Alfhat berjalan terlebih dahulu, lalu disusul Etha, dan barulah Richard menyusul mereka dengan berbagai pertanyaan menghinggapi pikirannya.
Kini Alfhat dan Richard berada di sebuah ruangan yang sama, ruangan itu khusus ruang pribadi Alfhat yang terletak di lantai tertinggi bangunan pencakar langit.
Kaca tebal anti peluru menjadi dinding ruangan tersebut. Dinding yang terbuat dari kaca anti peluru memiliki dua arah, pemilik ruangan mampu melihat aktivitas orang lain di luar ruangan, sedangkan orang lain tidak akan bisa melihat aktivitas yang dilakukan di dalam ruangan tersebut.
Selain itu, bangunan pencakar langit yang dijadikan sebagai tempat bisnis kasino milik Alfhat. Tidak hanya semata-mata bisnis kasino saja, terdapat restoran mewah, tempat gym, dan ratusan kamar penginapan mirip hotel berbintang di dalamnya.
Pandangan Alfhat terus tertuju ke arah Etha yang sedang duduk di kursi bartender menemani bartender wanita yang sedang membuat minuman. Ya karena dia memang menyuruh wanita tua itu untuk duduk di sana melihat bagaimana cara kerja karyawannya.
"Bagaimana bisa penampilan tuan seperti ini." ucap Richard berdiri di samping bos nya lalu menuangkan anggur merah di gelas kristal yang dipegang oleh bos nya.
Alfhat langsung meneguk minumannya dengan sekali tegukan dan meminta Richard kembali menuangkan minuman di gelasnya.
"Semua ini karena wanita tua itu, aku hanya mencoba menggertak nya dengan berpura-pura ingin menyentuhnya. Akan tetapi, dia terus melakukan perlawanan dan balik menyerangku. Tidak mungkin juga jika aku membalasnya dengan cara memukulinya, bisa-bisa dia menganggapku pria cemen yang cuman bisa melawan wanita. Dan beginilah penampilanku sekarang." ucap Alfhat panjang lebar menjelaskan tunduk perkaranya. Raut wajahnya berubah kesal jika mengingat kejadian memalukan tersebut.
Ingin rasanya Richard tertawa terbahak-bahak mendengar penjelasan bos nya, namun dia tidak memiliki keberanian untuk melakukannya. Baru kali ini ada seorang wanita dengan terang-terangan menentang bos nya. Biasanya wanita lah yang bertekuk lutut kepada bos nya layaknya cacing kepanasan yang minta disentuh.
Sepertinya Richard harus memberikan pujian atas kehebatan dan keberanian istri bos nya itu. Dia berharap bosnya bisa secepatnya menaklukkan nona Etha.
"Aku tidak tenang jika tidak membalasnya." kesal Alfhat sambil mencengkram gelasnya lalu meletakkannya di atas meja.
"Hubungi Alex untuk segera membuka acara pelelangan. Wanita tua itu yang harus menjadi barang pertama di lelang. Aku ingin melihat apakah ada yang berminat untuk membelinya dengan harga tinggi." ucap Alfhat menyeringai licik diwajahnya.
"Tidak seharusnya tuan mengikutkan nona Etha dalam acara pelelangan, dia istri anda." ucap Richard melakukan protes. Baru kali ini dirinya melakukan aksi protes kepada bos nya.
"Itulah akibatnya karena berani menentangku. Aku hanya ingin menunjukkan bahwa kekuasaan yang kumiliki mampu membuatnya seperti barang yang bisa diperjualbelikan." tegas Alfhat.
"Tuan, coba pikirkan kembali karena...." Richard tidak melanjutkan ucapannya.
"Sudah berani kamu membantah ucapanku hah! apa kamu sudah bosan bekerja denganku? katakan!" ucap Alfhat dengan suara satu oktaf dan tidak ingin dibantah.
"Maaf tuan. Baik, saya akan menghubungi Alex" ucap Richard cepat dengan setengah membungkuk hormat kepada bos nya. Lalu segera menjauh untuk menghubungi Alex yang merupakan pengelola kasino milik Alfhat.
Setelah selesai menghubungi Alex, barulah Richard kembali menghampiri bos nya.
"Alex bersedia memajukan acara pelelangan, kita diminta untuk segera menemuinya." jelas Richard.
"Ayo, aku sudah tidak sabar melihat pertunjukannya." ucap Alfhat antusias sambil menyeringai tipis. Tatapannya kembali tertuju ke arah posisi tempat Etha berada.
Sementara Etha hanya duduk diam tidak mengerjakan apa-apa, hanya memperhatikan pengunjung yang berdatangan untuk bersantai dan menghabiskan uangnya di meja judi.
Untungnya perjudian tidak di lakukan di lantai tertinggi gedung tersebut yang sekarang ditempatinya, karena lantai itu hanyalah restoran mewah khusus untuk kaum elit. Tetapi perjudian dilakukan di lantai tiga hingga lantai tujuh.
Etha tidak tahu sama sekali mengapa dirinya dibawa di tempat seperti itu. Apakah Alfhat akan mempertaruhkannya di meja judi? ataukah Alfhat akan menjualnya kepada pria lain? dia merasa takut memikirkan semua itu.
Etha menopang dagu melihat suasana ruangan yang ditempatinya, terlihat elegan dan berkelas dengan seluruh perabotan mewah yang didominasi warna gelap. Lampu kristal berukuran raksasa bersinar terang menyinari ruangan tersebut.
Para pengunjung terlihat enjoy bersama pasangannya menempati meja nya dengan suguhan minuman berwarna merah. Sepertinya mereka semua golongan kaum elit mengingat penampilannya yang berkelas.
"Nona, mau minum?" tanya bartender cantik yang duduk di sampingnya.
"Tidak." jawab Etha cepat sambil celingak-celinguk mencari keberadaan Alfhat.
Kemana perginya pria cabul itu, mengapa dia meninggalkanku disini. Batin Etha.
Tak sengaja Etha melihat orang yang dikenalinya, dengan cepat dia mengambil buku menu dan berpura-pura membacanya agar wajahnya tidak di kenali oleh orang itu.
"Ya Allah, bukankah pria tadi ayah Bilqis. Bagaimana bisa dia berada di tempat ini. Jangan sampai dia melihatku." gumam Etha, yang tidak ingin tertangkap basah mendatangi tempat maksiat tersebut.
Namun sayangnya, mata pria itu cukup jeli melihat keberadaannya. Karena hanya Etha yang berpenampilan muslimah di tempat tersebut, sementara pengunjung lainnya rata-rata berpakaian minim.
Terlihat pria itu melangkah mendekat ke arah Etha. Dan Pria itu tidak lain adalah Adnan. Adnan hanya ingin memastikan apakah wanita berhijab itu adalah wanita yang dikenalinya atau bukan.
Gawat, pria itu memang ayah Bilqis. Batin Etha cemas.
Etha ingin segera meninggalkan tempat tersebut, tapi keburu Adnan duduk berhadapan dengannya. Dan bersamaan pula Alfhat dan Richard datang menghampirinya.
Dengan kesal Alfhat mengambil buku menu yang digunakan Etha menyembunyikan wajahnya, lalu melempar buku menu itu ke arah bartender.
Sontak Etha dan Adnan bertemu pandang, hingga keduanya saling terkejut dan refleks saling menyebutkan nama masing-masing.
"Nona Etha!"
"Tu-tuan Adnan!"
Alfhat langsung mengerutkan keningnya melihat interaksi mereka dan ternyata saling kenal.
Alfhat langsung mencengkeram kuat lengan Etha untuk segera membawanya ke lantai 10 tempat pelelangan dilakukan. Namun Adnan malah menghentikan mereka dengan mencekal tangan Etha.
"Tunggu nona Etha. Kita perlu bicara." ucap Adnan dengan tatapan memohon.
Seketika rahang Alfhat mengeras, kedua matanya memancarkan kilatan amarah melihat tingkah pria berkacamata yang begitu berani menyentuh benda miliknya.
"Siapa kamu?" ketus Alfhat dengan gaya angkuhnya menatap tajam pria berkacamata itu.
"Saya calon suaminya." ucap Adnan percaya diri.
Etha terlonjat kaget mendengar ucapan Adnan. Alfhat langsung melepaskan cengkraman tangannya di lengan Etha, lalu mendekati Adnan dengan tatapan meremehkan melihat penampilan pria berkacamata itu dari ujung rambut hingga ujung kaki.
Tanpa basa-basi Alfhat langsung melayangkan pukulan keras tepat di wajah Adnan hingga sudut bibir pria itu berdarah dan kacamata yang dipakainya terlepas hingga terjatuh di lantai. Dengan jahatnya Alfhat kembali menginjak kacamata pria itu hingga hancur. Etha langsung bergerak melerainya. Sementara Richard hanya menjadi penonton.
"Hentikan!" ucap Etha berteriak keras berada di tengah-tengah mereka.
Alfhat mengepalkan tangannya lalu menarik tangan Etha, hingga tubuh Etha membentur dada bidangnya. Etha mengangkat wajahnya dan ingin melakukan aksi protes, namun mulutnya langsung dibungkam oleh ciuman Alfhat.
Kedua mata Etha membulat sempurna dan langsung mendorong tubuh Alfhat hingga ciuman Alfhat terlepas. Richard tersenyum tipis melihat kelakuan bos nya. Sedangkan Adnan hanya mampu mengepalkan tangannya.
"Dia milikku, jadi jangan coba-coba mengaku sebagai calon suaminya!" ucap Alfhat dingin lalu menyentuh sudut bibirnya. "Jika kamu berani, maka bersiaplah menerima kehancuran mu!" lanjutnya dengan ancamannya.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Inachensia Kuben
cembokurrrrrr ni eeeeeee
2023-10-04
0
Baihaqi Sabani
q syuka....tmbh seru....kyy g jd d lelang nih etha🤣🤣🤣🤣🤣
2023-03-14
1
Ade
yaelah...katanya benci mau2 main nyosor aja 😜
2023-03-14
2