Bab 13

"Tante cantik, maukah Tante cantik menikah dengan ayah Bilqis? soalnya Bilqis ingin tante cantik yang jadi ibu Bilqis." ucap Bilqis dengan antusiasnya.

Etha yang mendengar ucapan anak kecil itu hanya mampu tersenyum. Sedangkan Nyonya Helen terkejut mendengar ucapan cucunya. Dia tidak menyangka cucunya secara terang-terangan ingin menjodohkan ayahnya dengan wanita muslimah sebaik Etha.

"Bagaimana tante cantik? jawab iya ya." ucap Bilqis penuh harap, seolah mendesak Etha.

"Eemm tante pikir-pikir dulu ya, karena ucapan kamu dikhususkan untuk orang dewasa dan anak kecil tidak boleh tau." ucap Etha tersenyum. Dia tidak ingin memberi harapan palsu pada anak kecil itu yang begitu terobsesi dengannya untuk dijadikan sebagai ibunya. Sekarang dirinya sudah berstatus istri dari tuan Alfhat. Mustahil baginya untuk mewujudkan keinginan anak kecil itu.

"Oke tante cantik." ucap Bilqis mengangguk cepat lalu mencium pipi Etha.

"Jangan diambil serius ucapan cucu saya, nona Etha. Dia ingin sekali memiliki seorang ibu" ucap Nyonya Helen tidak enak hati.

Pasalnya cucunya begitu kekeh ingin terus menjadikan Etha sebagai ibunya. Hampir setiap hari selalu saja merengek dan sampai-sampai menangis hanya karena ingin bertemu dengan Etha. Alhasil, mau tak mau wanita paruh baya itu selalu menuruti kemauan cucunya.

Apalagi nyonya Helen juga menyukai pemilik butik langganannya itu. Karena Etha sosok wanita berhijab yang baik hati dan sifatnya ceria membuat siapa saja yang mengenalnya akan menyukainya.

"Tidak apa-apa nyonya Helen. Saya memakluminya." ucap Etha sambil mengelus punggung anak menggemaskan itu.

Nyonya Helen selalu saja tersentuh melihat perlakuan Etha kepada cucunya.

"Tante cantik ayo kita jalan-jalan ke mall. Terus... kita mampir di kantor ayah. Bilqis mau kenalin tante cantik sama ayah Bilqis yang super tampan dan keren." ucap Bilqis dengan antusiasnya mengajak Etha jalan-jalan dengannya.

"Lain kali saja sayang, tante cantik sedang sibuk dan harus bekerja." timpal Nyonya Helen menegur cucunya.

Seketika raut wajah Bilqis berubah sendu bahkan matanya sudah berkaca-kaca seperti akan menangis. Etha yang melihat perubahan wajah anak kecil itu merasa kasihan dan tidak tega melihatnya, dengan terpaksa dia mengiyakan ajakannya itu.

"Baiklah, tante setuju jalan-jalan bersama Bilqis." ucap Etha tersenyum.

Bilqis langsung bersorak gembira di gendongan Etha, lalu kembali menjatuhkan kepalanya di bahu Etha layaknya seorang anak bermanja-manja kepada ibunya.

Nyonya Helen hanya mampu tersenyum, semoga apa yang diimpikan cucunya secepatnya terwujud. Sesungguhnya dia juga menginginkan Etha menjadi menantunya.

Etha lalu berpamitan kepada asisten pribadinya perihal dirinya akan keluar bersama dengan nyonya Helen dan cucunya.

"Hati-hati Miss, jangan sampai terjerat duren." ucap Kayla menggoda atasannya. Karena dia tahu putra nyonya Helen seorang duda tampan.

Etha hanya menanggapi ucapannya dengan tatapan mata melotot lalu bergegas keluar dari butiknya. Kemudian mereka naik ke mobil, setelahnya mobil melaju menuju Mall.

Tak berselang lama kemudian, dua unit mobil berhenti tepat di depan butik Etha. Rombongan pria bertubuh kekar berpakaian lengkap langsung berhamburan keluar dari mobil.

Kemudian disusul oleh pria berambut ikal yang cukup tampan dengan raut wajah datarnya. Pria itu tidak salah lagi adalah Richard bersama para bodyguard Alfhat. Richard langsung melangkah memasuki butik Etha bersama kelima bodyguard Alfhat yang mengekor di belakangnya.

Sorot mata Richard begitu tajam menatap karyawan butik yang tengah meladeni pembeli. Pandangannya kembali diedarkan hingga melihat sosok wanita yang tengah sibuk bertelepon sambil memegang map di tangannya. Richard lalu menghampiri wanita itu.

"Tunjukkan ruangan nona Etha." ucapnya dingin kepada wanita itu.

Sementara wanita itu tengah asyik menelepon sambil mengangkat sebelah tangannya meminta Richard untuk menunggunya sebentar.

Tingkah wanita itu tidak sopan menurutnya, sontak Richard langsung merampas ponsel wanita itu.

"Hei kembalikan ponselku, datang-datang...." wanita itu tidak melanjutkan ucapannya dan terkejut bukan main melihat pria asing bersama rombongannya bertubuh kekar.

Wanita itu menelan ludahnya kasar dan bergidik ngeri melihat mereka semua.

"Tunjukkan ruangan nona Etha." ucap Richard dingin dan kembali mengulangi ucapannya.

"No-nona.. Etha...eehh" wanita itu terbata-bata dan menjadi gugup melihat mereka semua. Lebih terkejutnya lagi pria asing itu mencari atasannya.

"Geledah tempat ini dan temukan nona Etha." perintah Richard kepada bodyguard Alfhat.

"Tunggu!" ucap wanita itu menghentikan mereka. Dan ternyata wanita itu adalah Kayla, asisten pribadi Etha.

Richard mengerutkan keningnya mendengar ucapan wanita di hadapannya itu, membuat para bodyguard juga tak bergerak dari tempatnya.

"Kenapa?"

"Kembalikan dulu ponselku, baru aku beritahu." ucap Kayla

Richard langsung mengembalikan ponsel wanita dihadapannya itu.

"Miss Etha sedang tidak ada di butik. Baru saja dia keluar." ucap Kayla setengah takut.

Richard langsung mengangkat tangannya meminta rombongannya keluar dari butik.

"Apa kamu tau kemana perginya?" tanya Richard.

"Aku tidak tahu, cari saja sendiri." ucap Kayla terdengar ketus setelah memastikan kelima pria berwajah garang melangkah keluar. Kayla tidak ingin memberitahu, jangan sampai pria asing itu adalah seorang penjahat.

Tak ingin membuang waktu, Richard bergegas keluar dari butik tersebut dan perjalanan mereka kembali dilanjutkan. Sepertinya dia harus melibatkan orang IT untuk melacak keberadaan istri bos nya.

Tak butuh waktu lama, Richard sudah menemukan titik lokasi keberadaan istri bos nya. Mobil yang membawanya melaju cepat menuju sebuah Mall.

Sementara itu, Etha sedang menemani Bilqis jalan-jalan di mall dan selalu mendampingi anak menggemaskan itu saat mencoba wahana bermain.

Nyonya Helen hanya mampu tersenyum yang sedang duduk memperhatikan mereka. Diluar dugaan sosok pria jangkung berkacamata terlihat tergesa-gesa menghampirinya.

"Ibu, apa yang terjadi pada Bilqis. Sudah lima kali dia menelponku. Aku jadi khawatir kepadanya hingga menyusulnya ke sini." ucapnya dengan nada kekhawatiran penuh.

Untungnya pria itu mampu melacak keberadaan putrinya lewat GPS yang selalu di aktifkan lewat ponsel putrinya

"Putrimu baik-baik saja, lihatlah dia begitu senang bermain ditemani oleh tante cantiknya. Mungkin saja dia sengaja menelpon mu agar kamu sedikit meluangkan waktu untuknya" ucap Nyonya Helen tersenyum.

Sontak pria itu mengikuti arah pandang sosok wanita paruh baya yang dipanggil ibu.

"Adnan, lihatlah....mereka seperti ibu dan anak. Sampai kapan kamu ingin terus menyendiri, ini sudah tiga tahun loh, sedangkan putrimu membutuhkan kasih sayang seorang ibu. Semenjak putrimu selalu bersama dengan nona Etha, wajah bahagia selalu terpancar di wajahnya. Nona Etha wanita baik-baik dan sholehah, jadi tunggu apalagi. Jangan sampai kamu keduluan dengan pria lain." peringat ibunya.

Pria yang bernama Adnan itu adalah anak sulung nyonya Helen. Nama lengkapnya sendiri adalah Adnan Furqon Dwinata. Adnan berprofesi sebagai CEO di perusahaan turun-temurun keluarga Dwinata yang bergerak di bidang industri tekstil.

Tidak hanya itu, Adnan berusia 35 tahun dan seorang duda beranak satu. Istrinya meninggal dunia pasca melahirkan anak pertamanya, hal itu membuat Adnan begitu terpukul atas kepergian istri yang dicintainya. Dari situlah, Adnan lebih betah menduda di bandingkan mencari pasangan hidup dan lebih fokus bekerja dan membesarkan putri semata wayangnya.

Adnan tersenyum tipis memperhatikan putrinya bersama Etha. Baru kali ini dia memiliki ketertarikan terhadap seorang wanita.

Diluar dugaan, Richard bersama rombongannya baru saja sampai di parkiran Mall. Mereka semua bergerak cepat memasuki Mall untuk mencari keberadaan Etha.

Bersambung....

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***