quatorze

"Jika tuan putri ke danau, saya siap mengantar tuan putri."

Anne menggeleng tidak mau.

Anne memegang tangan dayang itu.

"Tolonglah aku ingin sekali melihat danau." pinta Anne.

Dayang itu terdiam, mereka tidak bisa menjawab permintaan dari Anne karena itu sulit bagi mereka.

Dayang itu menggeleng.

"Saya dan teman teman saya tidak bisa melakukan itu tuan putri. Kami takut dihukum oleh Ratu." ungkap dayang itu.

Anne jadi tidak bersemangat.

"Aku harus sampai disungai itu bagaimana pun caranya, kalian harus membantu ku. Kalian harus memikirkan caranya agar aku bisa ke sungai itu. Aku sangat bosan sekali disini karena tidak ada Tuv. Kalian mau membantu ku bukan?"

Anne sepertinya sedikit memaksa para dayang dayang itu agar membantu Anne untuk pergi ke sungai.

Dayang itu tidak punya pilihan dan akhirnya mengangguk, membuat Anne langsung senang.

"Tuan putri kami mohon tuan putri jangan bersikap aneh seperti ini, saya takut jika pelayan senior tau jika kami membantu tuan putri, pasti kami akan mendapatkan hukuman." ucap dayang itu.

Anne mengangguk dan langsung terdiam.

"Aku belum mengenal kalian. Nama kalian siapa?" Anne bertanya karena ingin merasaebih dekat dengan abdinya.

"Nama saya Ena, Yang ini Sarah dan sebelah kiri saya Dora." jawab Ena.

"Salam kenal kalian bertiga, semoga kalian betah bekerja dengan ku yah. Maaf jika hari ini aku membuat kalian kesusahan."

Dora menggeleng, "tidak apa apa tuan putri, kami akan siap membantu tuan putri."

Anne tersenyum mendengar itu. "Terima kasih. kalian akan jadi teman aku yang baru."

Sarah menggeleng kemudian Sarah menunduk. "Kami bertiga tidak pantas menjadi teman tuan putri." ucap Sarah.

Anne kebingungan. Apakah Anne salah kali ini? kenapa Ena, Sarah dan Dora tidak mau berteman dengan Anne?.

"Kenapa kalian tidak pantas berteman dengan ku? apakah karena aku membuat kalian kesusahan? maafkan aku yah." ucap Anne tulus.

Sarah menggeleng, "bukan begitu maksud saya tuan putri. Kami tidak merasa terbebani tuan putri namun kami merasa tidak pantas karena kasta kami yang rendah. lagi pula dari dahulu kala tidak ada seorang putri yang mau berteman dengan para pelayan." jawab Sarah.

Kedua teman Sarah mengangguk membenarkan ucapan dari Sarah.

Anne tertawa. "Sekarang tidak ada seperti itu, aku ingin mempunyai teman seperti kalian, aku ingin memperbanyak pertemanan."

Anne terdiam, "lagi pula sebentar lagi diriku sepertinya bukan tuan putri lagi melainkan hanya rakyat biasa." lanjut Anne.

Sarah, Ena dan Dora kebingungan.

"Memangnya kenapa tuan putri tidak menjadi Putri lagi?" Dora bertanya.

Anne menatap Dora kemudian Anne tersenyum. "Aku bukan penerus tahta, dan sebentar lagi aku memasuki umur pernikahan." jawab Anne.

Ena tersenyum senang, "wah apa tuan putri sudah menemukan calon suami yang tepat?" Ena menggoda Anne.

Anne menggeleng. "Aku belum punya calon, tapi kalian harus mendoakan yang terbaik untuk ku yah, aku ingin mendapatkan calon yang sopan dan baik kepada ku." ungkap Anne.

Ketiga datang itu segera mengganguk.

Mereka berempat lanjut bercerita lain hal, Anne sepertinya satu frekuensi dengan ketiga dayang ini.

Pelayan senior datang dan mengatakan jika bak mandi Anne sudah siap, Anne menghentikan perbincangan dengan ketiga dayang. Anne akan mandi terlebih dahulu, setelah itu Anne akan pergi ke sungai. Anne senang sekali karena bisa kesungai.

Anne segera merendam tubuhnya, rasanya segar sekali. Anne menghirup aroma bunga yang menenangkan. Hidup dikerajaan memang membuat mu bahagia tapi ada kalanya kalian akan merasa tersiksa.

Setelah selesai Anne segera menuju kearah lemari gaun gaunnya. Disana sudah ada beberapa pelayan yang siap melayani Anne.

"Kami sudah menyiapkan gaun untuk tuan putri bisa gunakan." ucap dayang senior.

Anne mengangguk tidak lupa tersenyum.

"Terima kasih sudah disiapkan, hari ini gaun apa yang akan ku pakai?"

dayang senior itu mengeluarkan satu dress.

"Ini tuan putri." .

Anne mengangguk anggukan kepalanya.

"Terima kasih."

Anne membawa gaun itu dan Anne segera memakai gaun itu. Setelah semuanya selesai Anne harus akting duduk santai didalam kamarnya.

"Dayang senior aku sudah selesai. Kalian tidak akan disini selamanya bukan? tolong panggilkan Ena, Sarah dan Dora." ucap Anne.

Dayang senior itu mengangguk. Dayang senior tidak lupa memberi hormat kepada Anne setelah itu dayang senior meninggalkan kamar Anne.

Tidak lama setelah itu datanglah Sarah, Ena dan Dora.

"Ada perlu apa tuan putri memanggil kami?" Ena bertanya.

Anne menyuruh ketiga pelayan itu untuk mengecilkan suaranya. Ketiganya langsung mengangguk setuju.

"Kalian tidak lupa bukan? apa aku harus memakai baju ini?" Anne bertanya.

Ketiga pelayan itu segera memperhatikan penampilan Anne.

Ena segera menggeleng. "Jangan pakai gaun seperti ini disungai. gaun ini terlalu mewah untuk kalangan pelayan. Lebih baik tuan putri mengganti gaun yang lumayan sama dengan baju para dayang." ide dari Ena.

"Saya setuju dengan perkataan Ena, kalau tuan putri berpakai seperti ini pasti akan dipandang aneh."

Anne mengangguk anggukan kepalanya mengerti.

"Kalau begitu aku akan mencari gaun yang cocok untuk dipakai disungai."

Ena menggeleng. "Bukan baju yang cocok dipakai disungai tuan putri, tapi baju yang mirip mirip dengan baju para dayang."

Anne mengangguk kembali.

"Kalian harus membantu aku menemukan baju itu."

Ketiganya mengangguk dan mengikuti langkah Anne.

Anne membuka lemarinya.

"Waow gaunnya bagus bagus sekali." puji Dora.

Ena segera menyengol bahu Dora. "Ingat kita sekarang masih bersama tuan putri."

Anne yang mendengar itu hanya bisa tersenyum senyum.

"Kalau kalian mau salah satu gaun ini, kalian boleh kok mengambilnya tapi ada syaratnya kalian harus ngomong dulu sama aku." ucap Anne.

Sarah mengangguk. "Tidak tuan putri. Maafkan kelancangan teman saya."

Anne mengangguk, susah sekali berteman dengan dayang dayang yang patuh aturan seperti Ena dan kedua temannya.

Anne dan ketiga dayang itu disibukan mencari gaun yang hampir sama dengan gaun gaun yang dipakai para dayang.

Mata Anne menemukan sesuatu, sepertinya gaun yang ditemukan Anne mirip dengan gaun yang dipakai oleh para dayang. Anne segera mengeluarkan gaun itu dari lemari.

"Bagaimana dengan gaun ini? apakah sama dengan yang dipakai para dayang?" Anne memperlihatkan gaun itu.

Sarah dan kedua temannya mengangguk.

"Gaun itu hampir mirip dengan gaun yang sekarang kita bertiga pakai tuan putri. Itu cocok sekali dipakai ketika akan ke sungai."

Anne senang karena berhasil menemukan.

"Tunggu disini yah, aku akan berganti gaun terlebih dahulu." Anne melangkah masuk ke bilik kamar mandi untuk berganti baju.

Tidak lama Anne sudah keluar dari kamar mandi.

Ena, Sarah dan Dora terpukau melihat kecantikan Anne. Benar benar seperti tuan putri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!