Anne masuk kedalam kamar dari Ratu Rimba. Anne memberikan penghormatan terlebih dahulu kepada Ratu Rimba.
"Selamat pagi Yang Mulia." Anne menyapa Ratu Rimba.
Ratu Rimba tampak terkejut melihat penampilan Anne sekarang tampak berbeda dari beberapa tahun yang lalu.
"Wah kamu benar benar Anne? kamu jauh lebih berbeda dari beberapa tahun yang lalu saat aku terakhir kali menemui mu. sekarang kamu tampak seperti seorang putri, wajah mu malah terlihat seperti Selir Hari."
"Aku ibu yang jahat bukan? aku tidak pernah menemui mu dan juga memberi mu kasih sayang." lanjut Ratu Rimba.
Anne menggeleng kemudian tersenyum. Walaupun Ratu Rimba jarang menemui Anne dan Anne juga tidak pernah mendapatkan kasih sayang kedua orang tuanya seperti anak kecil lainnya tapi Anne bahagia, Anne berusaha memaklumi kesibukan kedua orangtuanya, dan Anne tau, Anne sebagai keturunan perempuan pasti tidak mendapatkan kasih sayang lebih karena yang diutamakan diistana adalah anak laki laki tapi ternyata yang lahir adalah perempuan. Tata Krama diistana juga menganjurkan agar Ratu dan Raja tidak boleh sering sering menemui keturunan mereka karena bisa jadi Raja dan Ratu hanya mengutamakan salah satu anak mereka dan mengakibatkan anak mereka yang lain iri.
"Saya belajar tata Krama, saya tau alasan kenapa Yang mulia jarang menemui saya, dan saya memaklumi itu." ungkap Anne.
Ratu Rimba tersenyum kemudian mengangguk anggukan kepalanya.
"Kenapa nada bicara mu canggung sekali An? padahal kita adalah keluarga, anggap saja aku ibumu tanpa status ratu, panggil aku dengan panggilan ibu." perintah dari Ratu Rimba.
Anne menggeleng. "Aku tidak bisa karena itu dilarang diistana."
Ratu Rimba menggeleng. "Kalau hanya ada kita berdua, silakan kamu bisa memanggil ku Ibu." ungkap Ratu Rimba.
Anne mengangguk. "Baiklah yang mulia, maksud ku Ibu."
Ratu Rimba tersenyum.
"Silakan kau boleh minum teh yang sudah dihidangkan."
Anne duduk dikursi yang sudah disediakan, Anne mulai menuangkan teh ke cangkir milik Ratu Rimba.
"Apakah setelah ini kamu mengunjungi Ayahanda mu?" Ratu Rimba bertanya kepada Anne.
Anne menggeleng.
"Kenapa kamu tidak mau bertemu dengan ayahanda mu sendiri?"
"Saya belum punya pikiran untuk datang mengunjungi Yang Mulia Raja." jawab Anne.
Ratu Rimba mengangguk anggukkan kepalanya. "Apakah kamu akan kesana bersama ku?, aku juga ingin berkunjung ke kediaman ayahanda mu." ungkap Ratu Rimba.
Anne terdiam sebentar. "Apakah jika saya kesana, apakah Yang Mulia Raja bisa mengabulkan keinginan saya?" Anne bertanya.
"Memangnya kamu punya keinginan apa Anne? kamu baru bebas, kenapa punya keinginan? bukannya dulu kamu tidak pernah sekalipun mengatakan keinginan mu kepada ku?" Ratu Rimba bingung.
Anne menggeleng. "Saya bukan Anne yang dahulu Ibu, Saya sekarang punya keinginan, bukan hanya sekarang tapi dahulu juga saya punya keinginan namun tidak bisa saya katakan sekarang saya ingin mengatakan keinginan saya."
Ratu Rimba mengangguk anggukan kepala. "Apakah ibu boleh tau apa permintaan mu?"
Anne menggeleng. "Permintaan saya hanya bisa didengar oleh Yang Mulia Raja." jawab Anne.
"Baiklah ibu mengerti."
"Apakah sekarang kita bisa menemui yang mulia raja?" lanjut Ratu Rimba.
Anne mengangguk setuju dengan perkataan Ratu Rimba.
Ratu Rimba akhirnya berdiri dan jalan terlebih dahulu, disusul oleh Anne. Pelayan yang ada didepan kediaman istana ratu rimba banyak yang memberi hormat.
......................
"Kau tau Princess Anne?" tanya seseorang laki laki.
"Yah putri tak dianggap diistana ini." jawab laki laki lain yang berada diruangan itu.
Sekarang dua laki laki itu sedang berada didalam ruangan gelap yang tidak banyak diketahui oleh banyak orang.
"Aku mendengar berita yang mengejutkan tentang Princess Anne."
"Berita apa?" tanya laki laki didepan orang itu.
Mereka berdua tampak hening.
"Peraturan yang dibuat Selir Hari sepertinya sudah tidak dipakai, Princess Anne sudah bisa keluar dari kediaman istananya."
Salah satu lelaki yang ada tampak terkejut.
"Apakah berita itu benar? kamu mempercayai berita itu?"
Salah satu lelaki itu tampak berdiri karena terkejut mendengar berita yang dibawakan rekannya.
"Aku percaya bahwa berita itu benar."
"Tidak mungkin berita itu benar, Kamu mendapatkan berita itu dari mana?"
Sepertinya salah satu lelaki yang ada diruangan itu tampak emosi dan marah.
"Aku mendengarkan berita itu dari salah satu pelayan wanita yang ada diistana Princess Anne."
"Aku tidak akan percaya, Siapa yang membebaskan kurungan bagi Princess Anne?"
Hening kembali menerpa, keduanya dilanda kerisauan yang amat besar.
"Selir Hari yang membebaskan Princess Anne sendiri."
"Apakah Ratu dan Raja menyetujui usulan penghentian kurungan bagi Princess Anne?"
Salah satu dari lelaki itu mengangguk. "Mereka berdua menyetujui, kalau tidak setuju tidak mungkin aku mendengar berita ini."
......................
Diperjalanan menuju ke istana Raja, banyak pelayan yang memberi hormat kepada Anne dan Ratu, akan tetapi setelah itu banyak yang berbisik bisik tentang siapakah perempuan yang ada disamping Ratu Rimba tersebut.
"Siapakah dia? apakah dia calon dari anak menteri Kega? apakah sepupu Ratu akan menikah dengan perempuan itu?" tanya salah satu pelayan.
Pelayan yang diajak bicara tampak tidak setuju dengan perkataan dari temannya itu. "Tidak mungkin tuan Yega bersama wanita itu."
"Tuan Yega terlalu muda untuk menikah." lanjut pelayan.
"Kau tidak tau saja berita yang beredar bahwa Tuan Yega setiap malam berkunjung ke bar. Tuan Yega sepertinya siap menikah."
Pelayan itu tampak tidak setuju dan marah terhadap partnernya.
"Tuan Yega akan menikah dengan ku."
Temannya langsung memukul kepala pelayan halu itu. "Jangan terlalu berharap, Tuan Yega tidak akan menikahi pelayan seperti kita, kasta kita terlalu rendah untuk berdampingan dengan kasta Tuan Yega."
"Kalian kenapa berbisik bisik! lakukan pekerjaan kalian!" kepala pelayan tampak marah.
"Baik nyonya." kedua pelayan itu kembali melakukan pekerjaan mereka.
Ratu Rimba dan Anne sudah memasuki pelataran tamu dikediaman Raja.
Raja juga tampak sudah menunggu kedatangan Ratu.
"Selamat Siang yang mulia." Ratu Rimba memberi hormat diikuti dengan Anne.
Anne tampak terpana dengan aura Ayahandanya sendiri. Anne juga merasa terharu karena sekarang dirinya bisa melihat Ayahandanya. Seumur hidup Anne baru bisa melihat wajah Ayahandanya.
Ratu Rimba dan Anne duduk didepan Yang Mulia Raja.
"Siapakah wanita yang kamu bawa Ratu ku?" Raja Artira bertanya.
Ratu Rimba tersenyum, sepertinya Raja belum mengetahui tentang Princess Anne.
"Dia Anak mu sendiri, Princess Anne." jawab RatuRimba.
Raja tampak terkejut. "Dia Anne?"
Ratu Rimba mengangguk. "Ya Yang Mulia dia Anne, putri mu sendiri."
Raja tampak terdiam mengamati wajah Anne.
"Dia benar benar mirip."
Ratu Rimba hanya bisa terdiam.
"Raja kehadiran ku disini hanya ingin memberi mu salam, dan sepertinya kedatangan Princess Anne bukan hanya memberikan salam, dia ingin memberitahu mu tentang keinginannya." ungkap Ratu Rimba.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments