six

Anne membungkuk. "Tolong maafkan pelayan itu." Anne benar benar memohon sekarang. Apakah Dekieta akan bermurah hati dan memaafkan perbuatan Anne?

Dekieta menatap tajam Anne.

"Kamu jangan sok kasihan dengan seorang pelayan Anne. Kamu itu hanya seorang putri yang tidak punya kuasa, sebaiknya kamu pergi dari taman ini sebelum Yang Mulia Raja dan Ratu mendengar kabar ini dan memberi kamu hukuman, aku akan membiarkan mu lolos hari ini." ungkap Dekieta.

Anne menggeleng tidak setuju dengan ucapan Dekieta.

"Ini salah saya, jadi saya harus bertanggung jawab, tolong lepaskan pelayan itu Yang Mulia." Anne meminta belas kasih seorang Dekieta.

Pangeran Muda yang dari tadi menonton akhirnya mendekat kearah Dekieta.

"Selamat pagi putri Dekieta." Pangeran muda itu menyapa Dekieta.

Dekieta langsung menoleh dan menatap wajah Pangeran tampan itu. Anne juga menatap wajah Pangeran itu sekilas, pangeran dan Anne saling memandang, tapi Anne langsung membuang mukanya.

"Pangeran Jeha?"

"Sejak kapan Yang Mulia disini?" Dekieta tampak gugup.

Dekieta melirik pelayan pelayannya.

"Tolong buat pakaian ku bagus kembali." Dekieta memerintah.

Pelayan itu langsung mengangguk dan menuruti perintah Dekieta.

"Aku melihat mu tadi disini. Disini ramai sekali, ada apa?" Pangeran Jeha tampak basa basi, padahal Pangeran Jeha tau apa yang terjadi.

Dekieta menggelengkan kepalanya. "Tidak kami disini hanya bercerita tentang bunga bunga." bohong Dekieta.

Pangeran Jeha tersenyum. Banyak wanita yang terpana dengan ketampanan Pangeran Jeha. Bahkan banyak yang mau pingsan karena ketampar dengan ketampanan Pangeran Jeha.

"Yang mulia tidak menemui Yang Mulia Raja?" Dekieta berusaha untuk mengubah arah pembicaraan.

Pangeran Jeha kembali menatap Anne. Sungguh Anne benar benar seperti boneka. Dekieta yang mengajak bicara eh yang dapet hatinya malah Anne.

Pangeran Jeha berganti menatap Dekieta. "Sebenarnya aku memang akan menemui Yang Mulia Raja, tapi aku tertarik dengan taman kerajaan." jawab Pangeran Jeha.

Dekieta tersenyum. "Saya bersedia mengantar Yang Mulia sampai didepan kediaman Raja." ungkap Dekieta dengan senang hati, karena kedatangan Pangeran Jeha menjadikan Dekieta sedikit lupa tentang kejadian Anne.

"Siapakah nona muda itu?" Pangeran Jeha malah bertanya tentang Anne.

Dekieta sontak menoleh kearah Anne. "Nona muda itu anak seorang menteri Yang Mulia."Dekieta berbohong.

Tuv yang mendengar nonanya bukan seorang putri hampir saja naik pitam jika Anne tidak mencegah Tuv.

"Apakah nona muda itu mau mengantarkan aku ke kediaman Raja?"

Dekieta mengepalkan tangannya. Padahal dari tadi Dekieta sudah memasang sikap anggun tapi kenapa yang dilirik malah Anne?

Dekieta menggeleng. "Dia bukan seorang putri ataupun pelayan di kerajaan ini, dia tidak mengetahui letak kediaman Yang Mulia Raja." Dekieta berusaha untuk mengubah pemikiran dari Pangeran Jeha.

Pangeran Jeha tertawa lagi lagi banyak pelayan dari Dekieta yang terpesona dengan Pangeran Jeha.

"Kalau dia tidak tau letak kediaman Raja, maka tidak apa apa karena aku tau dan aku akan membimbing ya." ungkap Pangeran Jeha.

Dekieta meruntuki dirinya yang bodoh sekali. Kenapa Dekieta tidak menyadari jika Pangeran Jeha sering berkunjung ke kediaman Raja.

Sepertinya Pangeran Jeha membuat Dekieta semakin membenci Anne.

"Maaf Yang Mulia, tapi saya tidak bisa mengantarkan anda." ungkap Anne.

Anne tau jika Dekieta menyukai pangeran Jeha, tidak mungkin Anne akan menerima ajakan Pangeran Jeha, kalau Anne menerima yang ada Anne akan dikurung selamanya di istananya.

Pangeran Jeha menatap Anne dengan tatapan kebingungan.

"Memangnya kenapa kamu tidak bisa mengantarkan ku?"

Anne menatap wajah Pangeran sejenak. "Saya akan pulang setelah ini." Anne terpaksa berbohong.

Pangeran Jeha mengangguk anggukan kepala.

"Kamu putri dari menteri siapa?" Pangeran Jeha tiba tiba bertanya.

Dekieta akan membuat Pangeran Jeha untuk segera meninggalkan taman.

"Yang mulia Raja akan sibuk sebentar lagi, sebaiknya Yang mulia Pangeran segera datang kesana." Dekieta berbohong.

Pangeran Jeha menatap Dekieta. Pangeran Jeha mengangguk setuju untuk segera bertemu dengan Yang Mulia Raja.

"Baiklah."

Pangeran Jeha menatap Anne sebentar kemudian Pangeran Jeha berjalan meninggalkan Anne. Dekieta mengikuti langkah Pangeran Jeha, semakin lama Dekieta berjalan disebelah Pangeran Jeha. Mereka berdua kelihatan seperti sepasang suami istri kerajaan.

Anne langsung menoleh dan menatap pelayan yang dimarahi oleh Dekieta.

Anne segera mendekat kemudian Anne berjongkok.

"Kamu tidak apa apa?" Anne bertanya karena khawatir dengan keadaan pelayan itu.

Pelayan itu mengangguk anggukan kepalanya.

"Nona harus berdiri, nona tidak boleh seperti ini." Pelayan itu berusaha untuk membuat Anne tidak merendah didepan pelayan.

Anne menggeleng, Anne menolak untuk berdiri.

"Tolong nona, kalau ada keluarga kerajaan yang lain melihat ini, pasti saya yang akan kena masalah." ungkap pelayan itu.

Anne jadi sedih kenapa kehidupan pelayan keras sekali harus mematuhi segala peraturan yang dibuat kerajaan.

"Aku akan berdiri jika kamu berdiri juga." ucap Anne.

Pelayan itu mengangguk. Anne berusaha untuk membantu pelayan itu berdiri.

"Terima kasih nona." ucap pelayan itu.

Anne tersenyum kemudian mengangguk.

"Jika ada yang memberi mu hukuman berat katakan kepada ku, aku akan kesini besok. Aku akan melindungi mu."

Anne akan menggunakan kekuasaannya pertama kali untuk membuat orang lain terlindungi.

Pelayan itu mengangguk.

Anne pergi meninggalkan taman, Anne menatap bunga bunga ditangannya dengan tatapan sedih padahal sebelumnya Anne sangat senang.

Memang yah tidak boleh terlalu senang terhadap sesuatu.

"Kenapa muka nona cemberut?" Tuv bertanya karena khawatir dengan keadaan nonanya.

Anne menggeleng berusaha menutupi rasa sedihnya. "Tidak apa apa Tuv, aku memang setiap harinya seperti ini."

Tuv menghembuskan nafas lega. "Kalau dunia luar terlalu kejam untuk nona, sebaiknya apa nona kembali saja dikurung di istana?"

Anne menatap Tuv dan menggeleng.

"Dunia memang kejam tapi kita perlu merasakan semua yang ada di dunia ini walaupun itu terlalu kejam untuk kita." ucap Dekieta.

Tuv tersenyum setuju dengan perkataan dari nonanya

"Sekarang tujuan nona setelah ini apa?" Tuv bertanya.

"Aku lelah, aku ingin istirahat dikamar saja." jawab Anne.

Anne melangkah menuju ke istananya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Dekieta dan Pangeran Jeha sudah sampai didepan kediaman Raja.

Dekieta dan Pangeran Jeha menghentikan langkahnya didepan pagar.

"Yang mulia kita sudah sampai dikediaman Raja." ucap Dekieta.

Pangeran Jeha menatap Dekieta sekejap.

"Aku sudah tau."

Dekieta tersenyum berusaha untuk tidak memperdulikan ucapan Pangeran Jeha yang kelihatan cuek sekali terhadap nya.

"Kalau begitu saya ijin pamit."

Dekieta tersenyum kemudian melangkah meninggalkan Pangeran Jeha.

Dikoridor menuju kediaman istana Dekieta marah dan mengepalkan tangannya.

"Apa Anne pernah bertemu Pangeran Jeha sebelumnya?" Dekieta bertanya kepada pelayannya.

"Saya tidak tau yang pasti Yang Mulia, tapi sepertinya Pangeran Jeha dan Putri Anne belum pernah bertemu sebelumnya." ungkap pelayan Dekieta.

Dekieta menatap sekelilingnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!