Bab 2

"Alhamdulillah, akhirnya kamu pulang sayang." ucap ibunya sambil memeluknya erat.

"Iya Mama ku sayang, aku tidak akan kemana-mana lagi." ucap Etha tersenyum dan begitu nyaman dipeluk oleh Ibunya.

"Terus Papa dimana?" tanya Etha. Pasalnya ketika di bandara dia sempat bertukar pesan dengan ibunya untuk menanyakan perihal kondisi ayahnya. Dengan jujur sang ibu mengatakan ayahnya jatuh sakit, mengigat Etha anak tertua di keluarganya dan patut tau segala hal yang terjadi di rumah. Sementara Dilan, tidak diberitahu perihal kondisi ayahnya.

"Papa sedang beristirahat di kamar, sayang." ucap ibunya sambil melepaskan pelukannya.

"Baik, tapi aku ke kamar dulu, Ma." ucap Etha tersenyum.

"Ya, jangan berlama-lama di kamar, karena setelah ini kita akan makan malam bersama." teriak ibunya melihat Etha berlari kecil menaiki anak tangga persis anak kecil.

"Iya Mama." ucap Etha di pertengahan tangga yang sempat menghentikan langkahnya, setelah mengatakannya dia bergegas ke kamarnya.

Sementara sang ibu hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah laku putrinya yang tidak pernah berubah. Ia hanya khawatir kapan putrinya memutuskan untuk segera menikah, karena usia putrinya tidak lagi muda dan sudah sepantasnya untuk berkeluarga.

Tak ingin terus kepikiran dengan hal yang menyangkut tentang putrinya, Nyonya Lexa melangkah ke dapur untuk memastikan apakah makan malam sudah siap dibuat oleh pelayannya.

Etha masuk ke dalam kamarnya dan langsung menghempaskan tubuhnya di atas ranjang empuknya.

"Ughhh lelahnya." ucapnya tersenyum sambil meregangkan otot-ototnya yang kaku. Inilah tempat ternyamannya sehabis bekerja, lebih betah rebahan di atas ranjang dibandingkan melakukan aktivitas lain.

"Sebaiknya aku mandi dulu." gumamnya lalu melangkah ke kamar mandi.

Etha tak membutuhkan waktu yang lama melakukan ritual mandinya. Dia keluar dari kamar mandi sudah berpakaian lengkap. Mengenakan gamis rumahan berwarna coklat yang begitu pas di badannya. Wangi mawar dari aroma sabun dipakainya masih menyeruak di dalam kamarnya.

Etha bergegas keluar kamar untuk menemui ayahnya. Saat berada di ujung tangga, dia mendengar bel rumah berbunyi beberapa kali. Etha mengalihkan pandangannya untuk melihat para pelayan yang biasanya membuka pintu.

Namun, tidak ada siapa-siapa disana. Etha berdengus kesal mendengar bel rumahnya terus di bunyikan berulang kali. Sepertinya orang itu begitu kebelet ingin bertamu di rumahnya.

Etha melangkah tergesa-gesa untuk membukakan pintu. Siapa sih yang bertamu malam-malam begini dan seolah ingin merusak bel rumahnya, pikirnya.

Ceklek

Etha membuka pintu rumahnya dengan kesal. Keningnya berkerut melihat sosok pria berdiri tegak membelakanginya, dan di samping kanan pria itu dia seperti tidak asing dengan pria yang berwajah datar. Dan disampingnya lagi terdapat tiga pria bertubuh kekar berwajah garang dan diyakini adalah tukang pukul. Keempat pria itu langsung menatap tajam ke arah Etha, sedang Etha hanya menatapnya dengan tatapan tidak suka.

Hingga pria yang membelakanginya berbalik badan menghadap kearahnya. Etha terlonjat kaget melihat wajah pria itu, pria yang pernah melakukan aksi cabul di dalam toilet hotel.

"Selamat malam, Nona." ucap pria itu dengan tatapan sinis.

"Kamu." Etha terkejut melihat tamu yang datang. Dia tidak menyangka pria yang paling menyebalkan sedunia yang datang bertamu di rumahnya.

"Kenapa? bukankah aku sudah katakan aku datang untuk menagih hutang." ucapnya dengan sinisnya.

Pasalnya dia dan pria itu sempat beberapa kali bertemu, dan terakhir bertemu di Bandara tadi sore. Bahkan pria itu sempat membahas tentang hutang.

"Sepertinya anda salah alamat tuan, jika ingin menagih hutang bukan tempatnya disini. Sebaiknya pergi dan bawa tukang pukul anda." ketus Etha menatap tajam pria itu. Mereka seperti rentenir, karena sampai-sampai membawa tukang pukul segala.

Sementara pria itu tergelak tawa mendengar ucapan Etha. Bahkan ketiga pria yang berwajah garang, ikut menertawakan ucapan Etha.

"Dasar sinting." Etha memutar bola matanya jengah melihat mereka semua, lalu segera menutup kembali pintu rumahnya, namun aksinya di hadang oleh pria yang di cap sebagai pria cabul.

"Hei, kamu tidak sopan menerima tamu, nona Etha Putri Mayer!" ucapnya dengan penuh penekanan menyebut nama Etha.

Sontak Etha menghentikan aksinya, karena pria itu menyebut namanya secara lengkap. Etha menjauhkan tangannya dari pintu, kemudian bertolak pinggang menatap tajam pria itu.

"Harusnya anda yang memiliki sopan santun ketika bertamu di rumah orang." tegas Etha.

"Ha ha ha..., jangan sok pintar jika ingin berdebat denganku. Jelas-jelas aku datang bertamu untuk menemui ayahmu. Ingat baik-baik, aku datang untuk menagih hutang kepada ayahmu, dan aku adalah tamu istimewanya. Cepat panggilkan ayahmu!" ucapnya dengan suara satu oktaf diakhir kalimatnya dan penuh penekanan. Sepertinya pria itu sudah tersulut emosi.

"Tenang tuan Alfhat." bisik pria disampingnya, karena ia yakin bos-nya sedang emosi.

"Jangan mencampuri urusanku, Richard!." ucapnya terdengar ketus kepada bawahannya. Seketika pria yang bernama Richard paham akan maksudnya dan tidak akan ikut campur dengan urusan bos nya.

***

Pria bermanik hitam yang dipanggil tuan itu bernama Alfhat Ramous Sanders, pria tampan berusia 34 tahun. Seorang bos mafia berdarah dingin nan kejam terhadap siapapun yang mengusiknya. Pria yang disapa Alfhat itu dijuluki pria cassanova karena hobinya bergonta-ganti pasangan, namun sangat digilai kaum hawa karena parasnya yang memang sangat tampan dan berkharisma.

Alfhat sosok pria dingin yang angkuh, arogan dan begitu egois, serta licik, hanya mementingkan kepentingannya sendiri. Namun, Alfhat tipikal pria pekerja keras, karena diusianya yang ke 20 tahun, dia sudah menjelma menjadi CEO dan itu masih terbilang sangat muda.

Perusahaannya pada waktu itu masih terbilang kecil dan belum berkembang pesat, hingga lambat laun perusahaannya semakin maju dan berkembang pesat berkat kepemimpinannya dan keuletan dalam bekerja, hingga perusahaannya mampu bersaing dengan perusahaan raksasa di dunia, salah satunya perusahaan Alexander Group.

Semua impiannya sudah terwujud, dia sudah menjadi pria mapan, berkuasa dan mampu mendapatkan apa saja yang diinginkannya. Namun, hanya satu tujuannya saat ini adalah balas dendam kepada keluarga yang pernah menghancurkan kehidupan keluarganya. Dan sekarang ia kembali akan mewujudkannya.

***

Etha tak menggubris ucapan pria itu, rentetan pertanyaan demi pertanyaan mulai merasuki pikirannya. Bagaimana mungkin ayahnya berhutang kepada pria itu, jelas-jelas ayahnya tidak pernah membahas masalah hutang, apalagi berhutang kepada orang lain.

Etha berdecak kesal sambil membuka pintu rumah dengan lebar, tatapannya begitu tidak suka kepada pria itu. Etha lalu mempersilahkan mereka masuk. Karena sepertinya para pelayan sedang menghidangkan makan malam di ruang makan.

Ketika akan memanggil ayahnya di kamar. Tanpa diduga, muncullah ayahnya lalu bergabung bersama tamunya. Etha bergegas pamit ke belakang dan tidak ingin lagi bertemu dengan pria cabul itu.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Uviek Ku

Uviek Ku

jd keingat cerita Daren dan Ziva dulu🕌🤗😢😘😘Dulu Deren tujuannya mau balas dendam sama Tuan Alvin atas kematian Alex ayah nya Deren, tapi malah dia Nika sama Ziva, drama yang mengharu biru 😢😘

2023-03-14

2

Fatma

Fatma

lanjut dong thor

2023-03-03

2

kim

kim

lanjut thor

2023-03-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!