Pagi-pagi buta Etha menyelinap keluar dari mansion mewah Alfhat. Tak seorangpun melihatnya keluar dari kediaman mewah penguasa itu.
Dia akan tetap bekerja di luar tanpa persetujuan dari seorang Alfhat. Namun, sebelum berangkat kerja, dia sempat menulis pesan perihal kepergiannya untuk bekerja.
Membutuhkan waktu dua jam lamanya dia akan tiba di kota tempatnya mengadu nasib. Mengingat tempat tinggal Alfhat berada di kota yang berbeda. Etha memilih menggunakan kereta api supaya cepat sampai. Sesampainya di stasiun kereta api pemberhentian terakhir, sebuah mobil menjemputnya dan melaju menuju butik miliknya.
Rupanya yang datang menjemputnya di stasiun kereta api adalah Kayla, asisten pribadinya.
"Miss, kalau boleh tau kenapa anda menggunakan transportasi umum, dan darimana saja rute perjalanan anda?" tanya Kayla.
"Aku habis dari luar kota dan akan menetap di sana, kemungkinan besar setiap hari aku akan menggunakan transportasi umum sebelum berangkat ke butik. Dan tugasmu setiap hari harus datang menjemputku di stasiun kereta." ucap Etha tersenyum.
"Oke miss." ucap Kayla dengan anggukan kepala.
"Kita mampir sebentar di rumahku. Aku harus mengambil desain produk salah satu pesanan pelanggan." ucap Etha.
"Baik Miss."
Mobil melaju dengan kecepatan rata-rata menuju kediaman Etha. Tak berselang lama kemudian, mobil yang membawa mereka tiba di depan rumah bergaya minimalis dengan dua lantai. Diyakini rumah minimalis itu adalah rumah milik Etha.
Etha bergegas turun dari mobil, satpam penjaga kediamannya dengan cepat membukakan pintu gerbang untuknya.
Pak satpam yang bernama Joko tersenyum ramah melihat kedatangannya. Etha ikut tersenyum, lalu bergerak memasuki pekarangan rumah dan melangkah masuk ke dalam rumahnya sambil mengucapkan salam.
Dua pelayan wanita yang bekerja di kediamannya langsung membalas salamnya. Mereka tersenyum ramah melihat kepulangan majikannya.
"Non, kami sudah menyiapkan sarapan untuk anda." ucap salah satu pelayannya bernama Bi Tutik.
"Terima kasih bi, tolong di bungkus saja. Saya akan memakannya nanti di butik." ucap Etha tersenyum.
"Baik non." ucapnya patuh, lalu bergegas ke dapur.
Etha buru-buru menaiki anak tangga menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Dia harus mengambil desain gambar produknya dan perlengkapan lainnya yang harus dibawa ke butik.
Setelah selesai, dia bergegas turun dan mendapati pelayan rumah sudah menunggunya.
"Ini sarapan untuk non." ucap Bi Tutik sambil menyerahkan paper bag berisi sarapan untuk majikannya.
"Terima kasih, bi." ucap Etha tersenyum lalu mengambil paper bag tersebut.
Tak lupa Etha berpamitan kepada kedua pelayannya yang sudah dia anggap seperti kerabatnya sendiri.
Mobil yang membawanya kembali bergerak menuju butik miliknya.
*
*
*
Sementara di kediaman Alfhat....
Kepergian Etha secara diam-diam berakibat fatal dan menggemparkan seluruh para pekerja di mansion Alfhat. Seluruh pekerja begitu panik mulai mencari keberadaan Etha. Untungnya salah satu pelayan berhasil menemukan surat Etha yang diletakkan di atas nakas dalam kamarnya.
Alfhat mengepalkan tangannya membaca surat yang berisi pesan dari Etha dan ditujukan untuknya.
"Sialan! beraninya dia...arghh." ucap Alfhat marah besar sambil meremas kertas tersebut.
"Richard!"
"Iya tuan."
"Cepat jemput paksa wanita sialan itu!" ucapnya penuh emosi.
"Terus bagaimana dengan rapat anda pagi ini." ucap Richard hati-hati.
"Batalkan saja bodoh, apa kamu tidak lihat seperti apa wajahku sekarang hah! mataku memerah bagaikan manusia penghisap darah, semua ini gara-gara wanita sialan itu!" bentak Alfhat dengan amarah menggebu-gebu.
"Baik tuan." ucap Richard sambil membungkukkan tubuhnya dengan penuh hormat, lalu melenggang pergi sesuai perintah bos nya.
Sementara Vivian baru saja bangun tidur. Rambutnya masih saja acak-acakan, perlahan matanya diedarkan melihat disekelilingnya hingga terlonjat kaget melihat jam dinding sudah menunjukkan angka 8.
Vivian bergegas turun dari ranjang dan berlari masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Hari ini dia ada jadwal pemotretan hingga sore hari.
Tak berselang lama kemudian, Vivian sudah rapi dengan gaun seksinya berwarna merah muda. Dia terlihat buru-buru memoles wajahnya dan terakhir memakai lipstik berwarna merah darah hingga bibir seksinya cetar membahana.
"Sempurna." ucapnya memuji penampilannya sendiri. Lalu bergegas keluar dari kamarnya.
"Sebaiknya aku temui Alfhat terlebih dahulu sebelum berangkat ke lokasi pemotretan." gumam Vivian.
Vivian menghentikan langkahnya saat melihat beberapa pelayan berkeliaran di lantai dua. Dia lekas menghampirinya.
"Hei pelayan, apa yang terjadi? mengapa tiba-tiba ada bodyguard yang berjaga-jaga di depan pintu kamar ini." ucap Vivian curiga melihat pintu kamar yang bersebelahan dengannya di jaga oleh dua bodyguard Alfhat.
"Maaf nyonya, saya kurang tau." ucap salah satu pelayan yang memilih cari aman.
"Haiss, dasar tidak berguna. Lanjutkan kembali pekerjaanmu." ketus Vivian mengusir mereka. Baru beberapa langkah, Vivian kembali menghentikan kedua pelayan itu.
"Hei tunggu, apa Alfhat masih berada di dalam kamarnya?" tangan Vivian kepada kedua pelayan wanita itu.
"Iya nyonya, tuan masih berada di dalam kamarnya." ucap salah satu dari mereka, kemudian melanjutkan kembali pekerjaannya.
"Sebaiknya aku telepon saja Alfhat." Vivian mengambil ponselnya dari dalam tas mewahnya, lalu menghubungi Alfhat.
Namun sayang sekali panggilan teleponnya tidak dianggap dan hanya diabaikan oleh Alfhat.
"Apa-apaan ini, bagaimana bisa Alfhat mengabaikan panggilan telepon ku. Ini tidak bisa di biarkan. Sebaiknya aku kirim saja pesan kepadanya, mungkin mood nya sedang buruk karena wanita tua itu." kesal Vivian.
Setelah pekerjaanku selesai, aku harus menemui Hans. Siapa tahu dia bisa membantuku, wanita tua itu harus segera disingkirkan. Batin Vivian.
*
*
*
Di sebuah ruang kerja minimalis yang terletak di lantai dua bangunan sebuah butik pakaian muslimah, terlihat Etha duduk di kursi dan tengah sibuk dengan komputernya yang sedang mengerjakan desain gambarnya.
Tiba-tiba saja asisten pribadinya datang menghampirinya.
"Miss, Nyonya Helen mencarimu. Dia ada keperluan dengan anda." ucap Kayla.
"Hemm, tunggu sebentar. Aku harus selesaikan ini dulu. Tolong layani dia dengan baik, kalau perlu siapkan teh untuknya di ruang tamu" ucapnya yang tengah sibuk mengarsir gambarnya.
"Baik Miss." ucap Kayla setengah membungkuk lalu bergegas keluar dan tak lupa menutup kembali pintu ruangan atasannya.
Sementara itu, terlihat wanita paruh baya bersama anak kecil perempuan dengan usia kira-kira tiga tahun sedang duduk di sofa sembari menunggu seseorang.
"Oma, tante cantik mana... Bilqis sudah kangen sama tante cantik." ucapnya dengan mata berkaca-kaca sambil memeluk lengan wanita paruh baya yang dipanggil Oma.
"Kita tunggu dulu ya sayang, semoga saja tante cantik sudah datang." ucap Oma nya.
"Iya Oma." ucapnya dengan anggukan kepala.
Tak berselang lama, orang yang ditunggu-tunggu kedatangannya muncul juga.
"Tante cantik!" ucap anak kecil itu dengan bahagianya lalu berlari menghampiri wanita berhijab yang berjalan ke arahnya.
"Bilqis jangan berlari nak, nanti kamu jatuh." tegur Oma nya.
Sedangkan wanita berhijab yang dihampiri oleh Bilqis adalah Etha. Bilqis begitu antusias dan langsung berhambur memeluk kaki Etha, persis seorang anak yang memeluk tubuh ibunya.
Etha tersenyum, lalu menggendongnya dan tak lupa memberikan ciuman di kedua pipinya. Bilqis tertawa terbahak-bahak dan begitu bahagianya bisa bertemu dengan Tante cantiknya. Sedang wanita paruh baya yang bernama nyonya Helen hanya mampu tersenyum melihat keakraban mereka.
"Bilqis sangat kangen sama tante cantik." ucapnya sambil memeluk erat tubuh Etha.
Sementara Etha sendiri hanya mampu tersenyum dengan tingkah anak menggemaskan itu.
"Maaf atas kelakuan cucu saya." ucap Nyonya Helen tak enak hati, karena hampir setiap hari cucunya selalu ingin bertemu dengan Etha. Cucunya begitu menyukai Etha dan ingin sekali menjadikan Etha sebagai ibunya.
"Tidak apa-apa nyonya, saya sama sekali tidak keberatan. Dia masih kecil dan masih membutuhkan kasih sayang." ucap Etha tersenyum.
"Tante cantik, maukah Tante cantik menikah dengan ayah Bilqis? soalnya Bilqis ingin tante cantik yang jadi ibu Bilqis." ucap Bilqis dengan antusiasnya.
Etha yang mendengar ucapan anak kecil itu hanya mampu tersenyum.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Ely Herawati Borreg
balqis ataupun bilqis itu bukan nama yg bagus thor,soalnya itu nama2nya istrinya para jin ataupun para fir'aun mf ya thor bukan menghujat cuma memberitahukan saja sekali lagi mf ya thor
2023-04-13
0
Dhiyaa
hahaha alfhat bakal kebakaran jenggot nie🤣🤣😅😜😜
2023-03-09
2
Ade
aku seneng banget ada saingan alfhat 😜
2023-03-09
2