Kakak-kakak … please, bantu karya ini masuk ke dalam rangking karya baru ya 🙏🥺🤭. Dengan cara komentar, oke, vote dan kasih rating 5.
*
*
Selama tiga hari Laras di rumah sakit, selama itu juga Al menemani calon istrinya. Laras tak bisa menahan diri agar tidak kagum dan jatuh ke dalam pesona Al. Pria itu punya sejuta pesona yang bahkan tidak dimiliki oleh siapapun.
Perhatian yang diberikan oleh Teuku Muhammad Al-Ghazali kerap kali membuat Laras tersipu malu. Diam-diam gadis itu memperhatikan Al yang sedang membaca Al Qur'an. Pria itu mengira kalau Laras tadinya tertidur.
Dia yang bosan memilih untuk baca Al-Qur'an. Sungguh luar biasa, bukan? Pria hebat sepertinya, merasa bosan bukan bermain ponsel, melainkan membaca Al Qur'an.
Al membaca surah Ar-Rahman sampai habis. Suaranya sangat merdu dan menyejukkan telinga Laras. Hati wanita itu terasa adem dan sangat tenang. Laras merasa sepertinya berada di Padang pasir lalu bertemu dengan danau.
"Apa Allah tidak salah mengirimkan jodoh untukku? Walau hanya 99 hari menjadi istrinya. Tetap saja aku yang lebih diuntungkan. Aku bisa menyentuh nya sepuas hati dan harta kekayaan nya jatuh ke tanganku. Dia pria baik dan Sholeh. Berbanding terbalik denganku. Apa benar dia akan menjadi suamiku?"
Laras masih ragu dalam hati. Dia tidak habis pikir dengan algoritma jodoh dari Allah. Dia yang mantan pezina, belum juga bertaubat. Tapi, sudah bertemu dengan pria Sholeh seperti Al yang mau melamarnya.
Al meletakkan Al-Qur'an di atas meja, lalu menoleh ke arah Laras. Sedikit terkejut sebab gadis itu telah bangun.
"Kamu sudah bangun?" tanya Al basa-basi membuat Laras tersenyum manis.
"Seperti yang kamu lihat. Aku sudah bangun. Kapan kita pulang?" tanya Laras yang tak sabar pulang, lebih tepatnya tak sabar menikah dengan Al.
Sebab dia tahu kalau setelah pulang dari sini, Al akan menikah dengan Teuku Muhammad Al-Ghazali. Nama indah pria itu telah bertahta dalam hatinya.
Banyak hal yang ingin dilakukan oleh Laras setelah menikah nanti. Dia sangat tak sabar bisa bersama dan menyatu dengan Al-Ghazali.
"Hari ini kita akan pulang. Kata dokter keadaanmu sudah membaik dan susah bisa dibawa pulang!" jawab Ak cepat membuat Laras tersenyum ceria.
Tampak lesung pipi di wajah gadis itu. Pipinya merona malu, tidak sabar untuk menikah dengan Al. Membayangkan mereka berdua akan menikah dan mendengar pria di hadapannya ini mengucapkan ijab qobul membuat jantung Laras berdegup kencang.
Demi apapun, hatinya sedang tak baik-baik saja sekarang. Dia sangat ingin berlari memeluk Al-Ghazali. Tetapi, terlalu malu untuk melakukannya.
"Yes, akhirnya aku bisa pulang dan bebas dari makanan rumah sakit!" pekik Laras bahagia membuat Al terkekeh kecil.
"Dasar anak gadis," ujar Al pelan terdengar oleh Laras membuat gadis itu menggaruk pipinya yang tak gatal.
"Aku harus, tapi rasa janda. Tidak apa-apa, 'kan, Al?" tanya Laras ceplas-ceplos membuat pipi pria itu langsung memerah sampai telinga.
Pertanyaan macam apa itu yang keluar dari mulut Laras? Mengapa gadis itu tidak malu sedikitpun?
Tahukah Laras kalau Teuku Muhammad Al-Ghazali ini masih perjaka. Umurnya boleh hampir kepala tiga. Tetapi, untuk berpegangan tangan dengan lawan jenis saja dia belum pernah.
Dia terlalu malu dan menjaga dirinya. Tidak mau berbuat hal yang mampu mengundang murka Allah. Al hamba yang taat, dia tidak berani melakukan hal-hal aneh.
Laras yang menyadari perubahan wajah Al pun langsung tersenyum usil dan genit. Dia memasang wajah aslinya, karakter Laras yang sebenarnya adalah usil, jahil, genit, manja, cerita dan baik hati. Tetapi, karakternya di bunuh oleh orang-orang di masa lalunya. Lebih tepat lagi yang membunuh karakternya adalah keluarga angkat Laras.
Namun, bertemu dengan Al, merupakan anugerah dari Allah. Dia layaknya penyejuk dan penyembuh rasa sakit. Hatinya yang galau, perih dan nyaris putus asa. Kini telah bangkit lagi, subur dan bahagia. Dia mempunyai tujuan hidup lagi. Yaitu untuk menjadi istri Al.
Karakternya yang di bunuh, perlahan sembuh dan bangkit menjadi karakter aslinya lagi.
"Ekhm … Al, kamu masih perjaka ya?" tanya Laras dengan nada menggoda menatap Al seraya mengerlingkan matanya genit.
Busett … gadis ini benar-benar membuat jantung Al tidak baik-baik saja. Ternyata pilihan Al tidak salah, memilih Laras menjadi istrinya membuat hari-harinya berwarna.
Tetapi, warnanya bukan pink atau ungu. Karena Laras bukan janda atau dara (gadis), Tetapi, dara rasa janda.
"Al, kok kamu diam saja? Kenapa nggak jawab? Ih … kok pipinya merah, Al? Malu yah? Aigo … kok malu-malu sih? Macam anak perjaka aja?"
Laras terus menerus menggoda Al membuat pria itu salah tingkah. Dia membuang wajahnya ke arah lain. Sesekali mengelus dadanya seraya mengucapkan istighfar berkali-kali.
"Astaghfirullah … astaghfirullah." Al-Ghazali mengelus dadanya dengan tangan yang bergetar, karena gugup. Jujur saja, selama hidup memang banyak sekali wanita yang mengejar-ngejar Al. Tetapi, mereka tidak ada yang seberani dan gesrek seperti Laras.
Rata-rata kalem, bukan barbar seperti Laras.
Gadis itu pun tertawa terbahak-bahak ketika melihat Al-Ghazali mengucapkan istighfar.
"Ha ha … ya Ampun, Al. Kok kamu dari tadi istighfar … macam lihat hantu aja? Aku ini manusia loh. Gadis cantik dan seksi! Bukan setan!" celetuk Laras setelah selesai tertawa.
Dia mengusap matanya yang berair karena Al-Ghazali yang sangat menggemaskan baginya. Perjaka, tetapi, lugunya kebangetan. Di goda sedikit saja langsung salting sang merah merona pipinya.
Al-Ghazali berdehem keras, guna menormalkan Ekspresi dan detak jantungnya. Dia lalu berlagak seperti biasa, wajahnya tak lagi merah merona seperti gadis perawan yang di goda crush nya.
"Justru karena kamu wanita, aku harus hati-hati. Karena godaan wanita lebih dahsyat dari rayuan setan! Wanita adalah ujian terberat bagi laki-laki. Lihat zaman sekarang, karena wanita, suami tega koruptor agar istrinya bisa bermewah-mewahan. Seorang pria tega membunuh pria lain gara-gara hasutan wanita. Kalian itu! Sangat berbahaya! Jadi, wajar kalau aku harus sering-sering istighfar bila berhadapan dengan wanita!"
Al-Ghazali berbicara panjang lebar. Membuat Laras lagi dan lagi kagum, setiap kata-kata yang keluar dari lisan Al-Ghazali. Sangatlah bermakna dan penuh ilmu pengetahuan. Membuat Laras jatuh ke dalam pesona Al-Ghazali.
Gadis itu pun cemberut.
"Huff … kamu tuh benar-benar idaman, Al. Maunya nikah sama kamu tuh sampai ke Jannah, tapi, apalah daya kamu yang bersikeras mau pergi jauh!" sungut Laras memajukan bibirnya dia sentimeter membuat Al-Ghazali tersenyum getir.
Ada sesuatu yang menghantam dadanya ketika mendengar perkataan Laras. Tetapi, dia tidak bisa berbuat banyak. Tidak ingin memberi harapan terlalu dalam pada Laras. Setidaknya bila nanti datang waktu mereka untuk berpisah, Laras tidak akan sedih atau kaget. Sebab, Al-Ghazali sudah memperingatinya.
"Makanya, ayo siap-siap. Biar kita cepat nikah! Hari ini aku bawa kamu pulang ke rumah nenek ku dulu. Besok kita nikah!" jelas Al membuat jantung Laras nyaris copot. Gadis itu menatap Al dengan sorot mata horor.
"Besok ki-kita nikah?" tanya Laras berusaha memastikan pendengarannya baik-baik saja.
*
*
Bersambung.
Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰🥰
Salem aneuk Nanggroe Aceh ❤️🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Adelia Rahma
yap gak salah lagi pasti Al sakit parah dan dia tidk mau memberi harapan yg tinggi jika umumnya sudah tidak lama e
2023-10-24
0
Yoo anna 💞
Yo gk salah laras gmg gtu mungkin dia sadar diri Al karena kata kata mu
2023-04-01
1
Erna Wati
kyknya ga ada laki" modelan al dijaman bgini klo yg perjaka rasa duda mah bnyk🤭🤭🤭🤭
2023-04-01
0