Poligami?

Dia sudah bersiap-siap untuk membalas kata-kata tajam wanita tua dia hadapannya. Namun, terpaksa dia urungkan saat Al-Ghazali berbicara.

"Tidak ada yang salah. Aku memandangnya dengan penuh cinta, oleh sebab itu banyak kelebihan yang aku dapati darinya. Sedangkan, Bunda memandangnya dengan penuh kebencian, oleh sebab itu, yang terlihat hanya kekurangan saja!" balas Al-Ghazali mampu membuat sang Tante kalah telak

Dia terdiam memendam amarahnya. Nafasnya terdengar memburu, sebab menahan api amarah dalam hatinya.

"Kalau begitu tidak masalah. Bunda, merestui pernikahan kalian berdua. Tapi, dengan syarat kamu harus melakukan poligami!" ujar sang Tante membuat Al-Ghazali yang awalnya tersenyum cerah langsung berubah pias.

Poligami?

Al-Ghazali dipaksa untuk melakukan poligami? Ha ha yang benar saja. Laras tidak akan mau, dia bersiap-siap untuk menyerang wanita tua di hadapannya. Tidak peduli wanita itu adalah Tante Al-Ghazali.

Namun, sebelum itu terjadi. Al-Ghazali kembali berbicara dengan nada dingin. Membuat Laras cukup terkejut, sebab kali ini dia bisa merasakan aura suaminya berubah menjadi dingin dan murka.

"Sampai mati aku tidak mau poligami. Meski agama mengizinkannya!" tegas Al-Ghazali dengan nada lantang membuat sang Tante menatap tajam iris mata keponakannya.

"Artinya kamu menentang poligami!" sanggah sang Tante tajam.

"Aku tidak menentang, tapi, aku tidak setuju untuk poligami. Agama memang mengizinkan, Rasulullah juga melaksanakan poligami. Tetapi, Rasul itu sudah terjamin keasliannya, rasul adalah manusia paling adil dan paling benar. Sedangkan aku hanya manusia pendosa yang berusaha untuk terus bertaubat guna meraih cinta Allah! Satu istri saja belum tentu aku bisa menjaga dan membahagiakan nya dengan baik. Apalagi kalau sampai punya dua istri atau empat istri! Bisa-bisa di akhirat nanti aku menghadap Allah dengan cara berjalan condong sebelah, karena tidak bisa adil pada istri-istri ku!" tegas Al-Ghazali panjang lebar tidak memberikan waktu untuk sang Tante berbicara.

Pria tampan itu benar-benar kecewa pada sang Tante yang tega menyuruhnya poligami. Padahal, tantenya juga wanita.

Laras tersenyum senang. Dia bersyukur punya suami yang setia dan paham ilmu agama seperti Al-Ghazali.

"Tapi, ilmu agamanya tidak sebanding dengan ilmu agama para wanita di keluarga kita, Al. Sama saja kau telah merusak generasi kita! Ingat … ibu yang baik akan melahirkan generasi yang baik. Kalau ibunya berlidah tajam dan tidak sopan santun sepertinya, maka terjamin sudah kalau anak yang lahir dari rahimnya juga rusak!" bantah sang Tante mencari segala cara untuk memisahkan Laras dan Al-Ghazali.

"Istri yang tidak baik, maka sudah menjadi tugas suaminya untuk membimbingnya dalam kebaikan. Bukan, malah melakukan poligami dengan alasan istrinya kurang baik. Kalau ada suami begitu, berarti bukan istrinya yang tidak baik, tapi, dia yang memang tidak waras! Lagian istri itu manusia, bukan malaikat yang tidak punya salah dan dosa. Hati-hati, Bun. Setan itu tugasnya cuma dua! Bila dia gagal membuat manusia menjadi jahat, dia akan menghasut manusia menjadi baik."

"Dan satu lagi! Ingat Rasulullah pernah bersabda: Di akhirat nanti ada tiga golongan yang pertama kali dilempar ke dalam neraka. Golongan pertama adalah ahli agama yang tidak pernah merasa bersalah, mereka beribadah dan belajar agama hanya untuk mendebat orang lain dan mencari kesalahan orang lain. Kedua adalah golongan yang dermawan. Berbuat kebaikan, sedekah sana sini, tahu-tahunya cuma mengejar popularitas saja. Ketiga adalah golongan mujahid, mereka berperang bukan karena Allah, tapi, karena ingin diberi gelar pahlawan saja!" tegas Al-Ghazali panjang lebar menasehati sang Tante agar tak salah kaprah.

*

*

Bersambung.

Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰🥰

Salem aneuk Nanggroe Aceh ❤️

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***