Sore harinya....
Aisha belum juga sadarkan diri. Para pelayan terus bergantian menjaga dirinya. Sementara itu Ali baru keluar dari dalam ruang kerjanya menuju ruang tamu. Dia bertemu dengan seorang pelayan yang baru saja keluar dari dalam kamar Aisha.
"Apa kau sudah memberikan dia makan?" Tanya Ali kepada pelayan itu.
"Nyonya belum bangun juga Tuan." Balas pelayan itu.
"Baiklah, siapkan saja makanan. Aku sendiri yang akan memberikannya." Ucap Ali.
Setelah 5 menit, pelayan datang dengan membawa nampan berisi makanan.
Ali lalu mengambil makanan itu dari tangan pelayan. Dia lalu berjalan ke arah kamar Aisha.
"Argh... Kepalaku sakit sekali." Ucap Aisha dan mencoba untuk duduk.
"Kau sudah bangun! Bagus, sekarang makanlah sesuatu. Kau begitu lemah." Ucap Ali.
"Apa yang kau mau? Kenapa kau ada di sini?" Ucap Aisha bertanya saat dia melihat monster yang sama yang merusak hidupnya.
"Aku di sini untuk memberimu makan." Ucap Ali seraya menaruh nampan berisi makanan itu di atas meja.
"Aku tidak mau makan." Ucap Aisha menolak secara langsung dan memalingkan wajahnya ke arah lainnya.
"Jangan menunjukkan kepadaku sikap seperti itu dan makan ini." Ucap Ali dengan tegas.
"Aku sudah mengatakan kepadamu bahwa aku tidak lapar." Ucap Aisha lagi.
"Aku tidak peduli jika kau lapar atau tidak. Aku mengatakan kepadamu untuk makan, maka cepatlah makan. Jangan membuat aku mengulang ucapanku lagi." Ucap Ali dengan tatapan mematikan yang membuat Aisha menjadi begitu ketakutan.
Aisha lalu mulai menyantap makanan itu dalam diam. Setelah meminum obat, dia pun kembali tertidur. Aisha tidak bisa bernegosiasi apapun dengan Ali. Ali bahkan tidak membiarkannya keluar rumah semenjak dia pulang dari pesta itu.
Aisha tidak tahu kenapa Ali melakukan hal itu kepadanya. Ali adalah suaminya tapi Aisha merasa bahwa Ali begitu jahat kepadanya dan bahkan bukan seperti suaminya sendiri. Kemarahan di mata Ali cukup untuk membuat Aisha ketakutan.
Aisha menjadi begitu takut setiap kali Ali menatapnya dengan tajam. Dia pun berpikir apa yang seharusnya dia lakukan sekarang.
Di sisi lain Ali tampak terus saja merasa bingung dengan dirinya sendiri.
'Kenapa hatiku merasa terluka saat aku melihat dia dalam kondisi seperti itu? Apakah aku mencintainya? Tidak... aku tidak bisa mencintainya. Dia hanyalah putri dari musuhku dan aku akan membalaskan dendam ku kepadanya untuk apapun yang sudah dilakukan Papanya.' ucap Ali dalam hati.
...----------------...
Selama satu minggu penuh Ali tidak mengizinkan Aisha untuk melakukan pekerjaan apapun. Aisha tidak tahu apa yang terjadi kepada Ali. Ali juga mulai berhenti membawa wanita pulang ke rumah seperti biasanya.
Di sisi lain Ali sendiri terus saja bingung dengan apa yang salah dengan dirinya. Setelah malam penyiksaan yang dia lakukan pada Aisha saat itu, kapanpun dia mencoba untuk menyentuh wanita lain, dia merasa bahwa dia tengah mencium aroma tubuh Aisha, bagaimana lembutnya tubuh Aisha dan semua hal tentang Aisha yang membuat hatinya luluh.
Setelah satu minggu berlalu, Ali pun pergi menemui Aisha untuk mengatakan bahwa dia akan pergi dari rumah untuk melakukan perjalanan bisnis.
"Aku akan pergi besok untuk melakukan perjalanan bisnis." Ucap Ali pada Aisha.
"Hmmm...." Balas Aisha singkat.
Aisha benar-benar malas untuk berdebat dengan Ali. Jadi dia hanya terus mengatakan iya dengan setiap apapun yang diucapkan Ali, karena tidak akan ada gunanya jika dia menolak. Ali pasti akan tetap bisa memaksanya dengan cara menyiksanya.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments