Anne mengangguk dan tersenyum.
"Pertemuan dan penghormatan pagi lancar. Aku senang sekali bisa mengikuti kegiatan itu." jawab Anne.
"Jawab dong pertanyaan ku yang tadi Tuv." Anne ternyata masih saja mengingat ingat kejadian Tuv yang tiba tiba menghilang.
Tuv jadi lesu, kenapa sih Anne selalu saja terlalu teliti dan tidak pernah bisa dibohongi.
"Aku tadi bertemu dengan para dayang yang sedang bergosip, aku jadi kelupaan jika harus mengantar nona karena asik bergosip." jawab Tuv.
Anne menepuk jidatnya sendiri, pusing karena salah satu pelayannya mempunyai sifat begini.
"Kenapa kamu selalu lupa Jika sudah bergosip Tuv? bukannya aku sudah melarang mu untuk ikut bergosip?" Anne jadi emosi.
Tuv menunduk lesu.
"Aku tidak mau marah marah Tuv, tapi setiap kamu ikut bergosip pasti kamu lupa dengan tugas kamu sendiri." ungkap Anne.
Tuv setia menunduk, Tuv merasa bersalah kepada Anne.
"Maafkan aku nona muda, lain kali aku pasti akan mengingat ingat tugas ku." ucap Tuv
"Dan kamu masih mau bergosip?" Anne masih menaruh curiga jika Tuv akan selalu bergosip.
" Saya awalnya memang tidak ingin ikut bergosip tapi setelah mendengar apa yang mereka bicarakan, saya jadi ingin ikut bergosip nona." ungkap Tuv.
Anne menggelengkan kepalanya. " Tuv saat aku marah apakah kamu baru bisa berhenti bergosip?"
Tuv menggeleng, " nona jangan marah, saya takut jika nona marah." Tuv benar benar khawatir jika nona mudanya mulai marah.
" Emangnya gosip apa yang kamu dengar Tuv?" Anne jadi ikut penasaran karena semenarik apa sih cerita yang didengar Tuv.
" Gosip tentang pangeran Jeha Nona, katanya Pangeran Jeha adalah calon raja di kerajaan ini." ungkap Tuv.
Anne kaget kenapa selalu membahas Jeha. Dari tadi lagi yang dibahas pangeran tampan itu, apakah tidak ada yang bisa dibicarakan selain Pangeran Jeha.
" Apa hukumnya dayang yang mendengar pertemuan pagi Tuv?" Anne bertanya.
Tuv tampak terdiam, namun Tuv langsung menjawab. " Telinga datang itu akan dipotong sebagai hukuman jika menyebar luaskan berita yang tidak baik saat pertemuan pagi." jawab Tuv.
Anne mengangguk anggukan kepala. " Wah kamu juga pasti bakal dipotong telinganya Tuv, pembahasan pangeran Jeha itu dibahas di pertemuan pagi, pasti ada dayang yang menyebar luaskan pembicaraan, dan kamu mendengarnya otomatis kamu juga tersangka Tuv." ucap Anne.
Mata Tuv membelalak. Tuv langsung sujud meminta maaf kepada Anne.
" Nona aku cuman mendengarkan nona. aku tidak tau jika itu dibahas ketika pertemuan pagi, tolong maafkan aku nona." Tuv benar benar memohon kali ini karena takut jika Tuv akan dihukum.
Anne mengangguk kemudian tersenyum, " tenang saja Tuv aku tidak akan menghukum mu."
Tuv jadi lega. " Terima kasih nona."
Tuv bahagia mempunyai tuan yang baik hati seperti Anne.
Saat Anne sedang sibuk membaca buku pelajaran, ada dayang yang masuk kedalam kediaman Anne.
" Putri. Putri Dekieta menyuruh Putri dan pelayan pribadi putri untuk menghadap Putri Dekieta." ungkap dayang kediaman Anne.
Anne menatap dayang itu dengan tatapan kebingungan. " Sepertinya aku tidak pernah membuat janji bertemu dengan putri Dekieta. Kenapa putri Dekieta menyuruh aku untuk menghadap? apakah aku mempunyai salah?" Anne jadi bingung sendiri.
Dayang itu menggeleng. " Saya tidak tau putri, berita itu dari pelayan pribadi Putri Dekieta yang datang kesini." ungkap dayang itu.
Anne jadi semakin bingung.
" Kenapa Parti tidak masuk kedalam sini dan mengungkapkan niatnya datang kesini? kenapa hanya berhenti dikamu? kenapa dia tidak menghadap kesini sendiri?" Anne bertanya kepada dayang itu.
" Maaf putri tapi kami para dayang benar benar tidak tau."
Anne menganggukkan kepalanya. " Baiklah, sebaiknya kamu memanggil Tuv untuk segera kesini." perintah dari Anne.
Dayang itu mengangguk dan segera keluar dari kamar pribadi Anne.
Tuv datang tergesa gesa.
" Nona aku benar benar tidak bergosip, aku dari memetik buah untuk nona, aku tidak bohong kali ini." ucap Tuv.
Anne tertawa, sepertinya Tuv trauma dengan bergosip.
" Aku dipanggil untuk mengahadap Putri Dekieta bersama kamu Tuv, kamu tidak membuat masalah bukan Tuv?" Anne bertanya karena mungkin karena ulah Tuv putri Dekieta jadi memanggil Anne.
Tuv menggeleng artinya Tuv tidak membuat masalah.
" Kalau begitu ayok kita kesana." Tuv membantu Anne untuk bangkit.
Anne melangkah terlebih dahulu disusul Tuv dibelakang Anne.
Sampai didepan kediaman Putri Dekieta, Anne menghentikan langkahnya.
Pelayan pribadi Putri Dekieta segera masuk kedalam kamar pribadi Putri Dekieta untuk menyatakan jika Anne sudah didepan.
Tidak lama Parti datang.
" Putri Anne bisa langsung masuk dengan pelayan pribadinya." ungkap Parti.
Anne mengangguk. Dengan anggun Anne melangkah masuk kedalam kamar pribadi Putri Dekieta.
Didepan Dekieta, Anne segera memberi hormat, kemudian Anne duduk.
" Ada keperluan putri sampai memanggil saya dan pelayan saya?" Anne bertanya.
Putri Dekieta tersenyum samar. " Apa kamu belum mendengar gosip pagi ini?"
Anne menggeleng sambil tersenyum. " Sepertinya saya terlalu sibuk hingga tidak sampai mendengar gosip dipagi hari." ucap Anne.
Putri Dekieta sepertinya mulai kesal dengan Anne.
" Aku mendengar jika Pelayan pribadi mu menyebar gosip tentang pangeran Jeha yang akan menjadi Raja dikerajaan ini." ucap Putri Dekieta.
Anne tampak kaget, sepengetahuan Anne bukannya Tuv hanya mendengarkan dan bukan penyebar utama gosip itu.
Anne menatap Tuv yang mulai ketakutan.
" Putri sepertinya ada kesalahan disini. Pelayan pribadi saya tidak pernah menyebarkan berita itu." Anne tentu membela Tuv.
Putri Dekieta tertawa. " Sepertinya kamu tidak terlalu mengenal pelayan pribadi mu sendiri Putri Anne." Putri Dekieta mengejek Anne.
" Apakah itu efek kamu terkurung dikediaman mu sendiri? jadi kamu membebaskan pelayan mu?" lanjut putri Dekieta.
" Saya dari kecil bersama dengan pelayan pribadi saya, saya tentunya malah mengenal pelayan pribadi saya dari pada keluarga saya sendiri. Jadi putri tidak berhak berkata seperti itu." Anne berusaha menahan emosinya.
Putri Dekieta terpancing emosinya, Putri Dekieta mengepalkan tangannya.
" Kamu kira aku memfitnah pelayan pribadi mu? Aku mempunyai saksi yang ada saat pelayan pribadi mu menyebar luaskan berita itu."
" Panggilkan mereka semua." teriak putri Dekieta menyuruh pelayan pribadinya untuk memanggil saksi.
Datanglah dayang dayang sekitar 3 orang. Tuv terlihat kaget, partner ghibahnya semuanya ada disini.
" Apakah kamu mendengar berita itu? apakah benar berita itu dari pelayan pribadi kediaman Putri Anne?" Putri Dekieta bertanya.
Dayang dayang itu mengangguk.
Anne menggeleng tidak percaya.
" Apakah kalian tidak bohong?" Anne bertanya kepada para dayang dayang itu.
Para dayang bersujud. " Kami tidak bohong putri." jawab para dayang dayang.
Putri Dekieta tersenyum senang.
" Kamu tau kan aturan jika ada pelayan yang mendengar berita pertemuan pagi dan menyebar luaskan?" Putri Dekieta mulai mengancam Anne.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments