"Sebaiknya aku temui saja Alfhat. Perkara bodoh jika dia melarangku masuk ke kamarnya." gumamnya yang sudah terbakar api cemburu.
Vivian langsung melangkah mendekat ke arah pintu kamar Alfhat. Tanpa basa-basi dia langsung menggedor-gedor pintu kamar Alfhat untuk segera masuk ke dalam.
Namun sayangnya tidak ada tanda-tanda akan pintu kamar itu terbuka. Tiba-tiba saja dua bodyguard datang menghampirinya.
"Tuan tidak ingin diganggu. Sebaiknya anda pergi." ucap salah satu bodyguard dengan wajah beringas menyuruh Vivian pergi.
"Aku ingin bertemu dengan tuan mu, jadi jangan menghalangiku." ucap Vivian marah.
"Maaf nona, tuan sudah berpesan kepada kami, tidak ada yang boleh masuk di kamarnya. Kami tidak ingin membantah ucapan tuan, jadi sebaiknya anda pergi " ucap bodyguard itu dengan kompaknya dan langsung menghadang Vivian di depan pintu.
"Sialan! kamu tidak tau siapa aku hah! aku ini kekasihnya. Aku pastikan kalian tidak akan menjadi bodyguard kekasihku esok pagi." kesal Vivian lalu ingin kembali mendobrak pintu kamar Alfhat, namun keburu kedua bodyguard Alfhat langsung menyeretnya menuju kamar yang ditempatinya.
"Alfhat!"
"Alfhat, keluarlah." Vivian berteriak keras memanggil nama Alfhat dengan pandangannya masih saja tertuju ke arah pintu kamar Alfhat, agar kekasihnya itu segera keluar dari kamarnya dan menolongnya.
Dan benar saja, pintu kamar Alfhat terbuka lebar dan muncullah sepasang suami istri berpakaian rapi seperti akan ke kondangan.
Vivian memberontak hingga kedua bodyguard Alfhat memilih untuk melepaskannya. Vivian langsung berbalik badan dan kembali berlari kecil melangkah mendekat ke arah pintu kamar Alfhat.
Namun, baru beberapa langkah, matanya langsung melotot sempurna melihat pria yang dicintainya berdiri tepat di samping wanita tua yang sangat dibencinya itu. Bahkan tangan mereka saling menggenggam erat.
"Al, ada apa ini? kenapa kamu bersamanya!" kesal Vivian lalu bergerak melepaskan tangan mereka.
Namun, genggaman tangan Alfhat teramat kuat menggenggam tangan Etha, sehingga Vivian tampak kesulitan untuk melepaskan tangan mereka.
"Aku tidak terima jika kamu membawanya pergi bersama. Wanita tua ini tidak pantas berdiri di samping mu." ucap Vivian histeris dan begitu cemburu dan Alfhat hanya menatapnya dengan tatapan dinginnya.
Etha hanya mampu memutar bola matanya jengah melihat tingkah laku Vivian. Sebagai seorang wanita, dia merasa malu melihat penampilan Vivian yang mengumbar auratnya sana-sini. Namun, dia tidak berhak untuk menghakiminya, karena semua orang masing-masing memiliki kekurangan.
"Jangan mencampuri urusanku! berapa kali aku peringatkan kepadamu untuk tidak ikut campur. Tugasmu hanya memuaskan hasrat ku dan aku membayar mu dengan bayaran setimpal." ucap Alfhat dingin.
"Al, aku...."
Alfhat langsung menarik tangan Etha untuk segera membawanya pergi. Dia tidak memperdulikan ucapan Vivian. Kembali Vivian melangkah mengikutinya, akan tetapi, kedua bodyguard Alfhat langsung menghadangnya.
"Alfhat! kamu tidak boleh membawanya pergi." ucap Vivian mencoba menghentikannya, sayangnya Alfhat sudah masuk ke dalam lift bersama Etha, seketika itu lift tertutup rapat dan bergerak membawa mereka turun ke lantai dasar.
"Alfhat!" Vivian kembali berteriak memanggil nama Alfhat.
"Arrgghhh sial." Vivian menjambak rambutnya dengan kesal melihat kepergian Alfhat bersama Etha.
Dengan amarah menggebu-gebu, Vivian melangkah masuk ke dalam kamarnya. Terlihat pelayan wanita baru saja selesai menyiapkan air hangat di bathtub untuknya berendam.
Saat pelayan itu ingin keluar dari kamarnya, Vivian langsung mencekal tangannya.
"Tunggu sebentar, aku punya pekerjaan bagus untukmu." ucap Vivian.
"Pekerjaan apa nona?" tanya pelayan dengan hati-hati. Sepertinya dia akan kembali mendapatkan pendapatan lebih
Vivian langsung mengambil sesuatu dari dalam tasnya beserta amplop coklat berisi lembaran uang tunai di dalamnya.
"Aku ingin kamu menaburi obat ini di makanan Etha. Ingat, jangan sampai kamu ketahuan. Karena kamu akan tahu sendiri akibatnya." jelas Vivian memberikan botol plastik berukuran kecil layaknya sebuah jarum suntik.
Pelayan itu terkejut mendengar ucapan Vivian dan hanya mampu menatap botol kecil yang dipegang oleh Vivian tanpa ingin mengambilnya. Sedangkan matanya berbinar melihat amplop coklat cukup tebal dan berisi uang tunai di dalamnya.
"Ambil ini. Dan ini bayaranmu, kamu harus tutup mulut jika kamu ketahuan." ucap Vivian dengan nada ancaman.
Dengan ragu pelayan itu mengambil botol kecil yang dipegang oleh Vivian beserta amplop berisi uang tunai.
"Itu hanya obat bius yang bisa membuat orang ketiduran. Jadi kamu tidak perlu takut untuk melakukannya" bohong Vivian demi menutupi kelicikannya.
"Baik nona." ucap pelayan itu dengan anggukan kepala. Sejujurnya dia senang mendapatkan uang lebih dengan pekerjaan cukup mudah baginya.
"Kamu boleh keluar." usir Vivian dengan seringai licik diwajahnya dan pelayan itu bergegas keluar dari kamarnya.
Bersiaplah wanita tua, sebentar lagi ajalmu akan datang, ha ha ha. Batin Vivian.
*
*
*
Sementara itu, Etha begitu kesal duduk berdampingan dengan Alfhat di dalam mobil. Bagaimana tidak, dia begitu kekeh tidak mau ikut bersama dengan Alfhat. Tapi, dengan kekuasaan yang dimiliki oleh Alfhat hingga melontarkan ancaman mematikan kepadanya, mau tak mau dia harus mengikuti kemana perginya pria cabul itu.
Untuk Alfhat sendiri terlihat santai dengan raut wajahnya yang dingin memancarkan aura-aura mematikan dan juga menakutkan untuk seorang mafia seperti dirinya.
Dia bebas melakukan apa saja kepada wanita berhijab yang duduk di sampingnya, termasuk saat ini akan membawanya ke salah satu bisnis kasino miliknya yang sudah dilegalkan oleh negara.
"Tak perlu tegang seperti itu." sinis Alfhat sambil menepuk pelan bahu Etha, membuat wanita berhijab itu menoleh kearahnya dengan tatapan kebencian.
"Lihat baik-baik, apa wajahku menunjukkan ketegangan!" ucap Etha bermode galak dan terang-terangan menentangnya.
Alfhat menyeringai tipis lalu memajukan wajahnya ke wajah Etha, sontak Etha langsung buang muka dan ingin sekali memukul wajah angkuh pria cabul itu.
"Mengapa kamu menghindar, apa kamu berpikir aku akan menciummu?" ucap Alfhat tepat di telinga Etha, membuat Etha tidak nyaman dengan posisi wajah Alfhat begitu dekat dengannya.
"Ya, aku memang menghindarimu, karena pria bajingan seperti dirimu tidak bisa di percaya dan jangan harap kamu bisa melakukannya. Seujung kuku saja aku tidak sudi disentuh olehmu." tantang Etha yang tak kenal takut.
Alfhat langsung tergelak tawa mendengar ucapan Etha, sungguh wanita pemberani yang bermulut pedas. Tanpa basa-basi dia langsung menarik pinggang Etha, membuat Etha langsung melakukan perlawanan memukuli kepalanya. Hingga terjadi aksi pertarungan di antara mereka berdua di dalam mobil, siapakah yang akan kalah?
Richard yang duduk di kursi kemudi hanya fokus mengemudikan mobilnya dan langsung menekan tombol hingga sebuah tirai langsung terbentang sebagai pembatas antara dirinya dengan penumpang di belakangnya. Dan kedua matanya tak sengaja melihat bos nya sudah menguasai tubuh istrinya.
Tak berselang lama kemudian, mobil yang membawa mereka tiba di pelataran bangunan pencakar langit, layaknya sebuah hotel berbintang, namun itu adalah tempat bisnis kasino yang dijalankan oleh Alfhat.
Richard bergegas turun dari mobil dan bergerak cepat membukakan pintu mobil untuk bos nya. Keningnya berkerut melihat penampilan bos-nya yang terlihat berantakan. Dia merasa pria itu bukanlah bos nya.
Bagaimana bisa penampilan bos nya menjadi acak-acakan seperti itu, bukankah tadi bos nya tampil rapi dan begitu gagah. Mengapa sekarang berbanding terbalik, dasinya hampir terlepas, wajahnya terdapat bekas cakaran dan rambut klimis nya yang rapi sudah tak berbentuk.
Richard kembali mengalihkan pandangannya pada istri bos nya yang baru saja keluar dari mobil. Namun, dia menjadi bingung penampilan istri bos nya masih rapi, padahal dia sudah yakin bahwa bos nya lah yang menang dan mereka berakhir melakukannya di dalam mobil. Namun dugaannya salah. Apa sebenarnya terjadi? pikirnya.
Alfhat berjalan terlebih dahulu, lalu disusul Etha, dan barulah Richard menyusul mereka dengan berbagai pertanyaan menghinggapi pikirannya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Inachensia Kuben
hhhhhhhh alfhat kena batunya
2023-10-04
0
Baihaqi Sabani
yes dh up....mksih thor🙏🙏🙏🙏 sarahaeyo😘😘😘😘
2023-03-14
1
Baihaqi Sabani
taaaaa bersambung....sedih....lnjut thor jgn lma2 up yaaaaa😭😭😭😭😭lnhsung tk masukiiin favorit😍😍😍😍😍
2023-03-13
0