.

Pelayan cafe datang membawakan pesanan yang Devan pesan, setelah menerima pesanan Devan langsung bergegas keluar dari cafe untuk menjauh dari Keysa tapi gadis itu tetap mengejarnya sampai di parkiran.

"Dev, aku tahu kau menyukaiku sekarang aku sadar Dev, Arnold tidak mencintaiku hanya kau yang tulus kepadaku, aku minta maaf Dev dulu aku hanya memanfaatkanmu untuk membuat laki-kaki yang aku suka cemburu tapi sekarang aku sudah sadar Dev." ujar Keysa sambil menahan tangan Devan membujuknya agar Devan tidak pergi.

Devan menarik pelan tangannya dari genggaman Keysa, Keysa hanya diam mengikuti gerak tangan Devan sambil menatapnya bingung.

"Mengapa kau melepaskannya Dev?" tanya Keysa mulai meragukan cinta Devan. Dilihatnya Devan juga melepas jam tangan yang dia berikan.

"Kita tidak punya hubungan apa-apakan? aku kembalikan pemberianmu karna aku tidak bisa lagi menerima pemberian dari orang yang tidak ada hubungan denganku." sambil menyerahkan jam tangannya ke tangan Keysa.

"Kita bisa menjalin hubungan sekarang Dev, apa lagi yang kau tunggu nyatakan perasaanmu kepadaku sekarang!" rintih Keysa memaksa Devan.

"Aku tidak bisa melakukannya Key, tolong menjauhlah dariku mulai sekarang, Key kau orang kaya masa depanmu masih panjang, sementara aku hanya anak yang terbuang dari keluarganya dan tidak punya apa-apa lagi, aku mohon mengertilah Key, aku juga akan menerima kenyataan kalau Nuri masa depanku, mungkin dengan menerima kenyataan kita bisa merasa tenang." kata Devan.

"Jadi maksudmu kau menolakku demi Nuri? Dev, jangan biarkan Nuri menguasai hati dan pikiranmu." ucap Keysa.

"Dia tidak pernah menguasai diriku tapi aku yang akan membuka hati untuknya." jawab Devan.

"Maksudmu? kau berbohongkan Dev." Keysa dibuat melongo mendengar pernyataan dari Devan tetapi Devan tidak menanggapinya.

"Sekolah yang benar! Aku pergi dulu." kata Devan sambil berlalu pergi meninggalkan Keysa sendiri di depan cafe yang banyak orang berlalu-lalang.

Kau tidak bisa menolakku dengan cara seperti ini, aku tidak terima.

Di rumah

Nuri masih menunggu Devan untuk mengajaknya makan malam bersama, tapi Devan masih tak kunjung pulang. Nuri berpikir mungkin Devan bertemu teman-temannya lagi seperti biasa yang membuat dia lupa waktu. Akhirnya Nuri memutuskan untuk makan sendiri dari pada menunggu mengharapkan orang yang tidak pernah menghargainya.

Saat Nuri hendak mengambil makanan ke dalam piring tiba-tiba saja Devan sudah berdiri di depan meja makan sambil tercengang melihat makanan yang tersaji di atas meja.

"Devan." gumam Nuri sedikit terkejut dengan kedatangan Devan.

"Apa yang kau bawa?" Nuri bertanya melihat kantong putih di tangan Devan.

"Dari mana kau mendapat makanan semua ini?" Devan malah balik bertanya.

"Setahuku kau sudah tidak punya uang, apa kakak transfer uang lagi?" sambung Devan, Nuri menggeleng pelan.

"Semua ini dari Bu Rahma, beliau dan anaknya baru saja mengadakan syukuran jadi mereka membagi sedikit rezekinya untuk kita." Nuri menjelaskan tapi wajah Devan tiba-tiba berubah masam.

"Harus berapa kali aku bilang jangan makan makanan pemberian orang lain, aku bukan orang miskin aku tidak suka dikasihani." sahut Devan meninggikan suaranya, membentak Nuri.

"Mereka hanya membagi sedikit rezekinya Dev, jangan berburuk sangka pada orang tidak baik Dev." ucap Nuri dengan sabar mencoba menenangkan Devan.

"Buang saja semua makanan ini." dengan rasa amarah Devan mengangkut semua makanan ke depan tong sampah dan menumpahkannya satu-persatu.

"Devan jangan dibuang, Dev itu makanan rezeki dari Allah jangan kamu buang." Nuri berusaha menghalangi Devan membuang makanan yang di beri oleh tetangga kompleksnya.

"Dev, kenapa kau sangat jahat jika kau tidak mau biarkan aku sendiri yang memakannya, tidak masalah bagiku memakan pemberian dari orang selama mereka ikhlas." ucap Nuri masih berusaha mencegah Devan membuang makanan.

"Ah berisik, pergi sana!" karna emosi Devan tidak sengaja mendorong Nuri sehingga Nuri jatuh terhentak ke lantai yang membuatnya kesakitan dan mendadak pingsan.

Devan cemas langsung menuntuti Nuri yang tergeletak di lantai.

"Nuri, Nuri, bangun!" seru Devan mengguncang tubuh Nuri.

"Jangan bercanda seperti ini Nuri, ayo bangunlah." Nuri tetap tidak bangun meski Devan menampar-nampar wajahnya. Devan bertambah panik saat tubuh Nuri menjadi dingin, segera dibawanya Nuri ke dalam kamar membaringkannya di atas ranjang lalu Devan menelepon dokter untuk memeriksa kondisi Nuri.

Kenapa kejadiannya sampai seperti ini, bagaimana jika sakitnya serius? Gawat semua orang akan berpikir aku suami yang kejam. Tidak, semoga dia baik-baik saja.

Sambil menunggu dokter datang hidup Devan dipenuhi kegelisahan, beberapa kali dia mengecek suhu tubuh Nuri yang dingin dan bibirnya ikut memucat. Devan tidak bisa tenang semenjak dirinya mendorong Nuri yang membuat Nuri pingsan.

Tiba-tiba Nuri melenguh, Devan langsung mendekatinya. Nuri kembali kesakitan tubuhnya ikut mengejang, sakit perut yang luar biasa tengah Nuri rasakan.

"Dev, aku tidak tahan bawa aku ke rumah sakit." rintih Nuri mencengkram lengan Devan sangat kuat untuk mengurangi rasa sakitnya.

"Tunggulah sebentar dokter akan segera kemari." ucap Devan membisiki Nuri, Nuri mengangguk pelan dan mencoba bersabar.

"Kenapa di bawah terasa basah seperti ada air mengalir Dev, apa yang terjadi padaku?" tanya Nuri saat merasakan di bawah pantatnya ada yang mengalir deras.

Devan sontak langsung menyingkirkan selimut dari tubuh Nuri. Dan betapa kagetnya mereka berdua saat banyak darah mengalir.

Terpopuler

Comments

Shafirah Shafirah

Shafirah Shafirah

aduh....😯

2020-08-03

0

Suhartini Tini

Suhartini Tini

lanjuutt

2020-06-19

2

Juitz D'lazpada

Juitz D'lazpada

lanjut dong

2020-06-19

1

lihat semua
Episodes
1 Awal Hidup Baru
2 Dianggap Tidak Ada
3 Lupa Diri, Lupa Waktu
4 Dianggap Hina
5 Seperti Robot Berwujud Manusia
6 Tidak Pantas Untuk Ditangisi
7 Dapat Dukungan
8 Dalam Pertengkaran
9 Akan Aku Dapatkan
10 Mungkinkah Dia Peduli
11 Mustahil Baginya
12 Mendadak Humble
13 Krisis Ekonomi
14 Pantaskah Aku?
15 Panik
16 Merasa Bersalah
17 Kadang Menjengkelkan
18 Kecupan
19 Demam
20 Tidur Bersama
21 Bimbing Aku
22 Canggung
23 Rencana Menikah
24 Pergi Ke Taman
25 Pergi Ke Taman 2
26 Menolong Si Kecil
27 Hikmah Dari Masalah
28 Belajar Masak
29 Tiada Hentinya
30 Godaan
31 Visual
32 Terjadi Padaku
33 Aku Ingin Bersamamu
34 Pingsan
35 Membawa Kenangan
36 Seperti Ayahnya
37 Menjaga Batasan
38 Tidak Memaksa
39 Aku Kembali
40 Dipertemukan Kembali
41 Masih Menyebalkan
42 Saling Memaafkan
43 Anjing Galak
44 Ngebet Pengin Kawin
45 Mau Tapi Malu
46 Apa Ada Orang Lain Di Hatimu?
47 Itu Ayah
48 Sama Persis
49 Menginap Semalam
50 Cemburunya
51 Karna Kecewa
52 Salah Paham
53 Maafkan Aku
54 Pembalasan Untuk Keysa
55 Permintaan Kecil Nayla
56 Ada Perubahan
57 Selagi Ada Kesempatan
58 Rahasia Nazmi Terbongkar
59 Pendapat Nayla
60 Mencelakai
61 Dia Ingin Pergi
62 Diam Tetapi Sangat Peduli
63 Menunda Keberangkatan
64 Menyelamatkan Nayla
65 Melewati Masa Kritis
66 Hanya Promosi
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Awal Hidup Baru
2
Dianggap Tidak Ada
3
Lupa Diri, Lupa Waktu
4
Dianggap Hina
5
Seperti Robot Berwujud Manusia
6
Tidak Pantas Untuk Ditangisi
7
Dapat Dukungan
8
Dalam Pertengkaran
9
Akan Aku Dapatkan
10
Mungkinkah Dia Peduli
11
Mustahil Baginya
12
Mendadak Humble
13
Krisis Ekonomi
14
Pantaskah Aku?
15
Panik
16
Merasa Bersalah
17
Kadang Menjengkelkan
18
Kecupan
19
Demam
20
Tidur Bersama
21
Bimbing Aku
22
Canggung
23
Rencana Menikah
24
Pergi Ke Taman
25
Pergi Ke Taman 2
26
Menolong Si Kecil
27
Hikmah Dari Masalah
28
Belajar Masak
29
Tiada Hentinya
30
Godaan
31
Visual
32
Terjadi Padaku
33
Aku Ingin Bersamamu
34
Pingsan
35
Membawa Kenangan
36
Seperti Ayahnya
37
Menjaga Batasan
38
Tidak Memaksa
39
Aku Kembali
40
Dipertemukan Kembali
41
Masih Menyebalkan
42
Saling Memaafkan
43
Anjing Galak
44
Ngebet Pengin Kawin
45
Mau Tapi Malu
46
Apa Ada Orang Lain Di Hatimu?
47
Itu Ayah
48
Sama Persis
49
Menginap Semalam
50
Cemburunya
51
Karna Kecewa
52
Salah Paham
53
Maafkan Aku
54
Pembalasan Untuk Keysa
55
Permintaan Kecil Nayla
56
Ada Perubahan
57
Selagi Ada Kesempatan
58
Rahasia Nazmi Terbongkar
59
Pendapat Nayla
60
Mencelakai
61
Dia Ingin Pergi
62
Diam Tetapi Sangat Peduli
63
Menunda Keberangkatan
64
Menyelamatkan Nayla
65
Melewati Masa Kritis
66
Hanya Promosi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!