"kalau mungkin benar benar ada putri yang disembunyikan maka Putri itu mungkin disembunyikan karena suatu alasan tuan. mungkin saja putri itu sudah punya tali pertunangan dengan pangeran lain." ungkap pengawal tuan muda.
Pangeran muda itu tersenyum. "Bagaimana jika aku mengirim proposal kepada Yang Mulia Raja, apakah nanti aku akan mendapatkan putri itu?" kelihatannya memang bercanda tapi sebenarnya perkataan pangeran muda adalah sebuah kebenaran.
"Anda jangan menghada Ngada tuan." ucap pengawal.
Pangeran muda tidak lagi membalas ucapan dari pengawalnya, Pangeran itu memperhatikan Anne dari jauh.
Pangeran itu mensipitkan matanya saat matanya menatap sosok tidak asing datang menemui Anne.
"Itu putri Kieta bukan? kenapa dia datang menemui nona muda itu?" Pangeran itu bertanya kepada pengawalnya.
Kenapa yang ditanya hanya pengawal saja sih, pengawal tidak tau menau tentang itu semua.
"Saya tidak tau tuan. saya bukan bagian dari kerajaan ini." jawab pengawal
"Sebentar lagi juga kamu bakal menjadi bagian dari kerajaan ini."
Pengawal itu hanya mengangguk anggukan kepalanya, merasa terhormat karena akan mendapatkan keluarga baru.
Anne sudah mendapatkan izin dari penjaga taman kerajaan, Anne senang sekali karena bisa memetik bunga bunga indah ini, namun Anne tidak bisa sembarang memetik bunga bunga cantik ini, karena ada syarat syaratnya.
Anne yang sedang sibuk memetik bunga terkagetkan karena sosok yang baru datang.
"Kamu baru keluar dari istana mu, dan kamu langsung keluyuran sampai di taman ini? padahal kamu baru satu hari bebas kalau besok besoknya kamu bebas apakah akan keluar dari istana?" Kieta menyindir Anne.
Anne menoleh kepada Kieta kemudian Anne memberikan penghormatan kepada Kieta. Walaupun Anne merasa emosi tapi Anne harus selalu mematuhi peraturan kerjaan, karena posisi Anne lebih bawah dari posisi Kieta, jadi Anne diwajibkan memberi penghormatan kepada Kieta.
"Saya sudah merasa bosan berada diistana saya Yang Mulia, dan saya mencoba hal baru seperti sekarang ini." ungkap Anne.
Dekieta menatap Anne tajam. Apapun yang dilakukan Anne sepertinya selalu salah di mata Dekieta.
"Apakah kamu sudah meminta izin memetik bunga bunga kerajaan?! " Kieta emosi.
Anne mengangguk. "Saya sudah meminta izin kepada penjaga taman." jawab Anne.
Kieta menatap sekelilingnya. " Kumpulkan semua perawat, penjaga taman ini secepatnya! " Dekieta memberi perintah kepada pelayan pelayannya.
Pelayan pelayannya menganggukkan kepala. "Baik Yang Mulia."
Sang Pelayan berlari meninggalkan Dekieta.
Tidak lama datang banyak orang yang langsung menghadap kearah Dekieta.
Perawat dan penjaga taman segera memberi hormat kepada Dekieta. Mereka tidak memberikan hormat kepada Anne, karena mereka belum mengenal Anne sebagai Putri kerajaan, yang mereka tau Anne adalah anak seorang menteri atau nona nona muda bangsawan.
"Ada apa Yang Mulia?" kepala bagian perawat dan penjaga taman bertanya kepada Dekieta.
"Apa kamu yang memberikan izin setuju bahwa dia bisa memetik bunga disini?!" Dekieta marah besar kepada seluruh pelayan.
Ketua perawat dan penjaga taman menggelengkan kepalanya.
"Bukan saya yang mulia." ucap ketua.
Dekieta menatap seluruh pelayan taman. Mata dekieta menatap tajam seluruh orang yang berada di situ. Dekieta belum sadar jika ada seseorang yang memperhatikan tingkah lakunya.
"Kalian tidak mau jujur siapa yang memberi izin? kalau kalian belum mau jujur maka semua orang disini akan dipecat." ucap Dekieta.
Anne kaget mendengar penuturan Dekieta. mengapa Dekieta kejam sekali.
"Kenapa Mereka dipecat mereka tidak membuat kesalahan apapun." Anne mencoba membela para pelayan itu.
Dekieta menatap nyalang ke arah Anne.
"Mereka seharusnya tidak sembarangan menyetujui orang orang memetik bunga disini." jawab Dekieta.
Semua orang yang ada disana menundukkan kepala mereka karena mereka merasa takut dengan sosok Dekieta.
"Tidak ada yang mengaku?, kalau begitu." belum selesai ucapan Dekieta, ada seorang pelayan yang mengacungkan jarinya.
"Saya Yang Mulia yang memberikan izin. Tolong maafkan kelalaian saya. Tolong jangan pecat saya." pelayan itu memohon kepada Dekieta.
Dikejauhan pangeran muda mendengarkan keributan itu.
"Kamu sekarang tau bukan kenapa aku menolak perjodohan dengan Dekieta?" Pangeran Muda itu bertanya kepada pengawalnya.
Pengawal pangeran muda itu menganggukan kepalanya. "Ya saya tau tuan muda, tapi bukannya sikap seseorang itu bisa berubah? apakah tuan muda tidak ingin berusaha terlebih dahulu untuk mengubah sikap Putri Dekieta?"
Pangeran tampan itu menggeleng. "Percuma jika kita merubah sikap seseorang karena keinginan kita, seharusnya sikap seseorang berubah itu karena keinginan orang itu sendiri. Kalau kita mencoba merubahnya maka hanya sia sia, mereka terpaksa dan merasa terbebani dengan permintaan kita." ucap Pangeran muda.
Pengawal itu mengangguk anggukan kepalanya setuju dengan ucapan dari tuan mudanya. Pantas tuan mudanya menjadi salah satu pangeran terfavorit dinegeri ini karena selain tampan, pangeran juga memiliki sikap baik dan juga bijaksana. Love love sekebon buat pangeran.
"Dia bekerja dibagian mana?" Dekieta bertanya kepada ketua pelayan taman istana.
Ketua pelayan istana itu menatap orang yang menjadi tersangka kemudian ketua pelayan itu kembali menatap Dekieta. Ketua pelayan itu akan jujur karena takut dengan Dekieta.
"Dia hanya bekerja sebagai cleaning taman Yang Mulia." ucap ketua pelayan.
Dekieta kaget ternyata pelayan itu tidak berposisi aman alias pelayan itu hanya bekerja dibagian bawah. Dekieta tersenyum senang.
"Kamu bukan bekerja dibagian yang tinggi, tapi berani mengambil keputusan besar? waow waow aku menyukai sikap mu." Dekieta memuji atau menyindir yah?
Pelayan itu segera membungkuk. "Maafkan saya Yang Mulia."
Dekieta menatap Anne. Anne tidak bisa berbuat banyak.
"Kamu mau saya pecat?" Dekieta memberikan penawaran kepada pelayan itu.
Pelayan itu segera menggeleng, memangnya ada orang yang mau dipecat cuman gara gara masalah sepeleh?
Pelayan itu kembali membungkuk. "Tolong jangan pecat saya Yang Mulia."
Anne segera mendekat kemudian berusaha membuat pelayan itu berdiri, pelayan yang mau dibantu Anne itu menatap Anne bingung. Dalam hati pelayannya sepertinya seperti ini. 'Kamu siapa kok berani beraninya menolong saya didepan Yang Mulia putri.'
pelayan itu tidak mau bangkit.
"Tolong hukum saya saja Yang Mulia, saya yang meminta izin kepada pelayan ini, tolong jangan hukum dia apalagi memecat dia." pinta Anne kepada Dekieta.
"Kamu mau bersikap seolah olah kamu malaikat?" Dekieta sepertinya tidak menyukai sikap Anne.
"Saya bukan seorang malaikat Yang Mulia, saya hanya merasa kasihan kepada pelayan ini." ungkap Anne.
Anne benar benar merasa tidak enak, karena ulah dirinya orang lain terkena imbasnya.
"Jadi menurut kamu aku tidak punya belas kasihan?" Dekieta mengucapkan kata itu dengan keras menyindir Anne.
Anne gugup dan sekarang Anne merasa ketakutan karena sikap Dekieta. Kenapa Dekieta kejam sekali kepada saudaranya sendiri.
Anne membungkuk, baru kali ini Anne membungkuk kepada seseorang padahal Anne adalah seorang putri yang seharusnya tidak pernah membungkuk kepada orang lain.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
tebak tebak siapa nama pangeran mudanya?
gak ada hadiahnya yah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments