Ratu Rimba mengangguk mengerti penjelasan dari Tuv.
" Jadi kamu difitnah Tuv?" Ratu Rimba bertanya kepada Tuv.
Tuv mengangguk sambil terus bersipuh.
" Menurut mu siapa yang memfitnah mu ?" Ratu Rimba kembali bertanya kepada Tuv.
Tuv menatap Anne, Anne menggeleng kepada Tuv berusaha untuk mengkode Tuv, sebaiknya Tuv tidak asal menyebutkan nama, kalau sampai Tuv salah menyebutkan nama maka Tuv akan dihukum.
" Saya tidak tau yang Mulia, tapi mungkin para dayang yang pagi tadi membicarakan pertemuan pagi. " jawab Tuv.
Ratu Rimba tersenyum.
" Bawa semua dayang dayang itu!" Ratu Rimba memerintah pelayan pribadinya.
" Baik Yang Mulia. " pelayan pribadi Ratu Rimba segera melangkah menjalankan perintah dari tuannya.
Semua yang didalam ruang pribadi Ratu tampak terdiam. Putri Dekieta gugup takut jika para dayang menyebut namanya sebagai dalang.
Sebelum pertemuan pagi
Pagi hari sebelum pertemuan pagi Dekieta masih sibuk menata vas bungannya.
" Menurut mu bagaimana caranya agar Anne mendapatkan masalah?" Putri Dekieta bertanya kepada Parti.
" Menjebak pelayan pribadi Putri Anne." usul dari Parti.
Putri Dekieta menghentikan kegiatannya, Putri Dekieta tersenyum karena mendapatkan ide yang sangat brilian.
" Aku setuju dengan usulan mu Parti." ungkap Putri Dekieta.
Putri Dekieta tersenyum. " Sepertinya aku harus datang di rumah dayang." ucap Putri Dekieta.
" Siapkan semuanya Parti, aku akan segera datang menemui dayang dayang muda." lanjut Putri Dekieta.
Parti segera mengangguk mematuhi perintah dari Dekieta.
Dekieta segera keluar dari kediamannya, Dekieta melangkah menuju ruang para dayang.
Langkah langkah Dekieta kelihatan sekali angkuh.
Dirumah para dayang, Dekieta disambut dengan hangat oleh para dayang muda.
Para dayang melakukan penghormatan kepada Dekieta.
" Ada perlu apa tuan putri datang kerumah para dayang? " ketua tim dayang bertanya maksud kedatangan dari Dekieta.
" Saya hanya ingin berbincang dengan kalian, apakah tidak boleh?"
Para dayang itu menggeleng, " Tuan putri tentu bisa berbincang dengan kami." ucap salah satu dayang.
"Silakan tuan putri duduk." dayang itu mempersilahkan Putri Dekieta untuk duduk dilatar ruang dayang.
Putri Dekieta menggeleng. " Aku tidak mau duduk dilantai." ucap Putri Dekieta.
"Baik Yang Mulia."
Putri Dekieta mulai memperhatikan penampilan dari para dayang.
" Apa kalian tau Tuv?" Putri Dekieta bertanya.
Para dayang itu terdiam, mereka mulai gugup.
" Apakah ada masalah dengan Tuv tuan putri?"
Putri Dekieta mengangguk. " Artinya kalian benar mengenal Tuv. Kalian bertiga sepertinya suka mendengarkan berita yah? kalian suka membicarakan orang dibelakang ternyata, kalian tau bukan jika menyebar berita itu akan mendapatkan hukuman." ucap Putri Dekieta.
Para dayang saling memandang, mereka jadi panas dingin. Para dayang mulai bersujud menghadap Putri Dekieta.
" Maafkan kami tuan putri." ucap salah satu dayang.
Putri Dekieta menggeleng.
" Seharusnya kalian harus diberi hukuman." tegas Dekieta.
" Mohon ampun tuan putri, kami tidak mau dihukum." ucap para dayang.
Dekieta tersenyum, sepertinya menggunakan ancaman kepada para dayang ini berhasil. Dekieta senang karena akal akalannya berhasil.
" Kalian tidak mau dihukum benar bukan? kalau begitu kalian harus mematuhi perintah ku." ungkap Putri Dekieta.
Para dayang itu saling memandang, mereka terlihat tidak yakin.
" Bagaimana kalian mau bukan? kalau kalian tidak mau maka kalian akan mendapatkan hukuman." Putri Dekieta mengancam.
Para dayang itu langsung menggeleng. Para dayang itu sepertinya memilih untuk mematuhi perintah dari Dekieta.
" Kami akan melaksanakan perintah dari tuan putri." ucap para dayang itu sambil bersujud.
Dekieta sekarang senang sekali, sebentar lagi Anne dan pelayan pribadinya akan mendapatkan masalah.
" Jadi apa perintah pribadi anda kepada kami tuan putri?"
Putri Dekieta mendekat kearah para dayang.
" Tuv suka mendengar berita dari kalian bukan? jadi kalian hanya mengajak Tuv untuk ikut membicarakan berita itu." ucap Putri Dekieta.
Salah satu dayang mendongak menatap Putri Dekieta.
" Tapi kami belum punya bahan pembicaraan untuk hari ini Putri." ungkap dayang tadi.
Putri Dekieta kembali tersenyum, "aku akan memberi berita yang bagus untuk kalian bicarakan dengan Tuv." ucap Putri Dekieta.
"Berita apa itu Tuan putri?"
" Berita tentang Pangeran Jeha yang akan mendapatkan tahta diistana ini. itu saja kalian tinggal menggiring opini terserah kalian."
Para dayang itu menatap Putri Dekieta. "Baiklah Tuan putri."
Dekieta mulai melangkah menjauh diikuti Parti dibelakang Dekieta, namun langkah Dekieta terhenti karena Dekieta mengingat sesuatu.
Dekieta menoleh kebelakang. " Kalian jangan pernah bilang jika perintah itu dari Aku, kalau sampai kalian membeberkan berita itu karena aku, maka kalian akan dihukum. Ingat itu." Dekieta kembali mengancam para dayang itu.
"Baik Tuan putri." Para dayang itu kembali mematuhi perintah dari Dekieta.
Saat pertemuan pagi berlangsung.
Tuv sedang berjalan jalan disekitaran rumah para dayang, Tuv akan menemui nona mudanya yang akan berangkat pertemuan pagi.
" Tuv." Para dayang melambaikan tangan sambil memanggil Tuv.
Tuv yang merasa terpanggil akhirnya menoleh.
" Halo, ada apa nih?" Tuv bertanya tumben sekali mereka memanggil Tuv. Tidak seperti biasanya.
" Kamu mau mendengarkan berita yang menggemparkan tidak? kami sedang berbincang tentang berita itu loh. Kamu tidak mau ikut?" ajak salah satu dayang.
Tuv tersenyum kemudian menggeleng.
"Maaf tapi aku tidak bisa ikut kalian, aku sudah berjanji tidak akan mengosip lagi kepada seseorang." ucap Tuv.
Para dayang itu mengangguk. " Ya sudah kalau begitu sampai jumpa." para dayang muda itu melambaikan tangan.
Tuv tersenyum kemudian mulai melangkah menjauh.
"Kalian tau pangeran Jeha?" para dayang memulai aksi mengosip.
Tuv yang tidak jauh dari para dayang itu menghentikan langkahnya ketika mendengar jika yang mereka bicarakan adalah pangeran Jeha. Tuv jadi tertarik, akhirnya Tuv membalikan badannya dan mendekat kearah para dayang.
" Ouh Tuv? apakah ada yang ketinggalan?" para dayang itu kebingungan karena Tuv kembali.
Tuv menggeleng. "Tidak, sepertinya aku tidak ada agenda penting hari ini, apakah aku boleh ikut kalian membicarakan berita menggemparkan itu?" Tuv bertanya untuk memastikan.
Para dayang itu mengangguk. "Silakan Tuv." mereka pada dayang mempersilahkan Tuv.
Tuv tersenyum dan bergabung dengan para dayang itu, Tuv lupa jika hari ini ada agenda penting dengan nona mudanya.
"Kalian tau pangeran Jeha bukan? katanya Pangeran Jeha akan mendapatkan tahta dikerajaan ini." ucap para dayang itu memancing Tuv untuk ikut membicarakan Pangeran Jeha.
" Aku tau, bukan kah pangeran Jeha adalah pangeran tertampan?" Dayang itu pura pura terkagum dan membayangkan wajah sang pangeran.
" Tidak hanya pangeran Jeha saja yang mengagumkan tapi penjaga pribadi Pangeran juga tidak kalah menganggukkan." kalau ini asli dari hati para dayang.
Tuv membayangkan kembali wajah pelayan pribadi Pangeran Jeha, semakin lama dibayangkan Tuv jadi ingin memiliki penjaga pribadi pangeran Jeha.
Andai Tuv adalah orang dengan kasta tinggi, pasti akan lebih gampang mendekati penjaga pribadi pangeran Jeha.
Guys kalian tau
saya dichat editor katanya biar novel ini lebih bagus, disarankan untuk mengganti nama karena namanya terlalu sulit dilafalkan
Apakah memang sesulit itu kah?
Apakah kalian butuh dirubah?
kalau dirubah kalian boleh kasih saran yah guys namanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments