Sosok pria paruh baya mencengkeram kuat dokumen di tangannya. Matanya memancarkan kilatan amarah setelah selesai membaca dokumen tersebut.
Sebuah dokumen penting tentang laporan keuangan perusahaan beserta laporan saham-saham yang dimiliki oleh perusahaannya.
"Bagaimana semua ini bisa terjadi!" bentaknya kepada pria paruh baya berkaca mata yang duduk berhadapan dengannya.
"Seluruh saham perusahaan diakuisisi oleh perusahaan Sanders Group hingga memutus kontrak kerja sama dengan perusahaan anda. Kita tidak bisa berbuat apa-apa tuan, perusahaan akan jatuh bangkrut karena berbagai proyek pembangunan hotel dan apartemen yang tengah berjalan terpaksa harus dihentikan, karena kita tidak memiliki suntikan dana untuk kembali melanjutkan pembangunan proyek yang sedang berlangsung. Tidak hanya itu, perusahaan akan mendapatkan finalti dan ditangguhkan untuk membayar seluruh denda atas kerugian proyek yang belum rampung dikerjakan." ucap sekretarisnya menjelaskan.
"Apa yang harus kulakukan, Boby." ucapnya kepada sekretarisnya sambil mengusap wajahnya dengan kasar.
"Bersabarlah tuan David, semua pasti ada jalan keluarnya." sahut sekretarisnya.
"Aku tidak ingin perusahaan turun-temurun keluargaku jatuh bangkrut. Lakukanlah sesuatu" ucapnya frustasi sambil menghela nafas berat.
Sekretarisnya hanya mampu diam membisu dan tidak tahu harus berbuat apa. Perusahaan JM Group sudah berada di ujung kebangkrutan dan mustahil untuk diselamatkan.
Pria paruh baya itu tidak lain adalah tuan David Mayer. Tuan David hanya mampu merutuki nasibnya yang sebentar lagi jatuh miskin dan menjadi gelandangan di jalan. Bagaimana tidak, perusahaannya jatuh bangkrut dan hutang-hutangnya membengkak dan harus segera dilunasi.
*
*
*
Sementara di tempat lain....
Derttt…Dertttt
Terdengar ponsel Etha berbunyi nyaring dan menggema dalam kamar tersebut. Entah ke berapa kalinya ponsel itu berbunyi hingga mampu membangunkan sosok wanita cantik yang masih bermuka bantal yang sering disapa Etha, putri angkat pasangan tuan David Mayer dan Nyonya Lexa Damanik.
Etha mengumpulkan kesadarannya dan perlahan bangun. Dengan malas dia mengulurkan tangannya untuk mengambil ponselnya yang berada di atas nakas. Tanpa basa-basi dia langsung mengangkat panggilan masuk tersebut.
"Kamu darimana saja, kak. Dari tadi aku menelponmu." ucap seseorang di ujung telepon.
"Dilan, kebiasaan deh kamu, ucapin salam dulu. Dan bisa tidak jangan mengganggu tidurku untuk hari ini.” Ketus Etha sambil mengerucutkan bibirnya dan rambutnya terlihat acak-acakan seperti singa betina.
Pasalnya semalaman hingga menjelang subuh dia menyelesaikan gambar produk pesanan pelanggannya.
“Iya, assalamualaikum. Sudah puas kan."
"Waalaikumsalam. Cepat katakan mengapa menelponku?"
"Aku cuma mau sampaikan pesan Mama yang meminta kak Etha untuk pulang ke rumah."
"Iya baiklah, nanti sore aku akan berangkat. Sampaikan salam ku kepada Mama dan Papa."
"Hemm."
Panggilan mereka pun berakhir.
Etha bergegas turun dari ranjang dan berlari kecil masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Lima belas menit kemudian, Etha sudah rapi dengan pakaian muslimah nya.
Walaupun hari weekend, ia tetap berangkat ke butik miliknya untuk menyelesaikan produk pesanan dari pelanggan setianya. Etha begitu tekun mengerjakan pekerjaannya di bantu oleh asisten pribadinya yang sudah lama bekerja dengannya.
Siang hari tepat jam makan siang, Etha dikejutkan dengan kabar Rania yang keguguran. Dia bergegas ke rumah sakit untuk melihat kondisi Rania. Setelah itu, dia kembali ke kediamannya untuk bersiap-siap berangkat ke negara B.
Kini Etha sudah siap berangkat ke Bandara. Penampilannya selalu saja mencuri perhatian dengan busana muslimah dan selalu tampil stylish. Etha memakai Topi dan kacamata hitam, tak lupa sepatu Sneaker sudah bertengger dikakinya. Tas ransel berisi beberapa perlengkapan yang harus selalu dia bawa ketika bepergian, termasuk alat perlindungan diri.
Sekitar 30 menit kemudian, Etha sudah sampai di Bandara. Terlihat sang asisten pribadi melambaikan tangannya ke arahnya. Etha segera menghampirinya.
“Miss Etha. Tersisa lima belas menit lagi jadwal keberangkatan anda ke negara B." ucapnya tersenyum sambil memainkan kipas ditangannya. Pasalnya dia yang selalu mengurus keberangkatan atasannya.
“Oke, Kayla, kamu boleh pergi.” ucap Etha tersenyum kemudian memilih duduk di kursi tunggu.
Tiba-tiba saja Etha dikejutkan dengan suara seseorang yang mampu dikenalinya. Etha mengedarkan pandangannya hingga bertemu pandang dengan sosok pria bermanik hitam.
Buru-buru Etha buang muka dan tidak ingin berurusan dengan pria itu. Siapa sangka pria itu malah dengan santainya duduk di kursi bersebelahan dengannya.
Etha mengalihkan pandangannya ke arah pria itu dan siap pasang badan untuk melawannya.
"Apa kamu tidak punya kerjaan? hingga terus mengikuti ku!" ketus Etha memasang wajah galak.
Pria itu mengerutkan keningnya mendengar ucapan Etha, lalu menoleh kearahnya.
"Untuk apa aku mengikutimu nona, kita tidak memiliki urusan yang sama. Tapi, aku tidak jamin, setelah ini kita pasti akan terus berurusan. Karena aku akan datang menagih hutang" ejek pria itu menatap sinis wanita berhijab di sampingnya.
"Kuharap ucapanmu tidak benar tuan dan jangan bahas tentang hutang disini. Satu lagi, ini terakhir kalinya kita bertemu dan aku tidak ingin berurusan dengan pria cabul seperti dirimu." ketus Etha lalu bangkit dari duduknya dan bergegas pergi.
"Kita lihat saja, siapa yang akan kalah." ucap pria itu dengan seringai licik diwajahnya.
Siapakah yang akan kalah diantara mereka? apakah Etha si wanita muslimah? ataukah pria yang di cap sebagai pria cabul yang akan kalah kali ini?
Perjalanan Etha ke negara B memakan waktu berjam-jam lamanya hingga akhirnya tiba di bandara international negara B. Etha berjalan tergesa-gesa keluar dari bandara. Sebuah taksi melintas disekitaran bandara, dengan cepat Etha melambaikan tangannya untuk memberhentikan taksi tersebut.
Etha bergegas masuk ke dalam taksi. Setelah mengatakan alamat rumahnya, taksi yang ditumpanginya mulai melaju meninggalkan tempat tersebut.
Selesai membayar ongkos taksi, Etha melangkah ke gerbang utama dan langsung disambut oleh satpam penjaga yang dengan sigap membukakan pintu gerbang untuknya.
"Selamat malam, non Etha " ucap pak Satpam bernama Jeki yang bertugas menjaga kediaman orang tuanya.
"Selamat malam, Pak Jeki." balas Etha tersenyum ramah. Pak Jeki ikut tersenyum lalu bergegas menutup gerbang.
Setelah itu, Etha melangkah masuk ke dalam rumah. Etha sampai di kediaman orang tuanya tepat pukul setengah delapan malam. Kedatangannya langsung di sambut hangat oleh ibu tercinta. Etha mencium punggung tangan sang ibu lalu berhambur memeluknya.
"Alhamdulillah, akhirnya kamu pulang sayang." ucap ibunya sambil memeluknya erat.
"Iya Mama ku sayang, aku tidak akan kemana-mana lagi." ucap Etha tersenyum dan begitu nyaman dipeluk oleh Ibunya.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Fatma
lanjut dong thor 😊
2023-03-03
2
o2m860270
jngn2 cwo yg gikutin alfhat..
2023-03-03
2
Maysuri
lanjut thor...
2023-03-02
1