Anne jadi penasaran kenapa para menteri itu hanya bergabung dengan orang orang tertentu.
Disamping Anne ada seseorang yang menatap tajam kearah Anne. Orang itu mendengar ucapan dari mulut Anne, orang itu memutuskan untuk mendekat kearah Anne.
"Saya merasa beruntung sekali bisa bertemu kembali dengan tuan putri." ucap laki laki itu.
Anne menoleh, Anne menatap sinis kearah Yega. Apa Yega dari tadi mengikuti Anne?
"Saya tidak mengikuti tuan putri. kebetulan saja saya sama tuan putri bertemu kembali di Aula."
Apa Yega tahu isi hati Anne?. Wah Yega aneh sekali.
"Lalu kenapa kamu bisa ada disini?"
"Saya memang berniat mengunjungi Ayah saya tuan putri. apakah tampang saya seperti seorang kriminal? apakah karena itu tuan putri selalu waspada dengan kehadiran saya?"
"Aku hanya waspada dengan orang asing." jawab Anne.
"Kenapa harus waspada? tuan putri bukan sasaran saya."
Anne menatap Yega dengan kening berkerut.
"Sasaran? memangnya ada apa dengan sasaran?"
Yega tersenyum manis siapapun yang melihat senyum Yega pasti bakal kelepek klepek jatuh kedalam pesona Yega tapi tidak dengan Anne. Anne merasa bahwa Yega penuh dengan misteri. Setelah ini Anne harus waspada dengan Yega.
"Tuan putri tidak usah tau, karena kalau tuan putri tau pasti tuan putri memilih untuk keluar dari kerajaan." ungkap Yega.
"Dari awal aku memang ingin keluar dari kerajaan. Dan itu tidak ada campur tangan orang lain." ungkap Anne.
Yega hanya bisa tersenyum. Anne memang wanita kuat yang tidak banyak yang tau.
"Apakah tuan putri kesini mau bertemu dengan ayahanda saya?"
Anne menggeleng. "Pertama aku kesini hanya ingin berjalan jalan, lalu tadi aku hanya penasaran dengan tampang paman ku. hanya itu saja tidak lebih."
Anne dan Yega terdiam.
"Tuan putri harus aman, dan tuan putri sebaiknya jangan pernah tau masalah para menteri agar tuan putri aman." ucap Yega tiba tiba.
"Tuan putri juga jangan masuk kedalam lingkungan politik, itu sama saja tuan putri masuk kedalam kandang singa yang sedang kelaparan." lanjut Yega.
"Aku bukan makan singa dan aku tidak akan menjadi makanan singa, aku akan menjadi pawang para singa itu." ucap Anne.
Yega tersenyum, Anne memang sangat keras kepala sekali. Anne sepertinya susah ditaklukan.
"Sebaiknya kamu menemui ayahanda mu saja tuan Yega, karena berada disamping ku saat ini sepertinya tidak ada untungnya. Silakan anda bisa menemui ayahanda mu." Anne mempersilahkan Yega.
Anne melangkah terlebih dahulu meninggalkan Yega. Yega akhirnya menemui ayahandanya.
"Selamat pagi tuan tuan ku." Yega menyapa.
Para menteri yang sedang berbincang dengan Menteri Kega beralih memperhatikan Yega.
"Tumben sekali kamu kesini Yega, ada apa?"
"Saya hanya ingin menyapa ayahanda saya tuan tuan ku." jawab Yega.
"Silakan, kami akan pergi terlebih dahulu."
Para menteri meninggalkan Menteri Kega bersama dengan Yega.
Menteri Kega menatap anaknya dengan tatapan datar.
Menteri Kega melangkah, Yega mengikuti langkah sang ayah.
"Apakah ada masalah ayah?" Yega bertanya.
Menteri Kega menghembuskan nafas. "Kalau ayah sudah begini pasti ada masalah."
"Masalah apa ayah? apakah masalah besar?"
"Yang Mulia mengatakan jika Putri Dekieta ingin menjadi pendamping hidup Pangeran Jeha." ungkap Menteri Kega.
Yega tampak kebingungan. "Lalu kenapa itu menjadi masalah ayah? bukannya bagus karena Pangeran Jeha pandai sekali dalam bela diri dan membuat kerajaannya berjaya."
Menteri Kega menoleh kearah Yega.
"Itu menjadi masalah, menteri dari kubu kita menolak itu, Putri Dekieta tidak boleh menjadi seorang Ratu yang hanya bisa diam karena dibawah pimpinan Raja. Putri Dekieta harus menjadi Ratu dikerajaannya sendiri tanpa harus terbayangi oleh kekuasaan Raja, apalagi kalau itu Jeha." ungkap Menteri Kega.
"Lalu apa yang akan ayah lakukan?"
Menteri Kega tersenyum. "Kalau bisa para menteri kubu kita akan mengusulkan calon raja yang bisa diandalkan, Raja dibawah kendali Ratu."
"Apa ayah sudah menemukan calon pendamping Putri Dekieta?" Yega bertanya karena penasaran.
Menteri Kega mengangguk.
"Yah aku sudah menemukan."
Yega mengikuti langkah kaki ayahandanya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Anne menghentikan langkahnya, kakinya terasa pegal sekali.
"Aku ingin ke kebun kerajaan tapi sepertinya kondisi ku masih kurang sehat." ucap Anne.
Sarah mendekat, "apa tuan putri mau berkunjung ke balai pengobatan?"
Anne menatap Sarah dengan tatapan terkejut. "Dikerajaan ini ada balai pengobatan? aku baru tau, kenapa kalian tidak mengatakannya dari kemarin kemarin?"
Ena tertawa karena ulah Ena banyak dayang yang menatap Ena sinis, berani beraninya Ena menertawakan Anne.
Dayang yang disebelah Ena menyengol tangan Ena.
"Yah jangan menertawakan tuan putri, kamu pasti akan mendapatkan hukuman." lirih dayang itu.
Ena senyum senyum tidak percaya dengan perkataan dayang itu, orang lain belum mengenal Anne padahal Anne sangat baik layak sekali menjadi seorang Ratu.
"Disini memang ada balai pengobatan tuan putri, disana banyak tabib tabib yang menyediakan obat dan memeriksa keadaan penghuni kerajaan."
"Aku ingin kesana tapi kondisi ku tidak memungkinkan, sebaiknya aku kembali saja kekediaman ku."
"Baiklah kalau begitu tuan putri."
Anne melangkah dan diikuti oleh para dayang dayang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments