Laras nyaris tersedak ludahnya di kala mendengar tawaran pekerjaan yang diberikan oleh Al. Tidak pernah wanita itu bayangkan akan mendapatkan pekerjaan yang seperti itu. Apa dia salah dengar? Atau Al hanya bercanda saja?
"Maksud nya?" tanya Laras tak mengerti membuat Al tersenyum kecil.
"Apa kamu mau jadi istri saya?" Aku mengulangi pertanyaan nya. Pria itu menatap Laras dengan sorot mata tajam, menusuk hati Laras.
Jantung Laras berdetak tak karuan, untung saja gadis itu tidak punya riwayat sakit jantung. Kalau saja ada, pasti sekarang dia sudah koma. Karena tawaran dari Al sangat tak masuk di akal.
"A-aku ini mantan gundik suami orang, loh? Aku juga sudah cerita sama kamu kalau aku ini kerjanya sebagai wanita malam. Pekerjaan ku cuma buka paha buat pria, terus dapat uang!"
Laras memperjelas masa lalunya. Sangat tidak masuk akal kalau ada pria yang sudah tahu kalau wanita itu bekas wanita malam dan gundik pria lain, tetapi, malah mengajak wanita itu menikah.
Kalau ada orang lain yang mendengarnya pasti akan mengira kalau Al gila atau Laras yang pelet Al, agar pria itu mengajaknya menikah.
Sungguh di luar nalar, pikiran pria satu ini. Ada-ada saja tingkahnya.
Al yang mendengarnya pun tersenyum kecil. Matanya berubah teduh, memandangi Laras dengan sorot mata lembut, mampu membius hati Laras yang sedingin es, mencair layaknya air kran.
"Gila nih, laki. Gantengnya spek pangeran surga," batin Laras tak bisa menahan kekaguman nya.
Bayangkan saja, Al tampan, Sholeh, bahkan terlihat seperti orang kaya. Laras tahu itu dari jam rolex yang dipakai oleh Al. Pria ini benar-benar nyaris mendekati kata sempurna.
"Saya tidak sedang bercanda, Laras. Saya serius ingin mempersunting kamu untuk menjadi istri saya. Apakah kamu mau jadi istri saya? Kalau tidak mau ya, nggak apa-apa."
Pria itu memperjelas maksud nya membuat Laras membatu untuk sesaat. Dia seperti orang linglung saat ini. Tidak pernah ada pria yang melamarnya, membuat gadis itu terdiam beberapa saat.
Laras tak ingin berpikir panjang, rasa syukur diucapkan dalam hati. Gadis ini tidak pernah membayangkan akan mendapat jodoh spek pangeran surga seperti Al.
"Baiklah, aku mau jadi istri kamu!" balas Laras tersenyum manis. Matanya berbinar terang, sangat semangat menerima pekerjaan dari Al.
Pria itu tersenyum lebar menampilkan deretan gigi putihnya yang berjejer rapi. Dia segera duduk di kursi penjaga.
"Oke, setelah kamu pulang dari rumah sakit. Kita akan menikah, tapi, kalau nikahnya sederhana apa tidak apa-apa? Soalnya saya tidak suka keramaian, nanti saat kita menikah hanya keluarga inti saya saja yang datang!"
Al berbicara hati-hati dengan Laras. Gadis itu langsung menganggukkan kepalanya dengan penuh semangat. Tak masalah mau pesta mewah atau sederhana, yang jelas dia menikah dengan pria baik seperti Al.
"Aku terserah sama kamu saja. Mau mewah, sederhana atau hanya menikah di KUA saja aku mau. Yang penting kita halal dan aku bisa ajak kamu cip*kan … upss … maksudku."
Laras menutup mulutnya, terkejut mendengar ucapan nya sendiri. Gadis itu kelepasan dalam berbicara, kebiasaan buruknya adalah tidak bisa menyensor setiap kata-kata yang keluar dari mulutnya. Bekerja menjadi wanita malam, berhadapan dengan klien kurang ajar dan kasar, membuat Laras ikutan kasar. Sebab, kalau dia lembut dan menye-menye hanya akan mendapatkan perlakuan hina dari klien.
Efek lingkungan bebas mampu menciptakan karakter Laras yang keras dan kasar.
Al yang mendengar ucapan Laras, wajahnya langsung merah merona. Sepertinya setelah menikah hari-harinya akan berwarna, karena dia mendapatkan istri seperti Laras yang jelas-jelas beda frekuensi dan haluan.
Tetapi, tak masalah. Justru dia perlu wanita yang seperti Laras.
"Tapi, sebelum itu. Saya punya syaratnya!" ujar Al berusaha mengalihkan pembicaraan nya. Karena suasana sedang canggung.
Laras mengernyitkan dahinya. Dia menatap Al dengan sorot mata kebingungan.
"Persyaratan apa?" tanya Laras menatap Al dengan sorot mata kebingungan.
Teuku Muhammad Al-Ghazali menarik nafasnya dalam-dalam. Dia menegakkan tubuhnya menatap Laila dengan sorot mata serius.
"Kita hanya akan menikah selama 99 hari, setelahnya saya akan menceraikan mu, dan semua harta saya akan jatuh ke tangan mu!" jelas Al membuat tubuh Laras tersentak kaget.
Dia seperti dibawa terbang tinggi-tinggi lalu dihempaskan ke kurang terdalam. Gadis ini menatap Al dengan sorot mata tak percaya, apa maksud dari perkataan Al? Apa pria ini menganggap pernikahan sebagai lelucon?
"Kamu gila?! Ha … ha, aku tidak menyangka pria yang kelihatannya Sholeh sepertimu mengatakan sesuatu yang jahat seperti tadi. Apa kamu pikir pernikahan adalah sebuah lelucon? Meski aku tidak taat agama, tapi, aku tahu kalau yang namanya pernikahan itu sakral, ada Allah dan malaikat yang menyaksikan ijab qobul. Pernikahan itu Sunnah Rasulullah, siapa yang mempermainkan atau meremehkan Sunnah, maka neraka tempatnya!"
Laras menyemprot Al dengan kata-kata nya. Jujur saja Teuku Muhammad Al-Ghazali terkejut mendengar kalau Laras berbicara seperti tadi, menjadi tamparan keras baginya.
Tetapi, tanpa diingatkan, Al juga tahu akan itu. Teuku Muhammad Al-Ghazali tidak marah atau sakit hati, dia tersenyum lembut.
"Aku tahu … aku tidak mempermainkan agama! Tapi, setelah 99 hari nanti, aku akan pergi jauh dan kita tidak bisa bersama lagi!"
Al membalas perkataan Laras dengan senyuman manis terpasang di wajahnya. Sedangkan mata Al berkaca-kaca seperti orang yang menahan tangis.
"Jauh? Sejauh mana?" tanya Laras tak mengerti membuat Al membuang wajahnya ke sembarang arah.
Dia tidak mau bertatapan dengan Laras. Pria itu tidak ingin lemah di hadapan wanita. Dia harus kuat dan tegar.
"Yang jelas tempatnya jauh, dan tidak akan ada kamu di sana! Saya akan pergi ke tempat yang tidak ada seorang pun bisa menemani saya di sana!" jelas Al membuat Laras semakin penasaran.
Dia mencoba mencari jawaban dalam diam. Gadis itu menatap Al yang tak mau menatapnya. Dia mencoba terus mencari jawaban, namun nihil. Tidak ada jawaban pasti dari logikanya.
"Bagaimana? Kamu mau menikah dengan saya atau tidak? Bila mau, maka saya tidak akan mencari istri yang lain!" tambah Aku serius membuat Laras kembali terhenyak.
Pria ini? Penuh teka-teki dan sangat misterius. Tampaknya sangat terbuka, nyatanya tidak.
Bukankah ada orang seperti Al? Tampak terbuka dan ramah, tapi, sangat misterius dan tertutup.
Laras terdiam sejenak. Gadis itu menggigit bibir bawahnya. Logika dan batinnya setuju kalau dia menikah dengan Teuku Muhammad Al-Ghazali, karena tampaknya pria itu sangat baik.
Laras menghembuskan nafasnya secara perlahan. Dia kembali menatap dalam bola mata Al-Ghazali.
"Baiklah, aku mau menikah denganmu, Mas Al!" jawab Laras mantap membuat Al tersenyum kecil.
"Mas Al?" ulang pria itu membuat pipi Laras merona.
*
*
Mohon dukungannya teman-teman, semoga karya ini menang lomba 🤭❤️🥰🙏
Bersambung.
Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰🥰
Salem aneuk Nanggroe Aceh ❤️🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
jangan dong msti ada rhsia sm.Al ki
2023-12-08
0
revinurinsani
mulai.sedih thor
2023-11-24
0
Adelia Rahma
ap Al sakit ya kok ngomong nya dalam banget dan jauh.. seakan-akan dia akan pergi tuk selama lamanya
2023-10-24
0