PoV Ali
Setelah melihat punggungnya aku menyadari apa yang sudah aku lakukan. Jadi aku pergi dari ruangan itu dan beranjak menuju sebuah bar. Aku minum 4 botol alkohol, tapi tetap saja aku tidak bisa melupakan dirinya.
"Bos anda harus pulang sekarang." Ucapkan Vicky.
"Aku tidak mau untuk kembali ke sana Vicky." Balasku.
"Tapi bos, anda sudah mabuk. Jadi anda harus kembali sekarang juga." Ucap Vicky lagi.
Seorang wanita tiba-tiba muncul di depanku dan mendekat ke arahku. Dia lalu mulai menggodaku.
"Tuan, biarkan aku memuaskan mu malam ini." Ucap wanita itu padaku.
Wanita itu lalu duduk di pangkuan ku dan mulai menjalankan jemarinya ke rambutku kemudian dia membuka satu kancing pakaian ku dan mulai melihatku penuh nafsu. Vicky berdiri di sana, terdiam melihat semua yang terjadi.
"Apa kau mau bergabung?" Tanya wanita itu kepada Vicky.
Semua situasi ini membuatku merasa sangat tidak nyaman.
"Dasar kau wanita ******! Pergilah dari sini." Ucap ku.
"Tapi Tuan...." Balas wanita itu.
"Vicky, ayo pergi." Ucapku tanpa melihat kearah wanita itu lagi.
"Baik Tuan." Ucap Vicky.
"Tuan...." Ucap wanita itu lagi.
"Apa kau tidak mengerti dengan apa yang baru saja aku katakan kepadamu? Dasar wanita menjijikkan. Menjauh lah dariku." Ucapku lagi kepada wanita itu.
Vicky lalu mengantar aku pulang ke rumah dan dia pun pergi setelah itu.
Sekarang hanya ada aku dan Aisha berduaan di rumah yang besar ini karena semua pelayan sudah pergi.
Aku perlahan berjalan menuju kamarnya. Aisha tampak berbaring di lantai yang dingin. Sekarang musim dingin dan kamarnya bahkan tidak hangat sama sekali. Dia berbaring di lantai dan tubuhnya tampak gemetar. Tapi aku rasa dia tidak merasakan apapun karena tubuhnya sudah mati rasa.
Aku tidak bisa menahan diriku sendiri dan mendekat ke arahnya. Aku lalu berjongkok dan menatap kearah wajahnya. Wajahnya tampak begitu sedih. Hidungnya memerah, matanya tampak membengkak dan air matanya sudah mengering di pipi nya.
Aku lalu mengangkat tubuhnya dan menggendong nya lalu berjalan membawanya menuju ke arah kamarku.
Aku membuatnya berbaring di atas tempat tidurku dan duduk disampingnya. Aku mengusap kepalanya dan mulai memperhatikan wajahnya yang cantik.
Dia benar-benar wanita yang sangat cantik. Wajahnya begitu cantik dengan bibirnya berwarna merah muda, bulu matanya lentik dan sinar rembulan yang mengenai wajahnya dari jendela kamarku yang terbuka membuatnya bahkan terlihat jauh lebih cantik lagi.
Hanya dengan sekali menatapnya saja, maka dia akan membuat semua orang bisa jatuh cinta kepadanya.
Sudah hampir 10 menit aku terus menatap wajahnya. Dengan hanya terus menatapnya, sudah membuatku merasa tergoda. Tapi aku tidak bisa melakukan apapun saat ini karena sekarang dia tengah berada dalam masa datang bulannya.
Beberapa saat kemudian, aku memutusakan pergi untuk mandi air dingin agar bisa menenangkan diriku. Tapi wajahnya yang cantik terus saja terbayang di depan mataku. Wajahnya benar-benar terus berada di dalam kepalaku.
Setelah selesai mandi, aku keluar dari dalam kamar mandi mengenakan pakaian mandi ku dan melihat Aisha. Dia masih tertidur dengan nyenyak. Aku mengganti pakaian ku dengan piyama dan berbaring di sisinya. Aroma tubuhnya sangat menenangkan seperti bunga mawar.
Kemudian aku menyadari bahwa tubuhnya mulai gemetar karena kesakitan. Tapi sebelum pergi, aku sudah mengatakan kepada pelayan yang bernama Poppy itu untuk mengobati luka nya.
'Jadi, apakah ini mungkin karena datang bulannya itu?' pikirku dalam hati.
Aku tidak tahu apa yang terjadi kepadaku. Tai setelah melihat rasa sakit yang dia rasakan itu karena datang bulannya, akupun langsung menelpon Poppy.
Ponsel Poppy berdering, tapi dia tidak menjawab panggilan dariku. Aku rasa dia sudah tertidur karena sekarang sudah jam 01.00 dinihari. Tapi aku tetap mencoba untuk meneleponnya, dan kali ini dia menjawab panggilan dariku.
"Halo Poppy." Ucapku.
"Maaf Tuan karena tidak menjawab panggilan anda. Tadi saya telah tertidur." Balas Poppy.
"Tidak apa-apa, hanya katakan saja kepadaku apa yang bisa kulakukan untuk mengurangi rasa sakit dari datang bulan?" Tanyaku kepada Poppy.
"Apa Tuan?" Tanya Poppy terdengar tidak percaya dengan apa yang aku katakan.
"Apa kau ingin aku untuk mengulang ucapanku lagi?" Ucap ku kepada Poppy.
"Tidak Tuan, maafkan saya." Balas Poppy dengan suara yang ketakutan.
"Kalau begitu sekarang katakan kepadaku." Ucapku dengan tegas padanya.
"Baik Tuan, panaskan air dan masukkan air hangat itu ke dalam kantung air hangat. Setelah itu, taruhlah kantung air hangat itu di atas perut Nyonya. Hal itu akan mengurangi rasa sakit yang dirasakan Nyonya." Ucap Poppy.
"Baiklah." Balasku.
Aku lalu pergi ke dapur dengan cepat dan segera menyiapkan kantung air hangat itu. Aku mulai berjalan ke arah kamar. Aku melihat Aisha tampak gemetar karena rasa sakit. Aku segera mendekat ke arahnya dan duduk disampingnya. Dia tidak sadar tapi tubuhnya tetap gemetar.
Aku lalu mengangkat pakaiannya dan menaruh kantung air hangat itu di perutnya.
Setelah beberapa saat dia pun terlihat tampak tenang dan nyaman. Aku lalu berbaring di sampingnya dan mulai mengusap lembut kepalanya.
Dia tiba-tiba berbalik dan mendekat ke arahku. Aku bisa merasakan nafasnya yang hangat. Kemudian dia memegang tanganku dengan erat. Dia menjadi semakin dekat denganku sekarang, bahkan sekarang dia berada dalam pelukanku. Jantungku mulai berdetak sangat kencang. Aroma tubuhnya seperti bunga mawar dan itu benar-benar membuatku menggila.
Aku pun berkata kepada diriku sendiri.
"Dalam kehidupan ini Aisha Sajida Akbar, hanyalah milikku satu-satunya dan tidak ada seorangpun yang bisa mengambilnya dariku bahkan Tuhan juga tidak bisa."
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments