"Semengerikan itu kah hukuman jika kalian ketahuan meracuni keluarga kerajaan?"
Ketiga dayang itu mengangguk.
"Tapi kalau aku jujur kalian tidak akan mendapatkan hukuman bukan?"
Sarah menggeleng, "kita tetap mendapatkan hukuman karena biasanya seorang putri atau keluarga kerajaan tidak akan jujur jika masalah tentang para dayang."
Anne jadi merasa bersalah padahal bukan salah Anne.
Anne menatap ketiga dayang tersebut. Anne berjanji tidak akan lagi membuat para dayang dayangnya kesusahan.
"Ini permintaan ku mungkin terdengar menyeramkan tapi aku sangat ingin sekali mandi disungai itu. Kalian tentu mau ikut bukan?"
Ketiganya mengangguk, percuma juga menolaknya nanti malah jadi masalah besar untuk ketiga dayang itu.
Anne senang sekali, walaupun tidak ada Tuv yang menemani ternyata Anne masih bisa keluar dengan perasaan senang.
Anne dan ketiga dayang itu berjalan menuju kesungai. Setelah sampai ditepian sungai untuk mandi, ketiga dayang dan Anne segera melepaskan pakaian luar mereka, mereka masih memakai pakaian dalam berupa gaun berwarna putih polos.
Mereka akhirnya bisa berendam di air sungai.
"Bagaimana tuan putri? apakah anda menyukai mandi di air sungai ini?" Sarah bertanya.
"Aku senang sekali, ternyata air sungai dingin sekali."
Ena dan kedua sahabatnya itu jadi takut. Ena segera mendekat kearah Anne dan menarik Anne dari air sungai. Kedua sahabat Ena juga mendekat kearah Anne.
"Ada apa Ena? kenapa kamu menarik ku keluar dari air?" Anne bertanya karena bingung dengan sikap Ena.
"Kami takut jika tuan putri akan sakit, sebaiknya tuan putri segera keluar dari air dan tuan putri segera berjemur agar pakaian tuan putri menjadi hangat." jawab Dora.
"Kenapa aku sakit setelah mandi disungai? apakah air sungai ada racunnya?"
Sarah menggeleng, "bukan begitu tuan putri, namun jika tuan putri kedinginan pasti badan tuan putri akan demam keesokan harinya."
Anne menggeleng. Anne tersenyum dan Anne menarik tangan Ena, Sarah dan Dora secara bergantian.
"Kalian tenang saja. Aku sudah besar dan aku tau mana yang baik dan buruk untuk diri ku sendiri."
Ena menghela nafas lelah. "Tapi tuan putri ini bukan tentang baik dan buruk tapi tentang kesehatan tuan putri."
"Lebih baik tuan putri segera naik kedaratan."
Seperti kisah putri duyung.
Anne menggeleng tidak setuju.
"Aku masih ingin mandi disungai."
Ena sudah seperti orang tua Anne dan Anne sudah seperti bocah kecil yang belum mau disuruh pulang.
"Ayoklah tuan putri. Kami tidak mau tuan putri kenapa kenapa. Jadi ayo kita keluar dari sungai ini." ungkap Ena.
Karena merasa kasian kepada dayang dayangnya, akhirnya Anne menuruti kemauan Ena.
Anne berjemur dibawah sinar matahari begitu pula dengan ketiga dayang yang setia menemani Anne.
"Cuacanya cerah sekali yah." ucap Anne yang diangguki oleh Dora.
"Tuan putri pasti senang bisa keluar setelah menunggu sekian lama." Dora keceplosan padahal berita kebebasan Anne hanya diketahui beberapa orang penting saja.
Anne menatap Dora curiga.
"Kenapa kamu tau tentang aku yang tidak boleh keluar istana ku? kamu siapa? dan juga kamu mendengar berita itu dari siapa?" Anne memberondong semua pertanyaan.
Dora langsung terdiam karena takut akan dihukum oleh Anne, sepertinya mulut Dora harus dikontrol untuk tidak asal mengucap.
Dora langsung bersujud dihadapan Anne.
"Mohon maaf tuan putri, saya hanya seorang pelayan saja, mengenai berita itu saya mendengar dari pelayan pelayan Yang mulia Ratu." jawab Dora.
Ena dan Sarah yang melihat itu juga jadi takut sendiri. Mereka berdua juga ikut mendengarkan berita itu.
Anne meraih tubuh Dora, Anne juga menyuruh Dora untuk tidak bersujud dihadapannya.
"Jangan bersujud dihadapan ku, kamu pasti takut dihukum bukan?"
Dora mengangguk.
Anne tersenyum, "kalian bermasalah karena mendengarkan berita itu tapi bagiku itu tidak apa apa, mengapa berita seperti itu tidak patut didengarkan?."
Dora, Ena dan Sarah merasa lega.
Ena merasa aneh kenapa Anne tiba tiba murung.
"Tuan putri kenapa? apakah anda merasa sakit?"
Anne menggeleng.
"Lalu kenapa tuan putri murung?" Sarah bertanya.
"Aku teringat dengan pelayan pribadi ku." jawab Anne.
"Pelayan pribadi? pelayan Tuv?"
Anne mengangguk.
"Jadi Tuv benar benar mendapatkan hukuman?"
Lagi lagi Anne mengangguk.
"Kasian sekali. tapi bukannya Tuv hanya mendapatkan hukuman ringan?"
"Yah memang hukuman ringan tapi seperti tidak adil bagi bagiku."
"Tapi aku tidak bisa apa apa, karena menurut mereka aku tidak ada kekuasaan."
Ena, Sarah dan Dora menjadi pendengar setia cerita Anne.
"Yang sabar yah tuan putri, pasti tuan putri akan bertemu kembali dengan Tuv."
Anne dengan senang hati akan selalu menunggu kedatangan Tuv.
"Gaun tuan putri sepertinya sudah kering. ayo tuan putri kita segera kembali ke kediaman tuan putri."
Anne mengangguk. Mereka berempat segera memakai gaun luaran mereka. Setelah itu mereka pergi menjauh dari area sungai.
Anne sesekali bercanda diperjalan menuju ke kediamannya.
"Sepertinya kamu bahagia sekali Anne." ucap seseorang.
Anne menghentikan langkahnya karena ucapan orang itu, ternyata Dekieta.
Anne dan ketiga dayangnya memberi hormat kepada Dekieta.
"Kalian dari mana?" Dekieta penasaran sekali dengan kehidupan Anne.
"Saya hanya berkeliling disekitar kerajaan Yang Mulia." Anne menjawab.
"Keliling? kamu tidak berkeliling dikediaman ku? apa kamu sengaja tidak berkeliling di kediaman ku?" Dekieta selalu menyalakan api.
Anne tersenyum, "saya memang tidak punya tujuan jika mengunjungi yang mulia, saya hanya berkeliling ditempat tempat ramai."
Dekieta memandang Anne sirik.
"Sebaiknya jaga sikap kamu Anne, jika bukan karena ibuku maka kamu tidak akan keluar dari kediaman mu. Semoga kamu selalu ingat jasa ibuku."
"Terima kasih sudah mengingatkan saya Yang Mulia."
Tanpa sekata kata Dekieta meninggalkan Anne.
Melihat Dekieta sudah jauh, mereka berempat bisa bernafas lega.
"Wah aku hampir kehabisan nafas saking takutnya dengan putri Dekieta." ungkap Dora.
Ena dan Sarah menatap Dora dengan mata melotot. Mereka takut jika Anne ikut tersinggung karena yang mereka bicarakan adalah saudara Anne.
"Tuan putri maafkan kelancangan rekan saya."
Anne mengangguk. "Aku tidak terlalu mempermasalahkan tapi memang kakak perempuan ku satu itu kalau dilihat lihat memang menyeramkan."
Mereka berempat tertawa.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Pagi harinya, Anne tidak bisa bangun pagi karena merasa bahwa tubuh Anne sakit.
Anne merasa jika dirinya terkena demam, apakah ini efek Anne mandi disungai?.
"Dayang senior." Anne memanggil dayang senior dengan nada lirih tapi masih bisa didengar oleh para dayang.
Dayang senior masuk kedalam kamar Anne, tidak lupa Dayang senior memberikan penghormatan kepada Anne.
"Ada yang bisa saya bantu tuan putri?" dayang senior bertanya.
"Sepertinya aku terkena demam, bisakah kamu membuatkan ku obat penurun demam?" Anne lemas.
Next gak nih?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments