Raja tampak tersenyum.
"Baiklah kalau begitu, Saya pamit dahulu Yang Mulia." Ratu Rimba mulai meninggalkan kediaman istana Raja.
Raja Artira menatap wajah putrinya.
"Jadi apa keinginan mu putri ku? aku akan mengabulkan keinginan mu karena ini keinginan mu pertama kali." ucap Raja Artira.
Anne menghembuskan nafasnya. Anne berusaha menyakinkan hatinya untuk benar benar mengungkapkan keinginannya.
"Apakah saya bisa meninggalkan istana ini Yang Mulia Raja?" Anne bertanya.
"Saya ingin meninggalkan istana ini, itu keinginan saya." lanjut Anne.
Raja tampak kaget. "Itu keinginan mu? kenapa kamu ingin meninggalkan istana disaat orang lain ingin tinggal didalam istana?"
Anne menundukkan kepalanya. "Karena saya merasa tidak dianggap di istana ini."
Raja seketika mengheningkan cipta, Raja merasa memang jika Anne tidak mendapatkan hal kayak seperti putri putri yang lain.
"Kamu ingin seperti Kieta?" Raja tiba tiba bertanya seperti itu didepan Anne.
Anne menggeleng. "Bukan bukan seperti itu Yang Mulia, saya hanya ingin mempunyai kehidupan yang layak bagi saya sendiri." ungkap Anne.
Raja tidak mengatakan apa pun. Raja baru bisa bertemu secara langsung dengan Anne hari ini, tidak mungkin besoknya Anne harus pergi dari kerajaan.
"Aku akan memberi mu waktu diistana, kamu bisa memikirkan kedepannya akan bagaimana. kalau kamu tetap mau pergi dari istana maka akan aku kabulkan." saran dari Raja.
Anne mengangguk. "Baiklah Yang Mulia." Anne setuju dengan pemikiran ayahandanya.
Raja mengangguk anggukan kepalanya. "Aku akan memerintahkan pelayan yang lain agar melayani mu diistana dan mulai dari besok kamu bisa pergi ikut kepertemuan pagi." ucap Raja.
Anne menatap wajah ayahandanya kemudian Anne menggeleng. "Yang Mulia Saya tidak mau seperti itu."
"Kenapa? bukannya kamu ingin seperti putri?"
"Saya lebih baik menjadi orang biasa dan hidup berkecukupan dari pada nanti saya mendapatkan banyak ancaman dari orang orang lain." ungkap Anne.
"Tidak mungkin terjadi kamu akan ayah lindungi, kalau ayah tidak bisa melindungi kamu maka akan ada lelaki lain yang akan melindungi kamu." ungkap Raja Artira.
Anne sedang malas berdebat dengan Ayahandanya oleh karena itu Anne mengangguk setuju saja.
"Baiklah kamu bisa keluar dari sini." perintah dari Raja.
Anne mengangguk, Anne mulai berdiri.
"Kalau begitu Anne pamit Yang Mulia." Anne memberikan penghormatan.
Setelah itu Anne mulai meninggalkan ruang kerja dari ayahandanya.
Wajah Anne sudah kecewa karena keinginannya belum bisa dikabulkan. Tuv datang dan langsung menghampiri nonanya.
"Nona ada apa?" Tuv bertanya karena khawatir dengan keadaan Anne.
Anne mengengam tangan Tuv. Saat ini tempat curhat Anne hanya Tuv.
"Aku tidak bisa meninggalkan kerajaan Tuv, Yang Mulia sepertinya tidak setuju, Yang Mulia membuat aku harus berangkat penghormatan pagi hari dan menambah personel pelayan di istana ku." ungkap Anne.
Tuv masih bingung kenapa Anne malah sedih disaat Ayahandanya menawarkan tawaran yang sangat mengiurkan.
"Lalu kenapa nona sedih? bukannya keinginan nona waktu kecil adalah ikut penghormatan pagi dan bisa merasakan luar istana, tapi kenapa sekarang sedih?" Tuv bertanya.
"Karena sekarang keinginan ku hanya ingin menjadi orang biasa." ungkap Anne.
Wah kenapa Anne ngelunjak yah keinginannya padahal kan hidup di kerajaan itu keinginan semua orang. Apalagi bisa menikahi putra mahkota dari salah satu kerajaan. kalau itu sih impian author.
"Nona bisa mulai membiasakan diri dengan kehidupan istana yang nona inginkan sejak dulu. pendam dahulu keinginan nona yang satu ini, jadi putri seperti orang lain itu hal yang tidak boleh dilewatkan." saran dari Tuv.
Anne menggeleng. "Entah lah Tuv aku tidak tau kedepannya akan seperti apa."
Tuv diam sedang memikirkan ide lain yang bisa membuat Anne merasa lebih baik.
"Nona, nona kan sudah bebas jadi nona bebas menjelajahi kerajaan. Jadi nona mau kita ke ke taman kota?" tawar Tuv.
Anne menatap Tuv. "kenapa tidak di taman kerajaan?" Anne bertanya.
"Nona ingin ke taman kerajaan?" Tuv bertanya.
"Aku memang belum kesana, aku juga penasaran, jadi ayo kita kesana." Anne sudah balik ceria seperti diawal.
"Baiklah ayo nona."
Anne dan Tuv berjalan berdua menuju ketaman kerajaan.
Sampai ditaman, Anne terpanah melihat keindahan taman.
"Bagaimana nona, taman ini sangat mengagumkan bukan?" Tuv bertanya meminta pendapat dari Nona mudanya.
Anne mengangguk sebagai respon dari pertanyaan Tuv. "Aku dari kecil menyukai bunga walaupun aku hanya tau lewat bordiran didress ku. tapi aku sangat menyukai bunga." ungkap Anne.
"Nona pasti sangat bahagia karena bisa melihat bunga secara langsung."
Anne mengangguk membenarkan perkataan Tuv.
"Apa nona muda sudah tau jenis bunga apa yang ditanam di taman ini?" Tuv bertanya.
Anne menggeleng. "Aku menyukai bunga tapi aku tidak tau bunga jenis apa yang ditanam disini." ungkap Anne.
"Jenis bunga yang ditanam disini adalah bunga mawar. cantik sekali bukan?"
Anne mengangguk.
Anne tidak banyak bicara karena Anne terpanah dengan kecantikan bunga bunga yang ditanam.
"Apakah bunga disini bisa kita petik Tuv?,"
"Aku ingin memetik bunga ini, nantinya bunga ini akan aku masukan kedalam kaca." lanjut Anne.
Tuv terdiam sejenak.
"Saya tidak tau nona apakah disini boleh memetik bunga," jawab Tuv dengan mula loyo.
Jawaban Tuv itu membuat Anne tidak bersemangat lagi.
"Tapi kita bisa minta ijin kok sama pengurus taman ini, jadi masih ada kesempatan nona bisa memiliki bunga bunga disini." lanjut Tuv berbicara.
Perkataan Tuv membuat Anne menjadi senang kembali. Anne kembali bersemangat kali ini, semoga kali ini Anne bisa memiliki salah satu bunga yang tumbuh dipekarangan taman.
"Ayok Tuv, kita harus segera datang ke penjaga." Anne sangat bersemangat sekali.
Tanpa sepengetahuan Anne, ada seorang pria yang memperhatikan tingkah lucu Anne. Pria itu jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Anne.
"Siapa perempuan itu? apakah dia seorang putri? atau nona nona muda anak dari para menteri?" tanya pria berkasta tinggi kepada pengawalnya.
"Saya belum pernah melihat nona muda itu sebelumnya tuan, sepertinya nona muda itu anak menteri yang sedang berkunjung." jawab pengawal tuan muda.
"Apakah kamu pernah mendengar berita bahwa dikerjakan ini ada salah satu putri yang disembunyikan?" tuan muda itu bertanya kembali ke pengawalnya.
Pengawalnya menggeleng.
"Kamu cuman tau jika di kerajaan ini hanya punya putri Keita?"
Pengawal itu mengangguk. "Yang saya tau hanya putri Dekieta tuan muda."
Tuan Muda itu kembali menatap Anne dengan penuh minat.
"Kalau begitu aku harus cari tau kebenarannya apakah rumor yang kudengar itu adalah benar atau salah." ungkap tuan muda.
"Rumor apa tuan?"
"Aku akan memastikan apakah dikerajaan ini hanya memiliki satu putri atau ada lebih yang disembunyikan." jawab tuan muda itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Kira kira tuan muda ini siapa yah?
kalian menantikan kelanjutan cerita gak?
stay disini yah.
attention kalau seandainya author gak up mohon dimaklumi yah karena memang author masih sibuk, dan juga author harus membagi waktu dengan karya yang lain yang sudah kontrak.
Terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments