"Nona, saya akan membantu Nona untuk membersihkan diri. Ayo masuk!" ucap Xiao Yen sambil mengulurkan tangannya. Dia membantu Qing Xia untuk masuk ke dalam bak air hangat.
Qing Xia merasa perih di sekitar tubuh bagian bawah, dia mengingat kembali semua hal yang di lakukan oleh Han Ze Xin. Mulai dari membelai, mencium, meraba, menjilati, mengul*m hingga memasukkan benda tumpul tak bertulang ke dalam tubuhnya.
Tiba-tiba saja perasaan aneh itu datang kembali, dia mengingat rasa nikmat yang memabukkan dirinya, membuatnya ingin mencicipi lagi rasa itu.
"Siapa laki-laki itu? Kenapa dia mirip sekali dengan laki-laki yang menjadi target terakhir dari misiku? Laki-laki yang sudah menyelamatkan nyawaku ketika aku kecil. Aku... aku ingin bertemu lagi dengannya." benak Qing Xia.
"Nona, airnya sudah mulai dingin. Nona masih ingin berendam?" tanya Xiao Yen, karena sudah lama waktu berlalu, namun Qing Xia masih belum juga keluar dari bak air.
"Tidak. Tolong ambilkan handuk!" pinta Qing Xia.
Xiao Yen mengerutkan alisnya, dia lalu bertanya dengan wajah bingung. "Nona, handuk itu apa?"
"Duh, di jaman ini mana ada yang namanya handuk." benak Qing Xia.
"Kain, ambilkan aku kain untuk mengeringkan badan." pinta Qing Xia lagi.
Xiao Yen membantu mengeringkan tubuh Qing Xia, dia lalu memakaikan pakaian berwarna coklat muda. Qing Xia lalu duduk di sebuah kursi kayu, Xiao Yen menyisir rambut hitam yang memanjang hingga ke pinggang Qing Xia.
"Tidak perlu di sisir lagi, aku mau tidur sekarang." ucap Qing Xia.
"Baik, Nona! Kalau begitu, saya akan menunggu Nona di luar." jawab Xiao Yen.
"Kenapa kau harus menunggu ku?" tanya Qing Xia dengan wajah bingung.
"Saya ingin melindungi Nona, saya akan berjaga bersama para prajurit di depan." jawab Xiao Yen.
"Hahahaha...! Sudahlah, lebih baik kamu kembali saja ke kamar. Tidak ada gunanya juga kamu berjaga di depan. Jika ada pembunuh, yang bisa kamu lakukan hanya ketakutan sampai menangis." sindir Qing Xia mengingat kenangan beberapa hari yang lalu.
"Hehe... Benar juga, kalau begitu saya akan kembali ke kamar. Selamat beristirahat Nona, semoga anda bermimpi indah!" ucap Xiao Yen.
Gadis muda itu keluar, dia menutup kembali pintu kamar. Qing Xia tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. "Dasar gadis lugu!" ucapnya sambil membaringkan tubuh di atas ranjang.
"Siapa orang yang menginginkan nyawa gadis ini? Kenapa dia ingin membunuhnya? Bukankah dia terlalu muda dan lemah untuk memiliki musuh yang sekejam itu?" pikir Qing Xia.
Qing Xia memejamkan mata, dalam benaknya muncul sosok seorang laki-laki. Wajah tampan yang tidak asing di kehidupan masa lalu, seorang laki-laki yang bernama Han Ze Xin.
Qing Xia membuka matanya, dia lalu berkata. "Benar, nama yang tertera di daftar misi ku yang gagal. Han Ze Xin, nama dari penyelamatku."
"Dia mirip sekali dengan Han Ze Xin, target dari misi terakhir yang aku dapatkan. Tapi, kenapa dia melakukan perbuatan itu terhadapku? Apakah di sini, dia adalah seorang pria yang mesum?" benak Qing Xia.
Qing Xia memikirkan banyak hal, dia bahkan merencanakan bagaimana cara membalaskan dendam untuk pemilik tubuh yang asli ini, sementara kedua wanita yang harus dia balas sudah pergi entah ke mana.
Hari mulai gelap, Qing Xia tertidur setelah lelah memikirkan banyak hal di dalam kepalanya. Jenderal Yang baru saja kembali dari markas, dia segera menuju ke kamar Qing Xia.
Melihat putrinya yang tertidur lelap, Jenderal Yang tidak tega membangunkannya. Akhirnya dia hanya menatap wajah cantik Qing Xia yang sedang tertidur. Setelah beberapa saat, pria itu kembali ke kamarnya sendiri.
Begitu Jenderal Yang menutup pintu kamar Qing Xia, seorang laki-laki yang memakai topeng turun dari atas langit-langit. Dia mendekat ke tempat tidur Qing Xia, perlahan dia mengeluarkan sebelah tangan wanita itu dari dalam selimut.
"Racun di dalam tubuhnya sudah keluar semua, dia akan baik-baik saja sekarang." benak Han Ze Xin.
Han Ze Xin membelai lembut wajah Qing Xia, dia lalu membisikkan sesuatu di telinganya. "Sepertinya kau sangat menikmati belaian dariku!"
Wanita itu langsung membuka mata, dia menyerang Han Ze Xin dengan tusuk rambut yang disembunyikan di balik selimut.
"Hei, kau mau mencoba membunuh penyelamatmu ya?" ucap Han Ze Xin yang masih menutup wajah dan berperan sebagai Tabib cabul di hati Qing Xia.
"Kau ini hanya orang cabul dan mesum yang pantas mati!" sindir Qing Xia dengan wajah dingin.
"Benarkah? Sepertinya kau tidak mengerti arti dari kata cabul, aku akan memberitahumu sekarang juga!"
Han Ze Xin mendekat, dengan cepat dia menarik lengan Qing Xia hingga tubuh kecil gadis itu terjatuh ke dalam pelukannya. Qing Xia mendongak ke atas, dia melotot ke arah mata Han Ze Xin.
Tanpa disangka, Han Ze Xin langsung menempelkan bibirnya ke bibir Qing Xia. Gadis itu meronta, dia mendorong tubuh kekar Han Ze Xin dengan kedua tangan. Namun tidak berguna, sebab tubuh laki-laki itu sama sekali tidak bergerak. Seakan tenaga Qing Xia tidak berarti apa-apa bagi Han Ze Xin.
Puas memainkan lidahnya di dalam sana, Han Ze Xin melepaskan pelukannya. Dia lalu mundur ke belakang, menjauh dari tubuh Qing Xia yang kembali menyerangnya.
"Brengsek!" ucapnya kepada laki-laki itu.
Han Ze Xin hanya tersenyum, hatinya merasa senang bisa mempermainkan Qing Xia hingga naik darah.
"Wajah marahnya juga sangat cantik!" benak Han Ze Xin.
"Ini lah arti dari kata cabul, tapi itu belum seberapa. Aku masih bisa mengajarimu arti dari kata cabul yang lebih mendalam." ucap Han Ze Xin sambil tersenyum.
"Mati saja sana!" rutuk Qing Xia dengan wajah kesal dan marah.
Han Ze Xin kembali meraih lengan Qing Xia, dia melepaskan pakaian di tubuh gadis itu dalam sekejap saja. Membuat Qing Xia terperanjat, kaget dan terkejut karena tubuhnya kini hanya di tutupi sehelai kain tipis yang menahan kedua bukit kembarnya.
Wajah Qing Xia semakin marah, keinginan untuk membunuh Han Ze Xin langsung tumbuh di hatinya. Kaki Qing Xia berjalan mundur beberapa langkah, dia mengambil cangkir yang berada di atas meja, cangkir itu lalu dilempar ke arah Han Ze Xin.
Lagi-lagi meleset, Han Ze Xin tersenyum sinis melihat gerakan Qing Xia yang sedikit membuatnya kewalahan. Dia kembali menarik lengan Qing Xia, "Kau benar-benar ingin membunuhku?" tanyanya dengan tatapan dingin.
"Benar, laki-laki sepertimu tak layak hidup!" balas Qing Xia yang membuat hati Han Ze Xin sedikit tertusuk.
Senyum di wajah Han Ze Xin menghilang, yang tersisa hanyalah tatapan dingin ke arah Qing Xia. Dia menghempas tubuh Qing Xia ke atas ranjang, dengan sebelah tangan dia menahan kedua lengan Qing Xia di atas kepala.
"Ini hukuman untukmu!" ucap Han Ze Xin.
"Aaaa..."
^^^BERSAMBUNG...^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
ŕhàďýt
suara apa itu Aaaaaaaa🤔🤔🤔
2023-04-20
0
resaiza
qing xia marah krena dia tidak tahu kamu han ze xin dia kira kmu tabib cabul bukn orang yng melalui malm pertma bersamamu coba klau kmu buka topng kmu pasti dia gk akn marah
next kk
2023-03-06
4